Kasus Covid-19 di sebagian Kabupaten/Kota di Riau menurun, bahkan ada daerah yang nihil pasien postif corona, namun kewaspadaan terhadap pasien positif tanpa gejala tetap dilakukan
epala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengakui hingga per tanggal 12 Juli 2020, empat kabupaten kota di Provinsi Riau masih terdapat pasien positif Covid-19. Sedangkan, tujuh kabupaten lainnya sudah tidak ada merawat pasien Covid-19 lagi dan satu kabupaten nihil kasus Covid-19.
Ada dua kota dan dua kabupaten di Riau yang masih merawat pasien Covid-19. Yaitu Kota Pekanbaru dan Dumai, serta Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dan Kuantan Singingi (Kuansing). Jadi totalnya masih ada empat daerah yang masih terdapat pasien Covid-19 di Riau, kata dia, Minggu (12/7/2020).
Menurutnya, di Kota Pekanbaru walau sudah pada kondisi new normal tetapi masih ada tiga pasien yang masing-masing satu pasien dirawat di RSUD Arifin Achmad, RS Eka Hospital dan RS Awal Bros Sudirman. Kemudian di Dumai juga tinggal satu pasien yang dirawat di RSUD Dumai. Begitu juga di Rohul, masih ada satu pasien yang dirawat di RSUD Rohul. Sedangkan di Kuansing masih terdapat empat pasien yang semuanya di rawat di RSUD Telukkuantan, ujarnya.
Di kabupaten yang tidak terdapat pasien Covid-19 lagi, yakni Kabupaten Siak, Pelalawan, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar, dan Bengkalis. Satu lagi yang masih zona hijau tidak ada terdapat kasus positif Covid-19 sama sekali adalah Rokan Hilir. Jadi saat ini, ada delapan kabupaten yang tidak ada merawat pasien Covid-19, jelasnya.
Masyarakat diminta tetap waspada
Walaupun hampir di rata-rata Kabupaten/Kota terjadi penerunan pasien Covid-19, namun masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus ini. Seperti yang terjadi per Sabtu (11/72020) kemarin terdapat penambahan satu positif di Riau sehingga total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 239.
Pasien ke-239 adalah MT (20) warga Kota Pekanbaru. Yang bersangkutan pada 7 Juli lalu melakukan rapid test untuk keperluan keberangkatan ke Jakarta dan hasilnya reaktif. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan swab dan ternyata positif, kata Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau melalui Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi menambahkan bahwa pembuktian masih sering menemukan pasien positif Covid-19 orang tanpa gejala (OTG).
Dia mengkhawatirkan masih ditemukannya pasien positif Covid-19 di Riau yang tanpa gejala, atau secara fisik terlihat baik-baik saja. Namun baru diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan swab. Hampir rata-rata pasien positif Covid-19 di Indonesia termasuk di Riau tanpa gejala sebelum akhirnya diketahui positif. Disini masyarakat diimbau agar tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Artinya, orang yang terlihat sehat dan baik-baik belum tentu tidak menderita Covid-19, sebutnya.
Covid-19 menjangkiti orang dengan usia muda orang tersebut bisa tidak bergejala. Tidak seperti jika orang dengan usia 50 tahun ke atas menderita Covid-19, yang tampak menimbulkan gejala. Agar tidak tertular atau menularkan Covid-19 maka gunakanlah masker. Itulah saat ini cara yang paling ampuh untuk mencegah tertular Covid-19. Sekarang kita sulit membedakan mana orang yang terkena Covid-19 dan tidak karena tidak bergejala, ujarnya.
Dia menjelaskan tentang pemeriksaan sampel swab di laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad, saat ini total berjumlah 13.582 spesimen. Untuk terus meningkatkan jumlah pemeriksaan tersebut, pihaknya meminta pemerintah kabupaten/kota di Riau konsisten mengirim sampel swab setiap hari. Kapasitas laboratorium kita saat ini terus ditingkatkan. Untuk itu kabupaten/kota juga diminta terus mengirimkan sampel swab dari kegiatan pemeriksaan sampel swab massal di lokasi yang dianggap rawan penularan Covid-19, pintanya.
Untuk update Covid-19 di Riau, dari total 239 pasien positif, 217 sudah dinyatakan sehat dan pulang, 11 dirawat dan 11 orang meninggal dunia. Sedangkan, pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat 70 orang. Untuk PDP yang meninggal sebanyak 197, PDP sehat 2.022. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 4.068 orang, paparnya.
Riau nihil kasus baru covid-19
Namun Staf Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, Jim Gafur saat konferensi pers nya menyakinkan bahwa Riau tidak ada penambahan (nihil) kasus positif Covid-19. Alhamdulillah Riau nihil kasus positif baru, dan kabar baiknya Riau ada tambahan satu orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sehat dan dipulangkan, kata Jim Gafur, Jumat (10/7/20) sore di Gedung Daerah kemarin.
