Gerakan orang terus dibatasi baik nongkrong malam, berlibur atau sekedar kembali bekerja di kantor bahkan kembali sekolah dengan normal belum ada kepastian
arantina wilayah sangat vital untuk mencegah penyebaran virus corona. Meski begitu, kebijakan tersebut menimbulkan hambatan dan kesusahan yang besar bagi orang-orang di berbagai daerah di Riau. Terdapat berbagai keputusan yang harus dibuat pemerintah--kapan harus menetapkan kebijakan, larangan apa yang semestinya dicabut dan bagaimana menanggulangi pandemi. Pemerintah Kota juga telah memperpanjang pentapan PSBB, bahkan terakhir pemerintah juga memikirkan cara menyeimbangkan masyarakat yang secara jangka panjang terdampak wabah Covid-19 dengan memperkuat penjagaan diwilayah perbatasan pintu masuk ke Riau.
Sebagian pemerhati sosial menilai kondisi ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Persoalan ini tidak bakal tuntas dalam beberapa minggu ke depan. Pada dasarnya kita memiliki banyak opsi yang tidak bagus. Perubahan tidak akan terjadi dalam sehari, tapi segala sesuatunya mungkin terjadi, kata Fahrul Rangkuti, aktivis lingkungan Eka Nusa.
Kita tidak bisa dengan mudah kembali ke situasi normal setelah jumlah kasus Covid-19 mencapai puncak atau bahkan ketika kasus telah turun ke titik terendah. Jika PSBBdicabut, malah dikhawatirkan lonjakan kasus tidak akan terhindarkan.
Menurutnya, cara penyebaran virus ini pun sejak awal belum berubah: satu orang yang positif mengidap Covid-19, tanpa karantina wilayah, rata-rata akan menularkan penyakit itu ke tiga orang lainnya. Belum jelas seberapa besar atau sempit ruang gerak masyarakat di daerah ini pada pandemi ini, sebutnya.
Wilayah perbatasan diperkuat
Sementara Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi mengingatkan warganya untuk berhati-hati dan mewaspadai penyebaran virus Corona, dan fokus memperkuat wilayah perbatasan antara Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jambi.
Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jambi berbatasan langsung dengan Riau, jadi kita mesti mewaspadai virus corona apalagi warga tiga wilayah itu juga sudah ada yang terjangkit virus mematikan itu, kata syamsuar di Gedung Daerah Pekanbaru Sabtu (2/5/2020).
Syamsuar menyampaikan, bila bepergian ke luar negeri sebaiknya menggunakan masker serta cek kesehatan untuk mengantisipasi sebaran virus corona. Menurutnya, lebih baik lagi jika kita membatasi diri untuk pergi ke luar daerah Riau, sehingga tidak mudah terjangkit virus tersebut. Kalau bisa batasilah ke luar Riau apalagi bagi warga yang berada di perbatasan, kalau pun ke sana harus lebih berhati-hati gunakan masker, pinta Syamsuar.
Syamusar juga menyampaikan dirinya akan memperkuat gugus tugas terkait untuk langkah dalam mengantisipasi penyebaran virus corona ini. Tetapi warga di perbatasan untuk tidak terlalu panik menyikapi virus corona. Pemerintah sudah mengantisipasi penyebaran virus corona, sudah melaksanakan dan melakukan langkah-langkah sesuai edaran dari Menteri Kesehatan. Penyuluhan kesehatan tentang waspada virus corona yang melibatkan semua pihak di daerah perbatasan khususnya di Kecamatan sangat penting, jelasnya.
Termasuk etika batuk dan penggunaan masker dan meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona khususnya di pintu masuk perbatasan baik meningkatkan pengawasan terhadap alat angkut, orang dan barang dari luar daerah. meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak seperti Imigrasi, Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Bea Cukai, Karantina Pertanian, dan Karantina Ikan, di lingkungan pintu masuk ke Riau ini.
Menurutnya. sebagai upaya mencegah Covid-19 masuk ke wilayah Provinsi Riau, pada daerah perbatasan perlu dijaga ketat. Karena, provinsi tetangga, yakni Sumatra Barat dan Sumatra Utara memiliki catatan lebih banyak kasus corona sehingga rentan masuk ke Riau.
