PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Pihak produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) PT Tunggal Perkasa Plantation (TPP) menegaskan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan meskipun kinerja perusahaan ini ikut terpengaruh oleh Covid-19 namun manajemen fokus melakukan efisiensi produksi.
Humas TPP, Hadi Sukoco menerangkan dalam jangka pendek tidak akan ada PHK meskipun kinerja perusahaan juga ikut terpukul. Saya merasa jangka pendek tidak ada pengurangan, yang kita lakukan efisiensi dengan hati-hati, kata Hadi Sukoco, saat dikonfirmasi lewat WhatsApp (WA), Minggu (12/4/2020).
Hadi menjelaskan, saat ini TPP yang berbasis di Air Molek, Indragiri Hulu (Inhu) mempekerjakan sekitar 2.800 karyawan masih memproduksi CPO dan tetap menerapkan strategi efisiensi dengan melakukan digitalisasi di pabrik, misal, tentang hasil produksi bisa dit-tracking dengan gadget, kata Hadi.
Soal perusahaan yang tetap melakukan efisiensi, pihaknya juga akan tetap menjaga perawatan (maintenance) alat-alat yang dikelola perseroan, namun sefti perusahaan juga melakukan kalkulasi ulang terhadap jumlah karyawan.
Perusahaan, diakuinya tetap menyesuaikan jam operasional pabrik dalam 1-2 bulan ke depan guna bertahan dari pandemi virus korona (Covid-19), hal ini terkait tentang produksi. Pengurangan jumlah karyawan tidak ada, begitupun tentang penutupan pabrik sawit belum ada. Sejauh ini TPP untuk menjalankan produksi menggunakan buah dari dalam hasil internal sendiri, ujarnya.
Menurut dia, selain terus menjalankan protokol melawan Covid-19 di semua lini, TPP tetap melakukan efisiensi mengatur kembali rencana cash flow, termasuk merealokasi peruntukan dengan merevisi prioritas bujet untuk dapat bertahan dalam kondisi seperti saat ini.
Perusahaan ini kabarnya juga menyiapkan beberapa skenario alternatif krisis (stress test) dan solusinya sekaligus meninjau ulang mana yang tetap harus berjalan dan mana yang bisa ditunda. Industri sawit itu belum melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Sebaliknya, TPP masih memperjuangkan agar para pekerja, baik yang di kebun dan di pabrik mendapatkan tunjangan tambahan untuk kelompok yang dipandang lemah dan rentan terhadap krisis. Prinsipnya, PHK adalah pilihan terakhir. Saya belum mendengar industri berencana melakukan PHK, tegas dia.
Dia juga mengapresiasi stimulus pemerintah yang bertujuan meringankan beban karyawan. Namun, dia merasa stimulus ini tidak merata. Contohnya, tunjangan PPh 21 perusahaan yang masih memakai bentuk manajemen satu atap, yakni pabrik dan kebun. Walaupun pandemin Covid-19 yang kini sedang mewabah, perusahaan mesih menyalurkan insentif lain yang merupakan bantuan strategi perusahaan. Strategi perusahaan saat ini juga menerapkan dengan meniadakan dinas luar dan melakukan efisiensi disemua bagian, ungkapnya. (rp.sdp/*)
Tags : -,