SELURUH siswa tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Tingkat Lanjutan Atas (SLTA/SMA) sederejat memulai semester baru hari ini untuk belajar dirumah.
Lewat surat edaran, memutuskan para siswa belajar dari rumah. Surat edaran berdasarkan keputusan Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi yang disampaikan instruksi belajar di rumah berlaku selama 19 Mei 2020. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan angka pasien yang terpapar Corona atau COVID-19.
Para orangtua murid mengaku, kebijakan itu membuatnya tenang. Bisa lihat anak di rumah. Orangtua tahunya cuma nganter sampai gerbang. Di kelas tahu-tahu ada yang batuk, kemudian sakit, gimana? Takut juga, kata Reni. Masker dan cairan pembersih tangan sejak awal Maret menjadi laku keras. Dua benda tersebut dicari-cari untuk mencegah terdampak Corona.
Meski meminimalisasi potensi penyebaran, belajar di rumah juga ada dampak negatifnya. Guru memberikan tugas secara online. Komunikasi juga jadi hanya satu arah. Guru bisa memberikan tugas berupa esai. Tugas tersebut dikirimkan dalam bentuk file Microsoft Word lewat WhatsApp.
Riau bukan satu-satunya provinsi yang menerapkan sistem belajar di rumah. Imbauan belajar di rumah juga diterapkan para Bupati dan Walikota. Otomatis, semua sekolah mulai dari TK/TPA, SD, SMP, SMA di Riau kosong. Yang perlu diperhatikan strategi belajar di rumah, menurut, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo, sudah tepat, setidaknya dari sisi kesehatan. Namun untuk efektivitas pembelajaran, ia menilai perlu ada yang dipersiapkan sekolah dan guru guru.
Menurutnya guru harus proaktif dan kreatif agar bisa menggelar kegiatan belajar-mengajar sama efektifnya dengan tatap muka. Strateginya harus dipetakan oleh bapak dan ibu guru. Maka itulah yang kemudian diserahkan dalam bentuk soal saja, dari hasil pengamatan itu artinya untuk mengejar target kurikulum. Kata Heru Purnomo, ini adalah home learning yang selama ini ada di dalam kelas reguler karena kondisi darurat.
Hal senada juga dikatakan salah satu rekan Neil Ihsan B.Eng M.Eng, Magister Teknik Material (Kimia) Jepang ini. Orangtua pun bisa ikut memantau si anak belajar di rumah. Belajar di rumah itu bukan libur, bukan berarti enggak ada aktivitas literasi. Tetap belajar dengan target yang sudah ada di kurikulum, terang dia.
Dalam bincang-bincangnya menyikapi tantangan kebijakan ini yang juga diterapkan di daerah dengan infrastruktur internet dan teknologi yang kurang memadai seperti di desa-desa, diakuinya, sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini akan mengalami kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi pembelajaran. Hal serupa berlaku bagi peserta didik yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan internet. Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah memberikan pekerjaan rumah banyak kepada peserta didik, meskipun metode ini tidak semaksimal online learning, dan disetor saat kelas tatap muka kembali digelar. Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan adalah, para siswa juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam, misalnya matematika.
Sekolah di Rumah Dibantu Google hingga Microsoft
Kebijakan belajar di rumah selama dua pekan ke depan akan dibantu oleh sejumlah pihak agar siswa tetap dapat belajar secara daring. Di sini keaktifan di setiap sekolah, keaktifan dari guru menjadi hal yang penting kalau itu tidak bisa online, tetapi jangan sampai harapkan, pelajar diliburkan tetapi justru malah bermain ke warnet, ke tempat-tempat yang banyak kerumunan, mengutip yang disebutkan Presiden RI Joko widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).
Jokowi juga mengaku, pemerintah mulai menerapkan kebijakan belajar online setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meminta bantuan agar pendidikan digital berjalan gratis. Ia mengatakan, kebijakan belajar di rumah akan dibantu dari penyedia layanan belajar daring dair Ruangguru, Zenius, Google, Microsoft, Quipper, Sekolahmu hingga Kelas Pintar agar siswa tetap belajar di rumah. Kita ingin mengajak agar guru juga mengarahkan ke sana dalam dua minggu ke depan. Sehingga betul-betul belajar dari rumah ini bisa efektif.
Menurut Presiden dalam rapat kabinet digelar secara daring melalui video konferensi di Istana Kepresidenan Jakarta telah memutuskan meliburkan sekolah yang diyakin mengurangi banyak sekali mobilitas para pelajar, mahasiswa dan mengurangi penyebaran COVID-19. Presiden Jokowi sebelumnya meminta secara khusus kepada Mendikbud untuk memperhatikan kebijakan belajar di sekolah. Hal itu berkaitan dalam pencegahan penanganan COVID-19.
Tags : -,