JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menilai pemerintah belum perlu mengambil keputusan penutupan akses wilayah (lockdown) di tengah pandemi virus corona atau covid-19.
Pemerintah berjanji terus mengkaji kemungkinan lockdown yang tengah mengemuka di masyarakat. Saya pikir belum sampai ke kondisi itu, pemerintah lihat aspek-aspeknya, semua sudut, ujar Luhut, dilansir CNN Indonesia, Rabu (18/3).
Menurut Luhut, pemerintah masih fokus menerapkan kebijakan pembatasan interaksi sosial (social distancing) untuk mencegah penyebaran virus corona. Namun, ia meminta masyarakat turut mendukung imbauan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.
Caranya, dengan benar-benar disiplin menerapkan social distancing. Begitu pula bila ada masyarakat yang memiliki gejala corona, maka diharapkan segera melapor ke rumah sakit dan dinas kesehatan terdekat.
Publik harus perhatikan ini, jangan mepet-mepet yang bisa menyebabkan penyebaran Covid-19. Kami juga sedang susun kontigensi dengan MUI, katolik, protestan agar perayaan keagamaan dari sekarang sampai Mei untuk dipelajari, katanya.
Kendati tidak mengambil keputusan lockdown, namun Luhut mengaku tidak ingin pula penyebaran virus corona menjadi masif seperti yang terjadi di Italia. Saat ini, Italia menjadi negara kedua dengan jumlah kasus positif virus corona terbanyak di dunia mencapai 31 ribu. Ini sudah dialami oleh banyak negara, tapi saya berdoa betul jangan sampai seperti Italia, imbuhnya.
Di sisi lain, Luhut juga menilai pemerintah tidak perlu melakukan lockdown di pasar keuangan, meski kinerja bursa saham terus anjlok dari hari ke hari. Hal ini berbanding terbalik dengan kebijakan penutupan pasar saham di Manila, Filipina.
Kalau itu kami belum terpikir untuk lockdown, biarkan saja, kan sudah ada regulasinya kalau turun sampai 5 persen langsung suspend, tidak perlu heboh soal itu. Yang penting kami komunikasi ke presiden, sehingga presiden dapat informasi akurat sebelum ambil keputusan, jelasnya.
Penyebaran virus corona terus meluas dari waktu ke waktu. Berdasarkan data penyebaran yang dihimpun John Hopkins University, virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu sudah mencapai 201.530 kasus di seluruh dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 8.007 orang meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh sebanyak 82.034 orang. (*)
Tags : -,