Provinsi tetangga Riau yakni Sumut dan Sumbar memiliki kasus Covid-19 lebih banyak dibanding Riau. Pak Kapolda dan Pak Indra Yovi (Juru bicara Covid-19 Riau) menyampaikan kita ini berbatasan langsung dengan beberapa provinsi yang sangat besar dampaknya (penyebaran covid-19,red) bagi Riau, kata Syamsuar.
Jumlah kasus Covid-19 yang lebih tinggi itu dikhawatirkan berdampak terhadap penyebaran Covid-19 di Bumi Lancang Kuning. Seperti Sumbar misalnya sudah di atas 100 kasus positif Covid-19. Lalu Sumut sudah di atas 100 kasusnya.
Dia mengaku telah berkoordinasi dengan Kapolda Riau, Danrem 031 Wirabima, dan instansi terkait lainnya untuk pengamanan di pos-pos perbatasan provinsi. Terhadap pos-pos pengamanan di daerah perbatasan akan dijaga ketat, sehingga kita harapkan penularan virus Corona tidak ada lagi di Riau ke depannya, pungkasnya.
Pentingnya posko diperbatasan
Akses pintu masuk ke Provinsi Riau mulai diperketat dengan membuat Posko pemeriksaan baik di lintas Provinsi Sumut, Sumbar dan Jambi provinsi tetangga, yang dijaga oleh petugas pemeriksaan kesehatan dan personil dari instansi terkait.
Selain Gubernur Riau, Syamsuar menyatakan bahwa proteksi ketat di wilayah perbatasan menjadi salah satu upaya untuk menyetop penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurutnya, semua kendaraan yang melintas wajib berhenti untuk diperiksa, penumpang dan sopirnya, termasuk masyarakat yang melintas batas provinsi tersebut, wajib dicek kesehatannya oleh aparat gabungan.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pengecekan suhu badan serta pengecekan kesehatan ringan lainnya, dan juga penyemprotan disinfektan. Selain itu, Gubernur Riau juga mengatakan, dengan adanya posko kesehatan di perbatasan, masyarakat diharapkan sadar akan pentingnya pengecekan kesehatan, terutama warga yang baru pulang dari perantauan. Dengan adanya posko dapat mencegah penularan Covid-19 melalui pemudik yang pulang kampung. Karena wilayah Riau merupakan jalur lintas Sumatra menuju, Padang, Medan, dan Jambi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution juga telah meninjau Posko Penanganan Covid-19 diperbatasan Provinsi Riau - Sumatera Barat (Sumbar). Peninjauan dilakukan bersama Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno. Wagubri mengatakan, hal ini sesuai dari arahan Gubernur Riau (Gubri) yang mengimbau masyarakat yang masuk dari Sumbar ke Riau untuk diperiksa kesehatannya. Posko pencegahan Covid-19 yang ada diperbatasan ini, difokuskan di setiap pintu masuk perbatasan di Provinsi Riau, katanya.
Edy mengharapkan, posko Covid-19 diperbatasan untuk berperan aktif dalam memeriksa setiap masyarakat yang masuk ke Provinsi Riau. Diharapkan dengan adanya posko ini, kita bisa memonitor, mendata, dan mengetahui siapa yang termasuk Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang berpotensi positif untuk cepat ditangani, tuturnya.
Dirinya juga mengimbau masyarakat untuk bersama membantu pemerintah dengan cara tidak ke luar rumah dan tidak mudik. Saya mengimbau masyarakat agar tetap di rumah, kalau tidak ada kepentingan lebih baik di rumah saja, hindari berkumpul, itu sudah termasuk membantu pemerintah, tegasnya.
Menurutnya, ada tiga pintu masuk Provinsi Riau dijaga ketat oleh Tim Gugus Covid-19 dengan mendirikan posko. Ke tiga posko didirikan, yang pertama posko perbatasan Provinsi Sumut, Jambi dan Sumbar. Posko-posko yang didirikan di pintu masuk perbatasan Provinsi guna dapat mendeteksi kedatangan orang dari luar yang akan masuk ke Provinsi Riau. Jadi setiap orang yang akan masuk ke Provinsi Riau kita lakukan penyemprotan cairan disinfektan, dan suhu tubuh penumpang dan sopir juga turut diperiksa oleh tim medis agar masuk ke Provinsi Riau dalam keadaan sehat, pungkasnya. (rp.sdp/*)
Tags : -,