News Kota   2020/06/04 21:34 WIB

PPDB: Berebut Sekolah Ditengah Pandemi, Ortu Khawatir

PPDB: Berebut Sekolah Ditengah Pandemi, Ortu Khawatir

Sejumlah orang tua siswa mengaku bingung dengan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara daring tahun ini, serta perubahan kuota jalur masuk yang memperketat persaingan

class=wp-image-21031/

emerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meyakinkan bahwa daya tampung siswa baru mencukupi. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan bahwa ada 14 provinsi yang melakukan PPDB secara daring tahun ini.

Ia menambahkan bahwa 19 provinsi lain akan melaksanakan proses pendaftaran secara campuran daring dan luar jaringan (luring), atau secara langsung, dengan mengikuti protokol kesehatan.

Masih ada Ortu 'Gaptek'

Di Kota Pekanbaru, ada beberapa orang tua siswa menyampaikan kekhawatiran mereka tentang PPDB daring yang akan dibuka mulai Juni ini. Pasalnya, mereka tidak terbiasa dengan layanan online, sehingga muncul rasa was-was jika nanti anaknya gagal mendaftar sekolah.

Salah satu orang tua siswa, Novi mengatakan anaknya bakal lulus dari bangku sekolah dasar (SD) pada tahun ini. Hanya saja, ia mengaku masih bingung dengan cara pendaftaran secara online untuk masuk ke jenjang SMP.

Kalau saya inginnya itu pendaftarannya langsung dengan datang ke sekolah. Tapi ini kalau secara online saya itu mumet (pusing) kan nggak begitu (paham) online, gaptek, keluhnya, seperti ditanya riaupagi.com.

Menurut dia, dibandingkan dengan PPDB daring, mendaftar secara langsung ke sekolah dinilai membantu para orangtua untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyak terkait pendaftaran. Sedangkan secara online jika menemui kendala, tidak bisa menanyakannya langsung kepada petugas.

Kalau langsung kan bisa tanya-tanya seperti soal masalah biaya atau informasi lainnya. Pokoknya lebih enak kalau datang ke sekolah, ucap Novi yang rencananya bakal mendaftarkan putrinya di SMP N 21 Pekanbaru.

Hal senada juga diungkapkan oleh orangtua siswa lainnya, Hanafi. Salah satu orang tua siswa yang mengaku punya pekerjaan serabutan ini mengaku pendaftaran secara langsung lebih menyakinkan. Misalnya ada hal yang kurang jelas bisa langsung mengajukan pertanyaan. Sedangkan online tidak bisa kan, jadi kurang mantap lah, keluhnya.

Ditambah lagi pendaftaran melalui online kadang kecepatan aksesnya tergantung dengan kekuatan sinyal operator provider telekomunikasi. Apalagi saat mengakses untuk mendaftar membutuhkan jaringan akses internet yang lancar dan cepat karena harus berlomba dengan siswa lainnya yang juga mendaftar secara online.

Kita itu takut tidak bisa mengakses karena ketika web terbuka otomatis yang masuk banyak sehingga kita saling berlomba untuk cepat-cepatan mengakses, kata dia yang putranya saat ini duduk di kelas V disalah satu SD di Kota Pekanbaru.

class=wp-image-24084

Hanafi menambahkan, persoalan pendaftaran akan bertambah rumit jika nantinya orang tua ternyata tidak melek teknologi smartphone maupun internet. Kalau gaptek itu kendala banget. Itu sudah resiko tinggi, mending enaknya daftarnya itu manual saja di sekolah-sekolah itu, kata dia.

Bagaimana dengan orangtua atau wali murid tak punya gawai?

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru sendiri telah menyiapkan berbagai alternatif untuk mencegah masalah saat pelaksaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020.

Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan semua proses PPDB tingkat TK, SD dan SMP di Kota Pekanbaru dilakukan secara online. Kepala Disdik Kota Pekanbaru, DR H Abdul Zamal MPd, mengatakan hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan di tengah wabah. Bahkan, untuk pengumpulan berkas maupun dokumen secara fisik juga tidak ada. Nanti semua dokumen di-scan jadi tidak ada ke sekolah sama sekali, kata dia belum lama ini.

Bagi orang tua maupun siswa yang tidak memiliki smartphone, Jamal pun memberikan pilihan alternatif untuk pendaftaran seperti meminta bantuan ke pihak sekolah untuk mendaftarkannya secara online.

Bahkan, ia mengaku sejak jauh hari sudah mensosialisasikan cara tersebut secara umum melalui aplikasi Zoom. Yang nggak punya gadget, nggak punya WiFi, nggak punya laptop, kita sudah punya solusi. Dia bisa datang ke sekolah yang dituju atau lewat sekolah asal minta tolong sekolahnya untuk mendaftarkanya, ujarnya.

Meskipun Jamal membolehkan untuk mendatangi sekolah untuk meminta bantuan mendaftarkan secara online, namun penerapan penjagaan jarak tetap diberlakukan demi menghindari terjadinya kerumuman saat pendaftaran. Kalau orang tua harus datang ke sekolah, harus diberi batas semisal nomor urut satu sampai 10 jam berapa sampai jam berapa. Dan sekolah sudah tahu penerapan itu, jelasnya.

