JAKARTA -- Pelatihan Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) yang digelar Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa memasuki hari terakhir.
Kepada para peserta perwakilan 12 sekolah di Lombok Utara, Staf Pengurangan Resiko Bencana (PRB) DMC Dompet Dhuafa, Tri Febriani, sampaikan pentingnya simulasi mitigasi gempa secara berkala di sekolah.
Kalau bisa sebulan sekali atau maksimal tiga bulan sekali untuk simulasi mitigasi gempa. Supaya kesiapsiagaan ini menjadi kebiasaan untuk para siswa, ujar Tri dikutip dari laman resmi Dompet Dhuafa, Senin (10/2).
Ia menyebut dengan membiasakan melakukan simulasi mitigasi gempa, hal-hal ini nantinya tidak lagi menjadi hal yang asing bagi anak-anak. Ia juga mengingatkan jika tidak bisa dimungkiri potensi terbesar di Lombok masih gempa bumi.
Pada pelatihan di hari terakhir tersebut, para guru peserta membimbing langsung siswa-siswi Mts Tarbiyatul Islamiyah melakukan simulasi saat terjadi gempa. Simulasi dimulai dengan membunyikan sirine penanda gempa bumi terjadi.
Guru yang tengah berada di kelas kemudian membimbing siswa melakukan upaya awal dengan merunduk di bawah meja, sembari melindungi kepala dan tengkuk menggunakan tangan. Setelah gempa berhenti, siswa-siswi diarahkan dengan tertib menuju lapangan terbuka.
Melalui simulasi tersebut, peran guru bisa dimaksimalkan. Siapa guru yang bertugas mengecek jumlah siswa, yang menenangkan orang tua siswa, yang memastikan siswa dijemput orang tuanya dan banyak hal lainnya. Selain itu, tentunya membuat warga sekolah familiar pada jalur evakuasi sekolah, ujar Tri.��(*)
Tags : -,