Badan meteorologi klimatologi dan geofisika mencatat 65 titik panas atau hotspot di Riau Dewan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
PEKANBARU - Beberapa daerah khususnya di Riau saat ini sudah memasuki musim kemarau, namun tidak menutup kemungkinan potensi hujan masih turun. Meski demikian untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan [Karhutla] di Riau masyarakat diimbau tidak membakar lahan.
"Karhutla ini sangat berbahaya, kita pernah mengalaminya beberapa tahun lalu dimana kabut asap sangat pekat, jangan sampai tahun ini terjadi lagi, masyarakat harus menjaga dan jangan sampai dengan sengaja membakar lahan," kata Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho mengingatkan, Sabtu (16/10).
Terlebih lagi saat ini masih pandemi Covid-19 masih juga belum mereda, sehingga jangan sampai Karhutla yang mengakibatkan kabut asap terjadi, dimana dampak buruknya akan dirasakan oleh semua orang.
"Cukup pandemi Covid-19 ini saja yang kita tanggulangi jangan sampai Karhutla lagi, kita memahami memang terkadang karhutla tanpa membakar lahan pun bisa terjadi akibat terik panas matahari, namun disisi lain supaya titik api tidak tersebar luas jangan dengan sengaja lagi membakar lahan," jelasnya.
Dia berharap pemerintah dapat secara terus-menerus mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan, serta jika ada yang tetap melakukannya berikan sanksi untuk memberikan efek jera.
"Masih banyak cara untuk masyarakat yang hendak bertani tanpa membakar lahan, mari kita cegah bersama agar Karhutla tidak lagi terjadi di Riau ini," imbuhnya.
65 titik panas terdeteksi
Sementara berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puluhan titik panas itu tersebar di sebelas kabupaten/kota di Riau. Julahnya sudah 65 titik panas (hotspot) terdeteksi di Riau hingga, Sabtu 16 Oktober 2021 ini.
Forecaster On Duty BMKG Stasiun Pekanbaru, Ahmad Agus Widodo mengatakan, titik panas terbanyak terpantau berada di wilayah Kabupaten Rokan Hilir, yakni berjumlah 19 titik.
"Di Pelalawan terpantau 13 titik, kemudian 10 titik di Siak, 7 titik di Kampar, 5 titik di Kuantan Singingi, 4 titik di Rokan Hulu, 2 titik di Dumai dan Rokan Hilir, serta 1 titik di Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Indragiri Hulu," papar Ahmad Agus Widodo.
Dari pantauan BMKG melalui citra satelit, 6 titik panas berada pada tingkat kepercayaan tinggi dan dipastikan sebagai titik api, yakni 1 titik di Kampar, Pelalawan dan Rokan Hulu serta 3 titik di Rokan Hilir.
"55 titik berada di tingkat kepercayaan sedang serta 4 titik berada pada tingkat kepercayaan rendah," tambahnya.
Ahmad menyebutkan, BMKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Dikarenakan suhu udara cenderung cukup tinggi beberapa hari terakhir sehingga potensi kebakaran cukup tinggi di lahan yang kering sehingga untuk masyarakat yang lahannya mudah terbakar untuk tidak membakar lahan, dan lebih waspada terhadap potensi penjalaran kebakaran lahan, serta melaporkan ke pihak terkait jika menemukan kebakaran lahan disekitar lingkungannya," imbaunya.
Dia mengatakan, saat ini tim pemadam kebakaran terus bergerak, berpatroli, dan melakukan water bombing untuk memadamkan api di seluruh wilayah Provinsi Riau. (*)
Tags : Karhutla, DPRD Riau, Membakar Lahan,