AGAMA Masyarakat di sejumlah perkampungan Malaysia merayakan Idul Fitri dengan menyalakan lampu minyak di kediamaannya.
Nuansa ini merupakan budaya yang telah mengakar di sebagian wilayah Malaysia. Lampu minyak didekorasi seindah mungkin. Lalu diletakkan di sekeliling rumah. Kadang lampu ditempatkan di bekas mobil atau motor hingga seolah kendaraan itu menyala.
Seiring menyalanya petromak di satu rumah ke rumah lain, seantero desa menjadi terang. Warga Kampung Padang Air, Muhammad Jailani Harun menyebut tradisi menyalakan petromak saat Lebaran dimulai sejak 1980. Semenjak saat itu, tradisi yang disebut Damar Raya terus bergulir.
Saya dan keluarga perlu sepekan mempersiapkan bahan pembuatannya seperti batok kelapa dan benda metal untuk membangun Damar Raya, kata Harun dilansir dari Bernama pada Rabu, (27/5).
Harun setidaknya memasang 250 petromak di halaman rumahnya. Kegiatan Damar Raya di desanya menarik perhatian orang. Selalu saja ada pelintas yang singgah sekedar untuk mengambil foto. Tentu saja, kami selalu mengingatkan mereka untuk menjaga jarak dan jangan ada kontak fisik, ujar pria berusia 50 tahun itu.
Sementara itu, warga Kampung Padang Hangus, Zaleha Mat Amin menyatakan penyalaan petromak saat Lebaran sudah jadi rutinitasnya. Perempuan berusia 58 tahun itu berkomitmen mempertahankan tradisi itu.
Tak mudah baginya merancang dekorasi petromak menarik. Perlu waktu sekitar lima hari untuk menuntaskan karyanya. Sayangnya ada pembatasan sosial tahun ini, jadi lebih sepi dari tahun sebelumnya, ucap Zaleha.
Kegiatan ini tak hanya diikuti Harun dan Zaleha. Kedua merupakan bagian dari puluhan penduduk lokal yang turut serta dalam lomba penyalaan petromak 2020. Kegiatan tersebut diselenggarakan Departemen Pariwisata setempat demi menarik minat warga. Hadiah senilai 8 ribu Ringgit disiapkan bagi pemenangnya. (*)
Tags : -,