Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi mengatakan masih perlu ada peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam menghadapi masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar [PSBB] ke New Normal perlu diperpanjang.
PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Memasuki masa awal perpanjangan transisi PSBB ke New Normal, angka tambahan kasus harian di Riau masih terjadi. Update kasus positif di daerah bisa melalui data di Kelurahan dan Kecamatan. Pada 1 Juli ini, Syamsuar menyatakan, berdasar evaluasi, transisi PSBB ke New Normal di Riau akan diteruskan hingga 14 hari ke depan, yakni hingga 16 Juli 2020.
Ini karena masih perlu ada peningkatan disiplin masyakarat dalam mematuhi protokol Covid-19. Masih perlu ada peningkatan disiplin masyarakat dalam tiga aspek, penggunaan masker, cuci tangan secara rutin dan jaga jarak, kata Gubri Syamsuar dalam jumpa pers pada Senin (7/07).
Ada dua area utama yang sering terjadi penularan yakni pasar tradisional dan tempat-tempat keramaian [mall], jelas Syamsuar.
Pasar tradisional dan Mall diawasi ketat
Dalam catatan ada 12 pasar tradisional yang terus dilakukan pengawasan dalam periode satu bulan ini. Ke depan unsur TNI, polisi, ASN akan diterjunkan untuk awasi ketat pasar. Total ada 12-an pasar yang akan diawasi ketat, kata Gubri.
Cara pengendalian pasar dalam 14 hari ke depan diubah, jam malam ditiadakan dan jam operasional dikembalikan seperti semula, dipanjangkan. Sehingga yang dikendalikan adalah jumlah orang yang masuk pasar. Pengunjung pasar tidak boleh lebih dari 50% kapasitas pasar pada satu waktu dan ini dikendalikan dengan menempatkan petugas di pintu-pintu masuk, tegas Syamsuar.
Sedangkan untuk Mall, secara umum jajaran TNI, polisi dan pemprov Riau akan bekerja sama dengan (pengelola) untuk bisa memantau pengaturan pengunjung. Dalam evaluasi masa transisi PSBB di Kota Pekanbaru pada bulan Juni, disebut tempat lain relatif terkendali baik itu pertokoan, perkantoran, serta kendaraan umum.
Kerumunan masa transisi new normal
Sepanjang masa transisi PSBB ke New Normal tahap pertama pada bulan Juni ada sejumlah sorotan di antaranya masih terjadinya kerumunan yang terjadi di pasar tradisional serta kerumunan warga yang berolahraga pada pekan sebelumnya.
Selain itu terjadi pula klaster pasar tradisional pada pekan ketiga Juni. Sedikitnya terdeteksi sejumlah pedagang pasar positif virus corona. Sejumlah manajemn Manajemen Mall Pekanbaru diminta ikut mencegah penyebaran covid-19 dan dilakukan rapid tes oleh Dinas Kesehatan Riau. Pasca ditemukannya kasus positif Covid-19 terhadap salah seorang karyawan di salah satu counter atau tenant dari Mal Pekanbaru (MP), Dinas Kesehatan Provinsi Riau meminta agar Diskes Kota langsung melakukan tracing terhadap pasien yang kontak langsung dengan pasien.
Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir, mengatakan, tracing dan tracking terhadap kasus positif ini telah dilakukan sebelumnya, terutama bagi orang yang kontak langsung dengan pasien. Untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Ya tetap dilakukan tracing terhadap orang yang kontak langsung dengan pasien positif. Terutama yang ada di counter itu, jelas Mimi Yuliani Nazir.
Terkait dengan himbauan harus dilakukannya pemeriksaan terhadap seluruh pedagang maupun counter yang ada di dalam Mal Pekanbaru, Mimi Yuliani Nazir, mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Kota, telah menghimbau kepada seluruh perusahaan termasuk mal untuk melakukan rapid tes, atau swab terhadap karyawan. Kita kan sudah menghimbau sebelumnya agar dilakukan rapid tes terhadap karyawan di perusahaan manapun. Untuk di mal Pekanbaru itu pihak mal nya yang harus melakukan rapid tes. Dan kita siap memback-upnya. Untuk petugas kami bisa bantu petugasnya, kata Mimi.
'Sulitnya kendalikan plastik' di tengah masa transisi PSBB ke New Normal
Dinas Kesehatan juga mengakui larangan plastik di tengah masa transisi PSBB ke New Normal'butuh terobosan baru' atur penggunaan plastik di belanja online. Pada hal pemerintah Provinsi Riau dan Pemko Pekanbaru seelumnya telah mengeluarkan Peraturan yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai itu hanya menyasar pusat perbelanjaan, toko swalayan, serta pasar rakyat, dan tidak mencakup kantong plastik yang digunakan untuk belanja barang dan makanan lewat aplikasi daring.
