Sejarah   2020/03/11 22:08 WIB

Peti Mati Firaun Berumur 3.500 Tahun Ditemukan

Peti Mati Firaun Berumur 3.500 Tahun Ditemukan

SEJARAH - Peneliti dari Institut Arkeologi Universitas Warsawa menjelajahi celah yang dipenuhi puing-puing di sekitar Kuil Hatshepsut di Deir el-Bahari, Mesir, ketika mereka menemukan sebuah peti batu.

Para arkeolog Polandia itu menemukan peti berusia hampir 3.500 tahun di bawah puing-puing batu dekat kuil wanita Firaun Hatshepsut di Mesir. Selain menemukan peti, mereka juga menemukan bungkusan yang keduanya ditempatkan di dalam rongga di batu. Penjelajahan ini dipimpin oleh Profesor Andrzej Niwinski.

Peti itu panjangnya sekitar 40 cm dan hanya sedikit lebih pendek dari itu. Peti itu tersembunyi sempurna tampak seperti balok batu biasa. Hanya setelah dicermati lebih dekat, ternyata itu sebuah peti, ucap Profesor Niwinski dilansir di Poland In, Rabu (11/3).

Beberapa barang terbungkus linen ditemukan di dalam wadah batu. Bungkusan pertama berisi kerangka seekor angsa, yang telah dikorbankan, sedangkan yang kedua menyembunyikan telur angsa. Bundel ketiga berisi peti mati kayu yang berisi telur yang dibungkus kanvas, kemungkinan besar dari sebuah ibis.

Di sebelah peti batu ada bungkusan lain ditemukan. Kali ini bungkusan itu menyembunyikan sebuah kotak kayu kecil yang juga berisi bungkusan lain. Di dalamnya, kotak faience berbentuk kuil dengan nama Firaun Thutmose II tertulis di atasnya dalam hieroglif.

Menurut Profesor Niwinski, benda-benda yang dimasukkan ke dalam kotak adalah singgungan pada judul dan nama Thutmose II. Arkeolog mengatakan bahwa Thutmose II adalah suami dari Ratu Hatshepsut yang terkenal. Dia dinobatkan pada usia 13 dan memerintah selama tiga tahun sampai kematiannya.

Profesor Niwinski memiliki harapan tinggi untuk menemukan makam Firaun di dekat tempat di mana peti itu ditemukan. Uang jaminan kerajaan menyiratkan bahwa sebuah kuil atau makam didirikan untuk raja di sini. Dan karena kita berada di tengah-tengah pemakaman kerajaan, tidak ada keraguan bahwa itu pasti sebuah makam. Penemuan awal ini menunjukkan bahwa kita sedang dalam proses menemukan makam, papar arkeolog tersebut.

Misi arkeologis Polandia pertama ke Mesir dipimpin oleh bapak pendiri Arkeologi Mediterania Polandia Kazimierz Michalowski dan dilaksanakan di Edfu pada tahun 1937. Kazimierz Michalowski dan para arkeolognya atas permintaan menteri kebudayaan Mesir, juga meluncurkan pekerjaan rekonstruksi di kuil Ratu Hatshepsut pada tahun 1961.

Pada tahun 1968, para insinyur dari State Studios for Conservation of Cultural Property bergabung dengan para arkeolog untuk melakukan konstruksi, pengerjaan restorasi di kuil. Ketika dalam misi tersebut, Profesor Michalowski menemukan kuil penguburan Thutmose III yang sebelumnya tidak dikenal.

Akibatnya, sebagian besar pekerjaan eksplorasi dipindahkan ke situs ini. Kuil itu unik karena lokasi dan tata letaknya yang berbeda dari bangunan sakral lainnya di zaman Kerajaan Baru. Pekerjaan dilanjutkan sampai tahun 1972. (*)

Tags : -,