JAKARTA - Sebanyak 2 juta petani tebu Indonesia blak-blakan akan mendukung bakal calon presiden 2024 yang memiliki perhatian kepada petani tebu.
"Petani akan memilih sosok pemimpin yang berkomitmen untuk mensejahterakan petani."
"Yang jelas mereka yang memiliki perhatian kepada para petani tebu. Siapa yang mumpuni kan bisa dilihat dari jejak atau track record yang sebelumnya, atau yang kedua kita bisa melihat dari visi misi mereka ada nggak yang memiliki visi misi memperhatikan petani," kata Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen seperti dirilis CNBC Indonesia, Kamis (13/7).
Soemitro menegaskan bahwa pihaknya menginginkan sosok pemimpin yang betul-betul bisa memajukan pertanian tebu dalam skala besar dan industri gula nasional.
"Dan bukan pemimpin yang hanya pura-pura dan solusinya impor. Ini kan impor-impor terus butuh devisa, butuhnya 500 ribu impornya 1 juta sampai 2 juta, butuh 1 juta impornya 3 juta. Ini kan ada sesuatu di balik kebijakan yang melebihi kebutuhan itu," ujarnya.
Soemitro menyebut pemerintah keenakan impor, sehingga produksi gula di dalam negeri tidak terjadi kenaikan.
"Nah itu kita sadari karena waktu itu gula luar yang lebih murah, mereka yang keenakan impor dan produksi kita mana? tidak ada kenaikan," tukasnya.
"Awal 2006-2007 produksi gula kita itu sempat berada di 2,6 juta ton sampai 2,7 juta ton, tapi sekarang menurun. Dan itu bukan hanya gula saja, tetapi produksi kedelai dan beras kita juga," tambah dia.
Soemitro menyebut pemerintah saat ini tengah bingung, karena harga gula internasional sedang mahal dan lebih tinggi dari gula produksi dalam negeri.
"Sekarang gula luar lagi lebih mahal, (pemerintah) bingung. Yang luar mahal sedangkan gula kita yang di dalam negeri lebih murah. Kita masih butuh impor Tapi kan masih perlu perhitungan," kata Soemitro.
"Kita masih butuh impor. Jadi jangan cuma teriak-teriak hentikan impor atau stop impor majukan petani kita, tingkatkan produksi dalam negeri, tapi prakteknya tidak ada," lanjutnya.
Meskipun anggota APTRI, lanjut Soemitro, banyak yang merupakan partisan atau pengikut partai, tetapi pemikiran para anggota APTRI tetap menginginkan calon pemimpin yang benar-benar berkomitmen untuk mensejahterakan petani.
"Kita ini benar-benar ingin mereka yang berkomitmen kepada kemajuan pertanian. Bukan hanya petani tebu saja, tetapi di seluruh sektor pertanian, karena pertanian kita belakangan ini agak menurun," kata Soemitro.
Adapun anggota APTRI sendiri, ungkap Soemitro, ada sekitar 2 juta orang. Terdiri dari kurang lebih 150 ribu hingga 200 ribu kelompok tani, dengan setiap kelompok tani tersebut beranggotakan 5 sampai dengan 10 petani. Sehingga apabila ditotal ada sekitar 2 juta anggota.
"Tapi itu kan belum istrinya, belum anaknya, terlepas itu kan kita juga punya tenaga kerja yang pasti. Petani itu punya tenaga kerja, mulai dari 2-20 orang," terangnya.
Apabila ditotal, lanjutnya, APTRI memiliki masa yang cukup banyak untuk diarahkan memilih salah satu kandidat calon presiden 2024.
"Lebih kurang bisa menyumbangkan 2 juta suara. Mata rantai kita ini panjang, kan ada istri, ada mantu, ada anak tenaga kerja nah jangan dikira petani tebu ini sedikit cuman punya 2 juta," pungkasnya. (*)
Tags : petani tebu, petani akan pilih capres, petani minta diperhatikan, capres, capres 2024, news,