Menurutnya, total kasus positif Covid-19 Riau masih 238 orang, dengan rincian 10 dirawat di rumah sakit, 217 sehat dan telah dipulangkan, dan 11 meninggal dunia, satu pasien Covid-19 Riau yang dinyatakan sehat dan telah dipulangkan itu adalah An. NA (9) berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga Kabupaten Kuansing, kata dia.
PDP yang masih dirawat berjumlah 61 pasien, PDP negatif Covid-19 yang dipulangkan berjumlah 2.015 orang, PDP meninggal dunia 197 orang dan total PDP keseluruhan berjumlah 2.273 orang. Sementara ODP dalam proses pemantauan berjumlah 4.265 orang, kemudian ODP yang telah selesai proses pemantauan berjumlah 78.607 orang.
Namun demikian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau tetap minta masyarakat harus semakin waspada terhadap penyebaran virus ini. Sebab, pasien ke-239 adalah MT (20) warga Kota Pekanbaru yang bersangkutan pada 7 Juli lalu melakukan rapid test untuk keperluan keberangkatan ke Jakarta dan hasilnya reaktif. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan swab dan ternyata positif, ungkap Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi meyakinkan dan terdapat penambahan satu positif di Riau sehingga total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 239.
Artinya, pasien positif Covid-19 di Riau yang tanpa gejala, atau secara fisik terlihat baik-baik saja setelah dilakukan pemeriksaan swab terdapat positif Covid-19. Karena, lanjut Yovi, jika Covid-19 menjangkiti orang dengan usia muda orang tersebut bisa tidak bergejala. Tidak seperti jika orang dengan usia 50 tahun ke atas menderita Covid-19, yang tampak menimbulkan gejala. Sebaiknya tetap gunakan masker agar tidak tertular atau menularkan Covid-19. Itulah saat ini cara yang paling ampuh untuk mencegah tertular Covid-19. Sekarang kita sulit membedakan mana orang yang terkena Covid-19 dan tidak karena tidak bergejala, ujarnya.
Untuk update Covid-19 di Riau, dari total 239 pasien positif, 217 sudah dinyatakan sehat dan pulang, 11 dirawat dan 11 orang meninggal dunia. Sedangkan, pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat 70 orang. Untuk PDP yang meninggal sebanyak 197, PDP sehat 2.022. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 4.068 orang, paparnya.
Kapan puncak pandemi akan terjadi setelah penerapan 'new normal'?
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meralat puncak pandemi yang sebelumnya diprediksi terjadi pada bulan Juli, sementara pakar kesehatan menyebut jumlah kasus akan terus menanjak hingga akhir tahun di tengah pemberlakuan 'new normal'.
Pemerintah, melalui Gugus Tugas Nasional pada April lalu, sempat memperkirakan puncak pandemi Covid-19 di Indonesia akan mulai pada Mei dan berakhir pada Juli. Pakar ilmu epidemiologi dan ahli pemodelan matematika mengatakan peningkatan kasus kini akan didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dengan tatanan kehidupan baru atau 'new normal'.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan puncak pandemi kini tidak bisa diprediksi karena kasusnya sangat dinamis dengan perilaku masyarakat. Namun, ia menjelaskan kondisi ini justru mencerminkan penanganan yang efektif, karena tingkat peningkatan masih terkendali.
Jadi kondisinya yang jelas, dari perkiraan lalu tidak tercapai peaknya seperti yang diduga banyak pihak. Jadi itu menunjukkan bahwa proses kendali yang ada secara nasional maupun daerah itu cukup efektif. Namun kasus memang tetap berjalan naik terus, tetapi tetap dalam kendali-maksudnya tidak dalam lonjakan kasus, kata Wiku pada media, Minggu (12/07).
Pengendalian kita melakukannya adalah dengan memonitor melalui zonasi untuk masing-masing daerah. Zonasinya kan berbeda-beda dan datanya kan data riil yang setiap minggu diumumkan. Itu sebagai alat indikator bagi setiap daerah dan pimpinan daerah mengendalikan kasusnya di masing-masing daerah, tambahnya.
Dalam konferensi pers pada April 15 lalu, Wiku mengatakan bahwa puncak wabah virus corona akan mulai pada bulan Mei, dimana kasus kumulatif akan mencapai 95.000, dan berakhir pada Juli, dengan perkiraan 106.000 kasus. Pada kesempatan itu, ia menyebut pemerintah akan melaksanakan berbagai upaya agar jumlah kasus sesungguhnya tidak mencapai angka prediksi.
Sejak April, beberapa wilayah masing-masing menerapkan upaya pembatasan demi menekan penyebaran penyakit Covid-19. Kini, menurut data Gugus Tugas hingga Minggu (12/07), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari 75.000. Meski jumlah kasus terus meningkat, pemerintah telah membuka kembali berbagai aktivitas sosial dan ekonomi melalui penerapan tatanan baru. Bahkan, penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia mencapai rekor tertinggi pada Kamis (09/07) lalu dengan 2.657 kasus baru dan sempat mendapat sorotan Presiden Joko Widodo. (rp.san, elf, jon, sul, ind/*)
Editor: Surya Dharma Panjaitan
Tags : -,