PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Umat Muslim menandai akhir Ramadan di tengah pandemi Covid-19. Perayaan Idul Fitri pada tahun-tahun sebelumnya berlangsung akbar, kini diadakan dengan prihatin dan menjaga jarak sembari menikmati berbagai penganan khas.
Di Kota Pekanbaru, Riau, sajian khas Idul Fitri adalah ketupat dan rendang ayam/daging. Ada pula rendang dan sambal goreng ati. Penganan khas Idul Fitri juga ada di daerah-daerah yang disesuaikan dengan ciri khas dan budaya masing-masingnya.
Buah manisan kolang-kaling, buah pala dan Pepaya adalah santapan yang dibuat jadi manisan yang biasa disajikan warga mayoritas berpenduduk Melayuk. Begitupun aneka makanan ketupat yang dibaringin dengan kuah gulai kare ayam/daging sudah menjadi ciri khas warga dalam menyajikan ragam makanan di Idul Fitri ini.
Di samping menikmati beragam sajian khas Idul Fitri, sejumlah umat Muslim mempersiapkan paket makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat Idul Fitri, Majelis Ulama Indonesia ( MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 terkait panduan kaifiat (tata cara) takbir dan shalat Idul Fitri di tengah pandemi virus corona.
Dalam fatwa MUI tersebut, disebutkan bahwa salat Idul Fitri boleh dilakukan di rumah secara berjemaah atau sendiri. Risiko penularan virus dinilai masih sangat tinggi jika masyarakat menggelar salat Id di masjid atau lapangan.
Lebaran tidak menerima tamu dan silaturahmi gunakan medsos
Umat Islam di Kota Pekanbaru, Riau juga disarankan berlebaran bersama keluarga inti di rumah dan tidak perlu menerima tamu untuk mencegah penularan virus corona.
Menteri Agama Fachrul Razi sebelumnya juga telah mengumumkannya untuk publik. Mungkin tamu yang datang membawa virus, karena banyak sekarang orang tanpa gejala, kata Fachrul Razi dalam keterangan pers secara langsung di laman YouTube BNPB, Kamis (21/05) lalu.
Imbauan ini dikeluarkan di tengah sikap sebagian masyarakat yang belakangan dilaporkan cenderung longgar, walaupun kebijakan pembatasan sosial masih berlaku. Belakangan dilaporkan terjadi kerumunan orang di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan, yang dikhawatirkan terjadi pelonjakan kasus setelah Lebaran.
Menteri Agama mengatakan, silaturahmi dapat digelar melalui media sosial dan tidak harus bertemu secara fisik. Silaturahmi bukan karena kedekatan fisik, tapi karena kedekatan batin, ujar Fachrul. Banyak medsos yang tersedia sekarang contoh melalui HP pun bisa.
Di Kota Pekanbaru, Riau selama Lebaran, ada tradisi saling berkunjung ke keluarga besar, tetangga, atau rekanan. Praktik seperti ini jadi berkurang selama wabah, walaupun tidak ada jaminan akan hilang sama-sekali. Disamping itu, Fahcrul Razi sudah mengingatkan agar umat Islam agar tetap mematuhi protokol kesehatan selama lebaran.
Dalam keterangannya, menteri agama juga kembali mengimbau agar umat Islam salat Idul Fitri di rumah masing-masing. Ibadah dan silaturahmi bisa dilakukan di rumah saja. Kegembiraan jangan sampai hilang tetapi tetap harus terhindar dari COVID-19, katanya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak menggelar takbir keliling pada malam Idul Fitri. Takbiran bisa dilakukan di rumah. Namun, saya juga mengimbau masjid dan mushala tetap menggaungkan takbir melalui pengeras suara untuk memeriahkan malam Idul Fitri, tuturnya.
Fachrul Razi juga kembali menyerukan, yang dia embeli dengan seruan dengan keras, agar masyarakat tidak mudik.
Hidangan hari raya harus disiasati pasien diabetes
Deretan hidangan khas lebaran tertata di meja, beragam jenis, bermacam rasa, bentuk dan warna. Akan tetapi dokter sudah mewanti-wanti agar bagi pasien diabetes dapat menjaga asupan makanan.
Sekarang saya harus melewatkan opor dan rendang ayam/daging di hari lebaran yang sudah biasa dilakukan di keluarga saya, kata Hermawan (48), salah satu pegawai di pendidikan yang mengalami penyakit diabetes.
