Selama kurun bulan Juli 2020 lahan di Provinsi Riau yang terdapat diberbagai daerah seluas 1.251 hektar terbakar, namun pemprov menilai jumlah itu sudah menurun dibanding tahun lalu yang lebih dahsyat.
PEKANBARU, RIAUPAGI.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengakui itu tentang lahan di Riau dengan total luasan yang terbakar dari tanggal 1 Januari sampai dengan Juli 2020 mencapai 1.251 hektare.
Edwar menyampaikan, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau terjadi hampir di semua kabupaten/ kota se-Riau. Dari 12 kabupetan kota di Riau hanya ada dua kabupaten yang nihil Karhutla, yakni kabupaten Rohil dan Kuansing. Dari Januari sampai Juli 2020 luas lahan Riau yang terbakar mencapai 1.251 hektare, dan angka ini mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Sementara di 10 kabupaten/kota lainya ditemukan Karhutla dengan luas lahan yang terbakar yakni di Rohil ada sebanyak 52,25 hektare, Dumai sebanyak 116,85 hektare, Bengkalis 347,1 hektare, Meranti sebanyak 41,2 hektare, jelas Edward belum lama ini.
Menurutnya, di Siak ada sebanyak 166,39 hektare, Pekanbaru 15,16 hektare, Kampar sebanyak 20,25 hektare, Pelalawan sebanyak 100,1 hektare, Inhu 48,25 hektare, dan Inhil sebanyak 344 hektare. Sejauh ini kita harus bisa bergerak cepat untuk menangani karhutla yang terjadi di 10 kabupaten/kota tersebut. Supaya jangan sampai Riau terjadi lagi karhutla seperti tahun - tahun sebelumnya, ucapnya.
Sekarang ini Riau menghadapi dua tugas besar yang harus dihadapi dan ditangani dengan baik, yakni karhutla dan covid-19. Terlebih Riau di bulan Juli sampai September 2020 mendatang sudah diperkirakan BMKG memasuki musim kemarau, tuturnya.
Aplikasi Dashboard Lancang Kuning kendalikan Karhutla Riau
Namun sebelumnya Gubernur Riau, Syamsuar telah menjelaskan upaya penanganan pencegahan Kebakaran hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau. Salah satunya aplikasi Dashboard Lancang Kuning yang digagas Polda Riau. Aplikasi itu sangat membantu dalam upaya penanganan Karhutla dan dapat mengetahui secara dini jumlah hotspot yang ada di Riau.
Alhamdulillah sampai saat ini penanganan Karhutla di Riau masih bisa dikendalikan. TNI Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan petugas lainnya, hingga saat ini bekerja keras menangani Karhutla di Riau, kata Syamsuar, ketika hadir dalam forum diskusi bersama Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ).
Saya juga ucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada Polda Riau yang telah membuat aplikasi Dashboard Lancang Kuning, ujar Syamsuar.
Gubernur Riau menjelaskan, aplikasi yang digagas Polda Riau itu dipergunakan secara nasional oleh TNI-Polda terkhusus di 11 Polda di Indonesia yang rawan mengalami Karhutla. Dari aplikasi Dashboard Lancang Kuning kita dapat mengetahui secara dini jumlah hotspot yang ada di Riau. Kini aplikasi tersebut secara resmi telah digunakan di 11 polda di seluruh Indonesia rawan Karhutla, tutur Syamsuar.
Personel TNI Siap Amankan Karhutla
Sementara Komandan Korem 031/ Wira Bima, Brigjen TNI M Syech Ismed usai menggelar rapat pembahasan Karhutla bersama gubernur Riau dan kabupaten Kota, di Gedung Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri, Senin (6/7/2020) kemarin menyatakan siap melakukan pencegahan dan penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Untuk penanganan Karhutla di Riau kita telah mempersiapkan lebih kurang 1000 personel. Namun dari Panglima TNI menyampaikan sudah mempersiapkan sebanyak 3000 personel yang siap diturunkan kapan saja, kata Brigjen TNI M Syech Ismed mengulang kembali yang disampaikan Panglima TNI saat memimpin Apel Gelar Pasukan Karhutla beberapa waktu lalu.
Menurutnya, seluruh personel tidak hanya melakukan penanganan di lapangan saja, tapi juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dalam pengelolaan. Begitu dengan pengamanan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang secara sengaja melakukan pembakaran. Jadi personel TNI tidak hanya menangani, tapi juga sosialisasi dan mengamankan. Jika di lapangan kita menemukan pihak yang sengaja melakukan pembakaran akan kita amankan dan serahkan pada pihak kepolisian, ujarnya yang dirilis mediacenterriau.