PPDB Tingkat SD dan SMP Negeri dibuka

Abdul Jamal juga telah mengumumkan bahwa Dinas Pendidikan Kota Pekanbaruakan membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan SMP Negeri tahun ajaran 2020/2021 mulai 1-7 Juli 2020. PPDB tetap di awal Juli, tetapi waktunya diperpanjang mulai dari tanggal 1-7 Juli, kata dia

Abdul Jamal mengatakan pendaftaran tahun ini tetap menggunakan sistem zonasi artinya berdasarkan jarak rumah dengan sekolah. Pendaftaran memang sengaja dibuka satu minggu karena dampak wabah COVID-19, biasanya lama waktu PPDB tiga hari. Dengan waktu yang agak lama, diharapkan sekolah bisa mengatur jadwal pendaftaran dengan menerapkan protokol kesehatan sebab PPDB tidak bisa dilakukan secara daring atau online sepenuhnya. Untuk manual nanti diatur mungkin 25 pendaftar per hari, katanya.

Sementara untuk syarat PPDB sejauh ini tidak ada perubahan dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalkan untuk peserta didik SD, berusia minimal tujuh tahun. Kemudian untuk tingkat SMPN, lanjut Jamal, ada empat jalur yang bisa ditempuh, pertama warga tempatan atau zonasi dengan kuota 60 persen. Kedua jalur prestasi akademik dan non-akademik 20 persen dan ketiga jalur afirmasi bagi warga miskin 15 persen. Keempat jalur pindahan lima persen, ini termasuk kuota bagi anak guru.

Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo) Pekanbaru, Firmansyah Eka Putra telah mengemukakan didepan media untuk membantu masyarakat yang tidak memiliki internet, pihaknya telah menyiapkan layanan WiFi gratis untuk pendaftaran PPDB online di Kantor Disdik Kota Pekanbaru.

Masyarakat yang memang mengalami hambatan kuota data internet bisa datang ke Kantor Disdik untuk difasilitasi internetnya. Jadi mereka bisa langsung daftar di situ dan terbuka selama 24 jam, sebutnya.

Menanggapi sistem PPDB daring, pemerhati pendidikan Drs Lelo Ali Ritonga mengatakan langkah itu terutama menjadi kendala bagi keluarga miskin di kota ini untuk mengakses pendidikan. Bahkan menurut dia, tidak ada satu provinsi yang mampu daring 100 persen.

Ini sudah bias ke kelompok yang paham teknologi, yang memiliki kemampuan untuk membeli dan menggunakan teknologi, kata Lelo.

'Daya tampung siswa cukup'

Rasa khawatir dialami oleh sebagian orang tua siswa di Kota Pekanbaru terkait kuota masing-masing jalur masuk PPDB yang kini diubah, serta dampaknya terhadap kesempatan bagi anaknya.

Jika tahun lalu kuota zonasi besarnya 80 persen, tahun ini angka itu menjadi minimal 50 persen. Hal itu tertuang dalam Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 yang diterapkan tahun ini.

Untuk tahun ajaran baru ini juga ditambahkan jalur baru, yaitu afirmasi, yang diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu. Jalur ini mencakup paling sedikit 15 persen dari peserta.

Siswa yang mengikuti perpindahan orang tua atau wali berada di porsi yang sama seperti tahun lalu, yaitu paling banyak 15 persen. Sisa dari ketiga kuota tersebut diperuntukkan bagi peserta prestasi, ujar salah seorang guru yang tak bersedia disebutkan namanya.

class=wp-image-24140

Namu Ferawati, seorang ibu dari dua anak yang berdomisili di Kota Pekanbaru mengaku, kini sedang sibuk mempersiapkan berkas anak bungsunya yang hendak masuk SMP. Sambil menunggu pengumuman kelulusan SD anaknya itu, ia mengungkap berencana mendaftarkan anaknya melalui jalur zonasi.

Menurut dia, masa pandemi Covid-19 yang tengah berdampak pada perkonomian, kemungkinan bisa mempengaruhi finansial sejumlah keluarga di ibu kota. Jadi mungkin yang tadinya mau masukin anak saya ke swasta ya, karena pandemi ini, ya mungkin orang tuanya jadi di sektor ekonominya jadi berubah kan, tiba-tiba harus pilih negeri kan berarti menambah saingan yang zonasi, ujar Ferawati via telpon.

Sangat menambah kekhawatiran, turunnya persentase zonasi itu, tuturnya lagi.

Ia pun menjadi sangat berhati-hati dalam mempersiapkan tiga sekolah untuk proses pendaftaran nanti.

Namun seprti kembali disebut Kadisdik Kota Pekanbaru Abdul Zamal, melalui diskusi daring pekan lalu, memastikan daya tampung sekolah pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 mencukupi. Saya kira tidak ada masalah dengan daya tampungnya, ujar dia. (syamsul bahri)

Tags : -,