Rendang ayam/daging dibuat dengan kuah santan, yang mengandung kalori cukup tinggi dan akan lebih tinggi jika ditambah dengan pelengkapnya, biasanya ketupat atau lontong. Rata-rata satu porsi rendang ayam/daging dengan takaran 100 gram mengandung 415 kalori. Komposisi kandungan terbesarnya adalah lemak, sekitar 35 gram.
Namun momen lebaran tidak harus menjadi siksaan bagi Hermawan dalam bincang-bincangnya belum lama ini, asalkan menurutnya, bisa membatasi porsi hidangan yang dikonsumsi.
Penderita diabetes seperti saya sebaiknya mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan, jangan kelebihan kalorinya, jelasnya.
Diabetes terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan insulin atau insulin tidak bekerja dengan baik sehingga gula menumpuk dalam darah manusia. Insulin yang diproduksi di pankreas itu vital karena berfungsi memerintahkan sel tubuh untuk menyerap gula menjadi energi. Adapun gula diurai tubuh dari karbohidrat ketika manusia makan.
Menurutnya, cara menghitung perkiraan kebutuhan kalori per hari bagi perempuan adalah dengan mengalikan berat badan ideal kali 25 kalori, sedangkan untuk laki-laki adalah berat badan ideal kali 30 kalori. Jadi jika berat badan seorang perempuan 57kg, maka ia diperkirakan memerlukan kalori 1.425 setiap hari. Kalau dia telah menyantap seporsi rendang ayam, untuk hari itu dia jatahnya tersisa 1.010 kalori.
Selain ketepatan jumlah, sebutnya, asupan makanan bagi penderita diabetes juga harus tepat jenis dan tepat waktu atau dalam istilah kesehatan sering disebut pola diet tiga J, yakni jumlah, jenis makanan dan jam. Kita pakai rumus rendah kalori, kaya serat. Rendah kalori di sini artinya jangan terlalu banyak makanan yang banyak karbohidratnya. Nah, sumber-sumber makanan yang berserat tinggi itulah yang harus lebih banyak dikonsumsi, kata dia.
Kata Hermawan menjelaskan mengapa makanan berserat tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan, perlu diutamakan. Makanan berserat tinggi itu bersifat mengenyangkan tetapi kalorinya sangat rendah sehingga tidak menimbulkan naiknya kadar gula darah kita, tambahnya.
Menahan selera makan
Sebagian besar hidangan lebaran pada umumnya kaya akan karbohidrat dan lemak. Menahan selera mata dan makan berlebihan sangat perlu bagi saya. Kadang-kadang di hadapan kita ada salad, ada sayur-sayuran yang segar. Makanan itu yang didahulukan, diperbanyak. Nah, setelah setengah kenyang, otomotis nanti menu yang lain hanya dicicipi, sedikit saja, kata Hermawan menyikapi berbagai menu hidangan lebaran yang tetap saja menggiurkan.
Ia mengaku telah mempraktikan langkah tersebut secara langsung karena ia sendiri telah mengalami diabetes selama 10 tahun terakhir dan mengaku mampu hidup normal dengan mengikuti jurus-jurus hidup sehat.
Bagi Hermawan, menikmati rendang ayam/daging tidak menjadi masalah ketika lebaran tiba atau pada hari-hari besar lainnya. Asalkan kulit ayamnya kita buang. Kalau rendang, jangan ambil bumbunya secara berlebihan, bagian lemaknya dibuang, kemudian kita ambil daging murninya saja.
Menurutnya ini berlau bukan hanya bagi penderita diabetes tetapi juga berlaku bagi orang yang sehat sekali pun, adalah berolahraga. Olahraga rutin antara 30 sampai 60 menit, sesuai kemampuan, jelas dia.
Berjalan cepat di pagi hari perlu ia lakukan. Saya juga mendengar berenang juga disebut sebagai salah satu olahraga ideal untuk penderita diabetes sebab tidak memberikan tekanan pada sendi, dapat menurunkan tingkat stres dan tentu membakar kalori.
Zuriadah, salah satu Bidan yang membuka praktik kesehatan dibilangan Jalan Adi Sucipto, Pekanbaru dalam penjelasannya pasien diabetes tidak hanya memperhatikan menu makanan selama lebaran, semestinya rutin berolahraga. Dengan berolahraga akan menurunkan kadar gula darah antara tujuh sampai 20 kali lipat dibandingkan tanpa olahraga, kata dia.
Penulis: Syamsul Bahri
Editor: Surya Dharma
Tags : -,