Penggunaan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat mulai dilarang di Riau, di tengah pandemi Covid-19 yang justru meningkatkan penggunaan plastik. Pandemi Covid-19 juga memunculkan sampah APD yang menjadi bagian 16% dari sampah plastik.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru secara blak-blakan mengakui saat ini pihaknya belum bisa mengendalikan dengan baik [konsumsi] plastik di [layanan belanja] online. Pun demikian, dari pantauan sehari-hari sebuah pusat perbelanjaan di Kota Pekanbaru, masih banyak penjual dan pembeli, baik makanan dan non-makanan, yang memakai plastik untuk membungkus barang belanjaannya.
'Kalau gak diplastikin barangnya rusak'
Ian warga Kota Pekanbaru mengaku, penjual dagangan kelontong, yang masih menyediakan kantong plastik dan membungkus dagangannya dengan plastik. Masih dikasih plastik, kalau gak diplastikin kan barangnya rusak, tapi kalau dikasih plastik kan biar terjaga, kalau yang belanja [di saya], kata Ian.
Kalau memang sudah ada aturannya pemerintah [melarang pemakaian kantong plastik] seperti itu, ya pasti saya ganti ke paper bag.
Di sisi lain, Deni sedang sibuk membungkus ayam bakar dagangannya, yang diletakkan di dalam styrofoam kemudian dibungkus dengan kantong plastik, kepada seorang pembeli. Masih [pakai kantong plastik dan styrofoam] soalnya belum ada solusinya, kalau tidak boleh pasti [saya] tidak bakal pakai lagi, ujar Deni.
Menurut saya [larangan pemakaian kantong plastik itu] bagus, lebih baik bawa [kantong belanja sendiri], kalau tidak plastik dibuang di tanah, ya mungkin gak bisa didaur ulang, kalau sudah masuk tanah. Kalau pakai kantong [belanja sendiri] kan gak langsung dibuang pasti buat besok lagi, belanja lagi, bagus juga sih.
Rina, salah seorang pembeli ayam bakar, mengatakan ia dan teman-temannya pakai plastik hari itu karena ia lupa membawa kantong belanjanya. Tadinya dari rumah ingin bawa kantong [belanja], tapi lupa, gak dibawa. Kan belanjanya banyak, kata Rina, warga Pekanbaru.
Ia mengatakan tahu ada aturan pemerintah yang melarang pemakaian kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan di kota ini, tapi sempat lupa.
Masa transisi PSBB ke New Normal belanja secara daring meningkat
Pemesanan makanan dan barang belanja secara daring meningkat pesat di Kota Pekanbaru selama pandemi karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan New Normal. Jumlah transaksi di layanan pesan antar makanan di GoJek, GoFood, misalnya, meningkat sekitar 20% selama masa pandemi, kata Romi salah satu Gojek di Pekanbaru.
Untuk layanan pembelian barang belanjaan, yang disebut GoMart, juga masih banyak diminti warga. Jumlah produk yang dibeli pada periode yang sama pun meningkat karena masyarakat berbelanja semakin banyak, kata dia.
Sementara untuk GrabFood, layanan pesan antar makanan milik Grab, jumlah kenaikan transaksi tercatat sebesar 4%, kata Hadi. Layanan siap masak yang dinamakan GrabKitchen juga naik signifikan pada periode Maret-April 2020 jika dibandingkan pada Januari-Februari 2020. Sedangkan GrabMart, layanan belanja barang kebutuhan sehari-hari di Grab, juga mengalami kenaikan, ujar Hadi.
Dalam keseharainnya terlihat warga banyak menggunakan alat pelindung diri, seperti masker, face shield, dan sarung tangan melonjak. Bercampurnya sampah plastik dan sampah medis dengan jenis sampah rumah tangga lain berbahaya bagi petugas kebersihan baik di lingkungan tempat tinggal atau di TPA mengingat virus corona yang bisa bertahan sampai tujuh hari di permukaan plastik, meskipun informasi ini masih diperdebatkan di kalangan ilmuwan.
'Memperburuk masalah'
Pemakaian kantong dan pembungkus plastik sekali pakai yang meningkat selama pandemi memperburuk masalah sampah plastik yang sudah menjadi masalah di Kota Pekanbaru sebelum wabah. Kami melihat ini ada perbedaan cukup tinggi antara kesadaran sama aksi nyata, kita sudah sangat sadar, tapi ketika berkaca ke diri sendiri apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk mengurangi [sampah] plastik, ini masih banyak PR-nya, kata Intan, warga Kota Pekanbaru.