Untuk pencegahan Karhutla ini TNI juga akan bekerjasama dengan masyarakat di berbagai daerah bagaimana melakukan pencegahan dan juga mengantisipasi ada perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan sengaja melakukan pembakaran. Jadi kita tidak sendiri tapi juga bekerjasama dengan masyarakat untuk sama-sama mengantisipasi terjadi kebakaran. Karena yang namanya pencegahan Karhutla ini juga merupakan tanggung jawab kita bersama. Maka itu kita lakukan bersama-sama, tuturnya.
Pangdam puji Dashboard Lancang Kuning
Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah, MA, MSc, saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, yang digelar di halaman Kantor Gubernur Provinsi Riau memuji Dashboard Lancang Kuning yag digagas Polda Riau.
Dalam amanatnya Pangdam I/Bukit Barisan menjelaskan penanggulangan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu wujud kepedulian TNI sesuai dengan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004, terkait tugas OMSP TNI dalam penanggulangan bencana khususnya dalam membantu mengatasi bencana alam, pada Sabtu pagi (4/7/2020) kemarin yang juga dihadiri Gubernur Riau H Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setia Imam Effendi SH SIK MSI, Danrem 031/WB Brigjen TNI Muh Syech Ismed SE M.han, Danlanud RSN Marsma Ronny Irianto Moningka, Danlanal Dumai Kolonel Laut (P) Himawan, Palaksana BPBD Riau, Korwil I Binda Riau, para Asisten Dam I/BB, Kapendam I/BB, unsur Forkopimda Provinsi Riau, para pejabat Polda dan Korem serta diikuti oleh 500 pasukan TNI-Polri, Pemadam Kebakaran, Manggala Agni, BPBD, Pol PP dan dari instansi terkait lainnya.
Oleh karenanya perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di antaranya membuka ladang atau lahan pertanian dengan cara membakar hutan, meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan, membuat arang di hutan, membuang puntung rokok sembarangan di dalam hutan dan juga memperhatikan wilayah hutan dengan titik api atau Hotspot cukup tinggi terutama lahan gambut di musim panas dan kemarau yang berkepanjangan. Kita ketahui bersama bahwa Bapak Presiden Joko Widodo sudah memberikan 4 arahan mengenai pengendalian kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang disampaikan dalam rapat koordinasi Nasional Rakornas pengendalian kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 yang digelar di istana Negara pada Agustus 2019 yang lalu, jelas Pangdam.
Empat arahan, pertama, memprioritaskan pencegahan melalui patroli terpadu deteksi dini sehingga kondisi harian di lapangan selalu termonitor dan selalu terpantau. Kedua, khususnya kepada badan restorasi gambut untuk melakukan penataan pengelolaan ekosistem gambut secara berkelanjutan. tujuan dari penataan ekosistem gambut tersebut selain untuk menata lingkungan juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Ketiga, segera mungkin padamkan api kalau memang ada api jangan biarkan api itu membesar. Langkah-langkah water bombing yang kalau sudah terlanjur membesar itu juga tidak mudah. Keempat, terkait penegakan hukum bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan presiden meminta agar hal tersebut dilakukan dengan tanpa kompromi, urainya.
Pangdam juga menyampaikan terimaksihnya kepada Kapolda Riau yang telah membuat inovasi berbasis tehnologi sehingga memudahkan penanganan karhutla. Saya sampaikan terimakasih kepada Kapolda Riau, bahwa Inovasi dan terobosan yang telah dilakukan oleh Polda Riau untuk mengatasi karhutla dengan menciptakan aplikasi Dashboard Lancang Kuning Nusantara itu sangat baik, aplikasi ini merupakan program digital yang telah digunakan oleh sebelas (11) Kepolisian Daerah atau Polda yang memiliki wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan karhutla, aplikasi Lancang Kuning Nusantara bertujuan untuk penanggulangan karhutla, saya berharap semua personel maupun pasukan yang terlibat di lapangan memiliki aplikasi tersebut untuk mengetahui kondisi terkini dari kebakaran maupun titik api yang ada, terang Pangdam.
Menurut Pangdam, aplikasi Lancang Kuning memiliki sistem penanganan kebakaran hutan secara terukur, terstruktur dan efisien. Dalam sistem aplikasi Lancang Kuning ini menggunakan 4 teknologi citra satelit untuk mendeteksi titik api, sehingga dapat memberikan informasi secara akurat untuk mendeteksi titik koordinat hotspot atau titik api. Dan semuanya akan berhasil apabila sinergitas dari instansi-instansi terkait seperti Pemda TNI-Polri BNPB dan unsur-unsur lainnya terjaga dengan baik, tegas Pangdam. (*)
Tags : -,