Headline Sorotan   2020/05/12 20:26 WIB

Virus Corona: Pengurus Masjid Kehilangan Pemasukan Selama Ramadan

Virus Corona: Pengurus Masjid Kehilangan Pemasukan Selama Ramadan

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 menyebabkan masjid-masjid ditutup untuk umat dan salat berjemaah ditiadakan

class=wp-image-21179

i Kota Pekanbaru, aturan tersebut diperpanjang hingga 24 Mei. Hal ini antara lain berdampak langsung terhadap penghidupan para marbot [pengurus masjid]. Joko bin Wakidi adalah seorang marbot di Masjid Darul Amal di bilangan jalan Sukarno Hatta, Pekanbaru. Joko sudah 15 tahun bekerja di masjid itu.

Ia mengakui bahwa Ramadan tahun [1441 Hijriyah] ini adalah yang paling berat baginya yang juga bertugas sebagai muadzin dan khatib salat selama lima waktu. Semua orang juga dapat musibah. Ya, yang kerja di PHK, semua diistirahatkan, ya semuanya kan berkurang penghasilannya, otomatis di masjid gitu juga, ujar Joko, Senin (12/5/2020).

Sebagai marbot, ayah dari dua anak itu mengatakan ia diberi gaji Rp1 juta setiap bulan. Selebihnya, ia mengatakan pendapatannya berasal dari jamaah yang datang beribadah. Sebelum wabah merebak, Joko sebut ia bisa menerima sekitar Rp100.000 hingga Rp200.000 setiap minggu di luar gaji pokok.

Jumlah itu bisa meningkat masa Ramadan

Tahun-tahun sebelumnya kan ramai di sini, acara buka [puasa] ada, ada santunan-santunan. Sore acara buka Maghrib bersama, dan lebih dari 100 orang ada di sini tiap Maghrib, tutur pria berusia 40 tahun itu.

Ia menceritakan bagaimana keramaian itu sebelumnya turut membawa berkah tambahan. Biasanya kan abis salat tarawih dikasih honor sekian. Ya cukuplah untuk membeli makan sahur. Sekarang kan salat tarawih tidak dibolehkan. Sekarang tidak ada sama sekali, tambahnya.

Bulan Ramadan yang biasa membawa keceriaan kini berubah drastis bagi Joko dan keluarganya. Biasanya semua udah rapih. Anak-anak biasa hari-hari gini udah rapih, udah pada beli baju buat lebaran. Sejak masuk masa corona, (beda) dari tahun-tahun lalu. Istri saya sebelumnya sudah gak mikirin lagi buat lebaran. Sekarang belum (siap) sama sekali, kata dia.

class=wp-image-23244

Pandemi yang berkepanjangan juga menimbulkan kecemasan tentang masa depan keluarganya. Kendati demikian, Joko merasa bersyukur masih bisa bekerja dan mencari nafkah. Alhamdullilah ya sekarang, ya kita bersukur aja dikasih ini yah kita bersyukur. Ya abis mau gimana lagi? Karena ada wabah corona ini, jadinya kita harus maklum, katanya.

Marbot adalah satu dari sekian banyak profesi yang terdampak oleh pandemi Covid-19 di Kota Pekanbaru. Bahkan jutaan orang kini harus kehilangan pekerjaannya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jika pandemi Covid-19 berlansung sampai Agustus 2020, jumlah angka pengangguran di Riau sendiri akan semakin tinggi, yakni melampaui 4,8% hingga 5%.

'Syukuri saja yang ada'

Kisah serupa juga dialami Hendri, seorang marbot yang bekerja di Masjid Al-Ikhlas dibilangan Jalan Adi Sucipto Gang Ikhlas II. Pria berusia 31 tahun itu menerima gaji Rp1 juta setiap bulan untuk tugasnya merapikan dan membersihkan masjid. Masjid yang berada di tengah-tengah zona merah wabah itu sudah dikunci sejal awal April. Sehingga, pendapatan tambahan Hendri berpengaruh yang berasal dari sumbangan jamaah pun menjadi tidak menentu.

Biasanya kan bisa ngasih ke istri, beli ini itu seperti baju ke orang tua, ke kerabat, ujar ayah dari satu anak itu.

Pria asal Pekanbaru itu juga terpaksa menjalankan bulan puasa terpisah dari istri dan anaknya. Lebih lagi, suasana sepi masjid membuat Hendri rindu salat tarawih berjemaah. Walaupun demikian, NIa tetap bersabar menanti agar wabah lekas berlalu.

Sekarang saya juga di sini yah nggak bisa apa-apa, cuma bisa segini lah. Yah mudah-mudahan musibah ini cepat diangkat sama Allah. Dan apabila yang kena, mudah-mudahan dikasih kesabaran. Dan Allah mengangkat ini menjadikan pahala, dan ini mudah-mudahan cepat selesai, semoga habis lebaran cepat tuntas, ujar Hendri.