Yang menjadi PR adalah seharusnya pemerintah menyadari bahwa dengan adanya [pandemi] seharusnya sistem penanganan sampahnya bisa diperbaiki, katanya.
Sudah saatnya pemilahan sampah di sumber itu lebih baik, seperti di rumah, itu sudah harus ditegakkan peraturannya. Plastik itu selama pandemi ini dianggap sebagai sampah infectious karena terpapar dengan udara, dan kita tidak tahu juga itu bagaimana proses distribusinya, dan dipakai di mana saja, jadi tidak bisa kita satukan juga dengan sampah lainnya.
Hal senada diungkapkan H Darmawi Aris SE, dari Lembaga Melayu Riau. Ia mengatakan bahwa sistem pembuangan sampah di Kota Pekanbaru belum efektif lantaran selama ini sebagian besar sampah, termasuk plastik, berakhir di TPA. Di negara maju, sampah plastik diproses dengan waste incinerator.
PR kita itu cara pakai dan cara buang plastik yang salah, masih ada yang dibuang di sungai, jadi bukan teknologinya yang salah, tapi pembangunan manusia itu tidak berbarengan dengan pembangunan teknologi, itu masalah di kota kita. Ibaratnya kita beli kulkas tapi belum punya listrik akhirnya kulkasnya jadi lemari baju, kata dia.
Konsumsi plastik di layanan pesan antar makanan sulit dikendalikan
Menurut Rahyang, layanan pesan antar makanan daring menjadi sektor yang penggunaan kantong plastik sekali pakai susah dikendalikan.
Penyedia aplikasi layanan antar makanan siap saji daring sudah melakukan beberapa cara untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, seperti menyediakan tas pengantar makanan khusus, atau insulated bag, kepada mitra pengemudinya, namun tidak semua mendapatkannya.
Rosel Lavina dari GoJek mengatakan bahwa GoFood sejak 2019 telah menerapkan upaya guna mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, yaitu dengan menyediakan pilihan untuk tidak menyertakan alat makan plastik, yang juga ditawarkan Grab, dan mengedukasi mitra pengemudi agar membawa tas sendiri saat mengantarkan makanan dan minuman.
Efektif 1 Juli 2020, pelanggan yang membeli kebutuhan sehari-hari di layanan GoMart otomatis dikenakan biaya Rp 4.000 untuk mendapat kantong belanja yang bisa dipakai ulang, tambahnya.
Sementara itu Hadi Surya Koe dari Grab mengatakan, Kami akan terus melengkapi tas pengantaran baik dalam bentuk ransel dan mini sling secara gratis ke lebih banyak mitra pengantaran yang dapat digunakan kembali untuk membawa pesanan makanan tanpa menambahkan limbah plastik.
Mencari terobosan baru
Darmawi Aris minta pihak DLHK bisa mencari terobosan baru dan meningkatkan pengawasan terhadap peraturan Walikota mengenai larangan penggunaan plastik. Peraturan Walikota belum efektif, di sana sini barangkali masih ditemukan beberapa yang belum comply, tapi di banyak tempat lainnya kita sudah saksikan compliance-nya cukup baik, perlu terus dilakukan pengawasan dan pembinaan, katanya.
Darmawi mengatakan bahwa pembungkus plastik masih diijinkan di Kota Pekanbaru untuk membungkus daging atau buah. Untuk saat ini, pemerintah Kota Pekanbaru masih fokus untuk mengurangi pemakaian kantong kresek di pusat perbelanjaan dan pasar karena pengawasan yang lebih mudah di toko-toko fisik ketimbang daring.
Kita sadar masih ada juga yang memakai [kantong plastik sekali pakai] untuk [membungkus] makanan. Di tataran ideal tentunya semua plastik dan semua sumber [limbah] dikendalikan, tetapi staging-nya membutuhkan beberapa pendekatan yang bisa ditepuh, kata Darmawi.
Masa peralihan PSBB ke New Normal, kerja dan ibadah di rumah juga memberikan dampak terhadap perilaku belanja kita yang lebih meningkat di [platform] online. Kita juga mengamati bahwa penggunaan plastik di belanja online saat ini masih dominan. DLHK perlu mengamati dan juga mencari terobosan baru untuk bagaimana kita ke depannya bisa lebih baik lagi, ujarnya. (*)
Tags : -,