Hukrim   2020/04/16 13:43 WIB

Virus Corona: Sejumlah Kedai Kopi dan Kafe Tutup Sementara

Virus Corona: Sejumlah Kedai Kopi dan Kafe Tutup Sementara

Setelah mal, hotel, dan tempat wisata banyak yang tutup, kini kafe dan kedai kopi di Kota Pekanbaru juga mulai menyusul menutup operasional untuk sementara

class=wp-image-21031

enutupan tersebut serentak dilakukan sejak awal April 2020. Selain sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, penutupan operasional kafe dan kedai kopi ini juga dipicu oleh sepinya pengunjung dan penurunan omzet secara drastis.

Guna menutupi kerugian tersebut, pihak kafe dan kedai kopi akhirnya memilih untuk menghentikan operasional mereka secara sementara, sampai kondisi di Kota Pekanbaru kembali normal seperti semula.

Kedai kopi dibilangan jalan Tuanku Tambusai Kota Pekanbaru yang telah menutup operasional mereka begitu juga Kedai kopi yang berlokasi di Jalan Setia Budi juga telah menutupnya sejak Rabu (1/4/2020).

Raja Koffie dibilangan Jalan Arifin Achmad juga menutup operasionalnya, Iwan salah satu karyawannya bercerita, pemilik sepakat menutup sementara kedainya setelah mengalami penurunan omzet yang sangat drastis pada akhir Maret lalu.

Sampai akhirnya di April ini harus tutup daripada bakalan rugi, kan lebih baik kita mengurangi kerugian sampai kondisinya kembali stabil lagi, katanya, Jumat (17/4/2020).

Begitu juga Kaffe Kong Jie, Usman pemilik bercerita menutup usahanya sudah dua minggu terakhir. Hal ini, dipicu oleh sepinya pengunjung yang mulai terjadi sejak pertengahan Maret lalu. Di saat pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan untuk melakukan social distancing. Ada penurunan, minggu ketiga bulan Maret. Tapi minggu ketiga itu belun terlalu signifikan penurunannya turunnya sekitar 30%. Puncak penurunan itu di minggu ke-4 bulan Maret, ujar Usman.

Menurutnya, pengunjung Koffie Kong Jie anjlok hingga 50% dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Selama menutup operasionalnya, karyawannya dirumahkan sementara dan tidak mendapatkan gaji pokok. Namun, ungkap Usman, sebagai bentuk tanggung jawab kepada para pegawai, pihaknya tetap memberikan tunjangan berupa uang dan bahan pokok pada pekerjanya.

Kasian juga kalau mereka dirumahkan terus gak ada penghasilan, kan mereka juga pasti ada kebutuhan. Saya tetap menyebutnya sebagai tunjangan untuk mereka, ungkap mantan Pejabat Bappeda Pekanbaru ini. Pada saat masih beroperasi, tambahnya, sebenarnya Kong Jie sudah melakukan sejumlah strategi untuk memangkas pengeluaran. Di antaranya, dengan cara mengurangi jam kerja barista dan merubah jam operasional kedai.

Leber Kooffe juga menutup usahanya. Otomatis penutupan ini ngurangin pendapatan karyawan juga. Jadi gaji kami gak full kayak biasanya gitu, ungkap Irwan, salah satu karyawannya. Tapi menurutnya, bosnya dinilai tidak berhasil untuk memangkas kerugian Koffe. Saat ini, upaya lain Jeber Koffe membuka pemasanan melalui home delivery. Meskipun menutup operasional kedai, kata Irwan, bahwa Jeber Koffie tetap menerima pemesanan secara online melalui tempat tinggalnya.

Hal ini dipilih sebagai cara paling efektif untuk mendapatkan penghasilan, sebutnya.

Senada dengan itu, kisah serupa datang dari Sutri salah satu karyawan Kedai kopi Bengkalis dibilangan Jalan Sukarno Hatta. Kedai kopi ini biasanya selalu ramai pengunjung kini sudah menghentikan operasional mereka pada Jumat (17/4/2020).

Sutri mengungkapkan, rencananya kedai kopinya akan beroperasi kembali pada 17 April ini. Namun, pemko telah mengubah status kota menjadi Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat kondisi belum juga stabil. Belum tau kira-kira akan beroperasi kembali tanggal berapa, tapi bos kita melihat kondisi dulu, ungkapnya.

Kedai kopi yang selama ini tetap buka sebelum diberlakukannya PSBB kini terpaksa harus meghentikan operasional mereka karena penurunan keadaan semakin tak stabil. Menurutnya, semenjak wabah virus corona merebak, setiap harinya jumlah pengunjung yang datang bisa dihitung jari. Penggunjung pun berkurang dalam 1 hari hanya beberapa orang yang datang. Itu sangat berpengaruh terhadap penurunan omset, terang Sutri.

Dia menuturkan bahwa puncak penurunan pengunjung itu terjadi di akhir Maret. Pada saat seruan social distancing mulai diterapkan oleh warga Kota Pekanbaru. Hal ini membuat kerugian yang didapat pengelola kaffe dan kedai kopi selama wabah berlangsung. (rp.sul/*)

Editor: Syamsul Bahri

Tags : -,