Kekhawatiran memang sempat melintasi dibenaknya jikalau masjid terus terkunci dan jamaah pun tidak kunjung datang. Syukuri saja yang sudah dikasih. Biar Allah yang mencukupi di akhirat, tuturnya.

Kas masjid kian 'mepet'

Menurut A Nasution, Imam sekaligus pengurus Masjid Alikhlas, PSBB memang berdampak besar terhadap keuangan masjid. Isi kas pun semakin tergerus, jelasnya.

Yah kalau sekarang keuangan ya memang masjid itu ya agak repot ini karena karyawan harus dikasih terus, kemudian rekening listrik jalan terus, pemasukan dari jamaah nggak ada. Yah sekarang sudah mepet banget, kata NAsution.

Ia menambahkan bahwa pihak panitia dan yayasan masjid akan membahas strategi untuk jangka panjang. Sekarang kita udah punya bayangan ini kalau lama-lama jamaah nggak bisa masuk, ya repot itu kas masjid, ujarnya.

Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengatakan pihaknya turut memantau kondisi masjid-masjid di tengah wabah, termasuk kesejahteraan marbot. Masjid-masjid itu tetap memerlukan tenaga, misalnya marbot untuk kebersihan, karena itu marbot-marbot ini memang juga mendapatkan insentif tetap dari masjid, itu belangsung biasa. Hanya memang ada yang memadai, ada juga yang kurang, kata Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pekanbaru, H. Abu Kasim, S.Ag.

Ia sebut bahwa DMI tetap berkomunikasi dengan beberapa lembaga yang dapat membantu marbot selama pandemi, seperti Badan Amil Zakat Nasional. Walaupun demikian, Abu Kasim mengatakan pihaknya belum menganjurkan agar masjid dapat beroperasi lagi demi mencegah penyebaran Covid-19. Kita juga tetap memberikan satu anjuran untuk tetap berhati-hati terutama dalam menjaga ketertiban lingkungan, tutur Imam.

Mengutip seperti disebutkan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi membuka opsi relaksasi pembatasan untuk rumah ibadah. Hal itu ia utarakan dalam menanggapi pertanyaan dari beberapa anggota Komisi VIII terkait pelaksanaan pembatasan aktivitas agama di rumah ibadah dalam rapat kerja secara virtual dengan Komisi VIII DPR, Senin (11/05) yang mengaku bahwa hal itu masih sebatas tahap pembahasan di dalam kementerian.

Lain lagi disebutkan Pengurus Masjid Annur Riau, Ustaz Zulhendri alias Rais. Masjid Raya Annur milik Pemprov Riau sudah meniadakan salat berjemaah. Namun azan tetap berkumandang setiap masuk waktu salat. Pengurus Masjid Raya Annur mengeluarkan maklumat tidak melaksanakan salat fardu, Jumat sampai kondisi dinyatakan aman oleh pemerintah.

Rais menjelaskan, pihak pengelola Masjid Annur juga meliburkan semua kajian dan tablig akbar hingga waktu ditentukan kemudian. Namun demikian, muazin tetap mengumandangkan azan pada setiap masuk waktu salat, sebutnya.

Apa dampak terhadap tata cara ibadah agama?

Virus corona memang bukan hanya merenggut nyawa tetapi juga mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari interaksi sesama maupun proses berhubungan dengan Tuhan. Beberapa orang mengurung diri di rumah, menghindari tempat keramaian, dan menunda perjalanan ke tempat lain.

class=wp-image-23245

Sebagian lainnya mengubah tata cara bersalaman dari berjabat tangan dan berpelukan menjadi salam menggunakan siku dan kaki. Wabah virus corona juga berdampak dalam kehidupan keagamaan umat manusia. Bukan hanya Masjid yang mengalami perubahan dalam beribadah, tapi juga sejumlah gereja, masjid, kuil, dan sinagoga mengubah tata cara ibadah demi menahan penyebaran penyakit Covid-19.

Di Masjidil Haram Mekah sendiri biasanya dipenuhi oleh ribuan peziarah, tetapi jumlah itu juga berkurang drastis. Masjidil Haram telah dibuka kembali usai menjalani sterilisasi, tetapi di sekitar Ka'bah tetap tidak dipasang penghalang agar orang-orang tidak menyentuhnya.

Larangan mengunjungi Mekah dan Madinah juga masih diberlakukan. Berbagai umat Muslim dari seluruh dunia biasanya datang untuk menjalani ibadah umrah yang berlangsung sepanjang tahun. Kemudian ada sekitar delapan juta umat Muslim menunaikan ibadah haji ke sana setiap tahun.

Dan mungkin bukan hanya perjalanan umrah saja yang terpengaruh. Banyak juga yang khawatir seandainya ini terus terjadi hingga Ramadan, atau bahkan sampai musim haji. Apa yang akan terjadi?. Pihak berwenang Arab Saudi malah melarang kunjungan hanya bersifat sementara dan hingga kini belum ada indikasi proses ibadah haji akan terganggu. (elfi yandera)

Tags : -,