Pemerintah mengajak perangkat RT, RW, Lurah dan Camat ikut aktif perangi Covid-19, epidemi penyebaran virus corona bisa dilakukan penekanan dalam pengembang biakannya
emerintah mengklaim Covid-19 yang menjadi epidemi penyebaran virus corona di Riau bisa dilakukan penekanan dalam pengembang biakannya yang kini sangat pesat, untuk itu pemerintah melakukan support pada perangkat paling bawah mulai ditigkat Rukun Tangga (RT), Rukun Warga (RW), Lurah dan Kecamatan untuk aktif memerangi corona.
Data fluktuatif ini seiring banyaknya orang tanpa gejala dan warga yang bergerak di Riau 'masih sekitar 30-50%', meski penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kota Pekanbaru selama dua pekan terakhir telah menunjukkan hasil, namun pemprov menekankan masyarakat perlu tetap waspada puncak kasus yang diperkirakan akan terjadi akhir Mei atau awal Juni.
Sebelumnya, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi yang juga Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Riau, menyebut kasus positif Covid-19 di Riau belakangan mengalami perlambatan dan saat ini sudah mengalami flat akan tetapi fenomena kasus di lapangan justru tidak berkurang. Untuk itu Pemerintah Provinsi Riau perlu menuport perangkat mulai dari bawah dengan menyalurkan bantuan khusus sebesar Rp 100 juta untuk setiap Kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru guna percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Uang itu difungsikan untuk pendataan dan segala keperluan aparatur kelurahan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dana tersebut sudah kami kirim melalui kas daerah Kota Pekanbaru. Satu kelurahan dapat Rp 100 juta, kata Asisten III Setda Provinsi Riau, Syahrial Abdi, Kamis (30/4).
Jumlah total yang dikirim ke semua kelurahan di Pekanbaru yaitu Rp 8,3 miliar. Uang itu diberikan lantaran Kota Pekanbaru memberlakukan PSBB.
Bantuan khusus ini diberikan terlebih dahulu kepada Kota Pekanbaru dengan total Rp 8,3 Miliar. Karena Pekanbaru telah melaksanakan PSBB.
Selain itu pihak RT dan RW juga diharap bisa bekerja makasimal. Melalui tiap Kelurahan punya kemampuan dan daya yang kuat untuk mengkoordinasikan semua potensi dan dinamika yang ada di masyarakat. Melalui bantuan keuangan khusus ini, operasi lurah, kepala desa dan camat untuk memastikan penanganan Virus Corona bisa berjalan dengan baik, ungkap Syahrial.
Namun walaupun Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, Syamsuar menyebut kasus positif Covid-19 di Riau mengalami perlambatan ini diakibatkan karena PSBB yang telah berjalan dengan baik. Walikota telah melaporkan tentang hasil yang dicapai selama pelaksanaan PSBB, kata Syamsuar.
Dua pekan PSBB
Selama PSBB dua pekan terakhir, Pekanbaru menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak fisik dan sosial, serta mewajibkan perkantoran berhenti beraktifitas. Selama PSBB, usaha UMKM, dan tempat kerja berhenti ada juga yang tetap operasi mendapat peringatan dan teguran.
Mengutip seperti disebutkan Kepala Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Nuning Nuraini, mengungkapkan meski selama beberapa hari terakhir jumlah kasus Covid-19 mengalami perlambatan, namun menurutnya dengan tingkat kepatuhan warga yang belum sempurna, kemungkinan puncak kasus Covid-19 baru akan terjadi pada akhir Mei atau awal Juni.
Harus sangat hati-hati untuk menyimpulkan apakah sudah turun, apakah kita sudah sempat sampai puncak, atau sekarang turun, kalau dari kajian kami rasanya memang ada dampak dari physical-social distancing dan juga PSBB, tetapi belum cukup signifikan untuk menekan reproduksi dasar sampai dibawah 1, kata dia.
Tingkat dengan nilai 1 berarti 1 orang dapat menularkan penyakit tersebut pada 1 orang lain. Semakin tinggi angka ini, semakin banyak infeksi dari satu kasus. Jadi, untuk mengakhiri penyebaran, jumlah ini harus turun di bawah 1. Nuning bersama tim SimcovID yang terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi menyiapkan beberapa skenario kapan puncak kasus Covid-19 dengan pemberlakuan PSBB.
Jika masyarakat lebih patuh, pemerintah lebih serius suntuk menegakkan aturan, kontaknya lebih ditekan, maka bulan Juni beberapa kota sudah bisa berada di akhir pandemi. Tapi dengan catatan yang bergerak hanya 10%, kata dia.
Namun menurutnya, sekitar 30-50% penduduk masih melakukan kontak hingga kini. Artinya bahwa kalau proyeksi angka kontak yang sekian ini kita hitung ke depan, puncak baru ada di akhir Mei, awal Juni. Itu baru puncak, selesainya bisa lebih lama lagi, jelas Ninung.
Sementara, pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengungkapkan perlambatan kasus Covid-19 selama lima hari terakhir dan pelonjakan kasus yang terjadi pada Selasa (28/04) bukan serta merta dampak langsung dari PSBB, melainkan disebabkan faktor lain, seperti misalnya kurangnya ketersediaan reagen untuk pemeriksaan Covid-19 di laboratorium. Dengan reagen yang kurang, berarti kemampuan deteksi akan berkurang, kata dia.
Kalau dilaksanakan PSBB, pasti transmisinya berkurang, kemungkinan kasus riil juga akan berkurang, tapi apakah itu terdeteksi atau tidak terdeteksi, kita tidak tahu, kata dia.
Sementara contact tracing dan trimming movement atau PSBB masih menjadi jurus pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Dewan apresiasi bantuan pemperov
Ketua DPRD Kota Pekanbaru mengapresiasi atas Bantuan Keuangan (Bankue) yang dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi untuk percepatan penanganan wabah virus Corona di Kota Pekanbaru. Pemko Pekanbaru diminta lebih maksimal tangani Covid-19, kata Hamdani, Ketua DPRD Kota Pekanbaru.
Bantuan keuangan (Bankue) sebesar Rp8,3 miliar itu bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin untuk penanganan wabah corona atau Covid-19 di Kota Pekanbaru. Penggunaan anggaran juga dilakukan secara tranparan dan sesuai mekanismen dan aturan yang berlaku.
Anggaran tersebut bisa digunakan untuk menunjang setiap kegiatan yang dilakukan oleh Posko Kelurahan Siaga dan juga RW siaga yang memang dibentuk untuk penanganan Covid-19.
Kita (DPRD) sangat menyambut baik dan berterimakasih atas bantuan Pemprov ini, tentu dengan bantuan ini bisa untuk menunjang kinerja per Kelurahan di Pekanbaru untuk mengatasi Covid-19, sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Pekanbaru, Syoffaizal mengatakan, sudah ada sembilan kecamatan mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) pencairan Bankeu. Sudah sembilan kecamatan yang mengajukan berkas SPM. Bervariasi, ada yang lengkap ada yang tidak lengkap tapi sudah diperbaki, kata Syoffaizal.
Tiga kecamatan yang belum mengajukan, yakni Kecamatan Senapelan, Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Sukajadi. Kita minta pihak kecamatan yang belum mengajukan segera menyampaikan SPM ke BPKAD, kata Syoffaizal. (rp.san, ron, muf/*)
Editor: Surya Dharma
Tags : -,