Headline Sosial   2025/10/29 17:37 WIB

12 Pemikir Dunia Hadir di AICIS+ 2025, Kupas Ekoteologi dan Teknologi Masa Depan

12 Pemikir Dunia Hadir di AICIS+ 2025, Kupas Ekoteologi dan Teknologi Masa Depan
Kegiatan kick-off AICIS+ 2025 beberapa waktu lalu.

AICIS+ menjadi momentum untuk meneguhkan peran Islam dalam sains dan kemanusiaan.

DEPOK — Konferensi Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025 resmi dibuka di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Rabu (29/10/2025).

Acara yang digelar bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) ini menghadirkan 12 cendekiawan dunia dari delapan negara untuk membahas masa depan Islam, teknologi, dan peradaban global.

Mengangkat tema “Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan”, AICIS+ 2025 berlangsung hingga 31 Oktober. Forum ini menjadi ruang pertemuan gagasan lintas disiplin untuk mencari solusi atas tantangan global seperti krisis ekologi, disrupsi teknologi, dan ketimpangan sosial.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof Amien Suyitno menegaskan, AICIS+ merupakan momentum strategis untuk meneguhkan peran Islam dalam sains dan kemanusiaan.

“Kementerian Agama berkomitmen menjadikan AICIS+ bukan sekadar forum ilmiah, tetapi wadah pertemuan gagasan antara tradisi keilmuan Islam dan inovasi global. Inilah wajah Islam Indonesia yang moderat, terbuka, dan solutif,” ujar dia.

Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag, Prof Sahiron menjelaskan, konferensi ini memperluas cakrawala berpikir akademisi Muslim.

"AICIS+ 2025 memperluas horizon berpikir akademisi kita. Ini adalah ruang di mana para ilmuwan muslim dan non-muslim berdialog secara setara untuk membangun dunia yang berkeadilan, berkelanjutan, dan beradab,”ujar dia.

Rektor UIII Prof Jamhari menambahkan, AICIS+ juga menjadi tonggak baru perkembangan studi Islam global. "Kehadiran para akademisi internasional memperkuat posisi UIII sebagai pusat dialog Islam dan ilmu pengetahuan di tingkat dunia,” jelas dia.

ua pembicara kunci AICIS+ 2025 adalah Prof Farish A Noor (Malaysia–UIII), sejarawan dan ilmuwan politik terkemuka, serta Prof Shahram Akbarzadeh (Deakin University, Australia), pakar politik Timur Tengah dan Asia Tengah. 

Konferensi menghadirkan dua sesi pleno utama. Sesi pertama membahas "Perspektif Dekolonial: Hukum Islam dan Ekoteologi untuk Pembangunan Perdamaian dan Keberlanjutan Lingkungan", dengan pembicara dari Indonesia, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sesi kedua bertajuk "Transformasi Dunia Muslim: Industri Inovatif, Kesehatan Masyarakat Adaptif, dan Teknologi Disruptif di Masa Krisis Kemanusiaan", menghadirkan akademisi dari Malaysia, Singapura, Australia, dan Prancis.

Dalam sesi khusus, Prof Meiwita Paulina Budiharsana dari Universitas Indonesia (UI) membahas etika dan inovasi kesehatan masyarakat di dunia Muslim.

Ketua Steering Committee AICIS+ 2025 Prof Amsal Bakhtiar menilai forum ini unik karena mempertemukan tradisi keilmuan Timur dan Barat. “Dialog antara iman, ilmu, dan masa depan manusia menjadi semangat utama AICIS+. Di sinilah Islam berperan aktif menjawab tantangan global,” ujar dia. 

Sementara Ketua Organizing Committee, Chaider Bamualim menambahkan, AICIS+ 2025 dirancang untuk merespons dinamika zaman. “Dari disrupsi teknologi hingga krisis ekologi, AICIS+ menghadirkan pendekatan multidisipliner untuk mencari solusi yang manusiawi dan berkelanjutan,” kata dia.

Sebagai bagian dari semangat kolaborasi ilmu dan masyarakat, AICIS+ 2025 juga menampilkan "Science and Education Expo" serta "Halal and International Culinary Expo" di Plaza Tiga Pilar, Kampus UIII.

Kegiatan ini menghadirkan pameran sains dan pendidikan, produk halal, kuliner internasional, talkshow, bedah buku, hingga penampilan seni madrasah. Acaranya dibuka dengan penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan.

Dua buku yang dibedah dalam acara tersebut antara lain “Gender Equality Argument: A Quranic Perspective” karya Prof Nasaruddin Umar, dan "Elections in Southeast Asia: Prospects for Freedom, Civil Society, and Protection of Human Rights” karya Prof Farish A. Noor.

Selama dua hari, expo menampilkan Science Talkshow, kuliah populer, diskusi “How to Publish in Scopus”, hingga Showcase Produk Halal di Perpustakaan Jusuf Kalla UIII.

“Kami ingin masyarakat luas merasakan atmosfer AICIS+ secara langsung. Mulai dari kuliner halal, pameran sains, hingga seni madrasah. Semuanya mencerminkan wajah Islam yang progresif, kreatif, dan inklusif," jelas Chaider.

Tags : AICIS 2025, konferensi aicis, konferensi islam, universitas internasional islam indonesia, prof sahiron, aicis+,