Kesehatan   2023/08/08 16:27 WIB

7 Mitos Tentang Menyusui dan Kebenarannya Sesuai Seruan PBB

 7 Mitos Tentang Menyusui dan Kebenarannya Sesuai Seruan PBB
Kebanyakan obat-obatan aman bagi ibu yang menyusui.

SERUAN PBB semua pihak memberikan lebih banyak dukungan kepada para perempuan untuk menyusui di tempat kerja, sebagai bagian dari kampanye tahunan meningkatkan persentase menyusui.

Dikatakan PBB, bayi yang tidak mendapat ASI,14 kali lebih mungkin meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka daripada yang disusui secara eksklusif.

PBB meminta perusahaan-perusahaan menyediakan cuti hamil berbayar, waktu istirahat khusus untuk menyusui, serta sebuah ruangan di tempat kerja yang bisa digunakan para ibu untuk menyusui atau memerah ASI mereka.

Masih banyak mitos tentang menyusui yang dapat menghambat perempuan untuk mencobanya. Kami meminta tiga ahli untuk membantah beberapa mitos yang paling umum.

Catriona Waitt adalah profesor Farmakologi Klinis dan Kesehatan Global di University of Liverpool dan seorang peneliti di Makerere University College of Health Sciences, Kampala, Uganda. 

Lalu Alastair Sutcliffe, profesor Pediatri Umum di University College London.
Mitos 1: Ketika menyusui, payudara akan terasa sakit dan puting membengkak

Prof Waitt: Itu agak sulit untuk dijawab karena beberapa ketidaknyamanan di awal itu sangat normal dan puting awalnya bisa menjadi nyeri karena belum terbiasa.

Namun, menyusui seharusnya tidak menyakitkan atau menyebabkan rasa nyeri yang parah. Jika sakit, kemungkinannya adalah puting mungkin terinfeksi atau bayi tidak melekat dengan benar.

Sedikit ketidaknyamanan mungkin adalah hal yang normal, dan perlu sedikit penyesuaian terutama bagi ibu yang baru pertama kali menyusui. Kalau itu menyebabkan rasa nyeri dan kesulitan yang cukup parah, itu perlu dikonsultasikan dengan dokter, perawat, atau bidan Anda.

Mitos 2: Ibu tidak akan bisa menyusui kecuali dilakukan sesegera mungkin

Prof Sutcliffe: Pemberian ASI pada bayi baik untuk kesehatan di berbagai level. Tenggat waktu yang dibuat-buat dalam memberikan ASI tidak berdasarkan pada sains.

Tetapi ada banyak manfaatnya bila bayi segera dilekatkan ke payudara.

Manfaat yang paling jelas adalah nutrisi. Ini membantu memulai proses kontraksi rahim, yang dapat membantu mencegah atau memperlambat perdarahan rahim pascakelahiran.

Juga, dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran, tubuh manusia menghasilkan zat spesifik kaya protein yang disebut kolostrum. Ini adalah zat kaya yang amat penting dalam masa menyusui.

Mitos 3: Ibu tidak boleh minum obat saat sedang menyusui

Prof Waitt: Biasanya ini adalah pertanyaan pertama seorang ibu yang baru melahirkan di mana pun di dunia. Apakah ada obat yang aman untuk bayi saya? Yang benar adalah bahwa obat memang sampai kepada bayi, namun pada level yang sangat rendah.

Kalau dokter berkata Anda perlu minum obat, tanyakan saja kepada mereka, tapi kemungkinan besar obat tersebut aman digunakan. Hal nomor satu yang dibutuhkan oleh seorang bayi adalah ibu yang sehat. Obat-obatan umum yang berurusan dengan infeksi, depresi, atau nyeri kemungkinan aman.

Memang ada obat-obatan yang tidak boleh digunakan saat sedang menyusui, namun jumlahnya sangat sedikit. Seringkali itu adalah obat-obatan untuk kondisi medis yang serius dan sangat spesifik seperti kanker.

Ada obat-obatan lain yang perlu pertimbangan cermat tentang risiko dan manfaatnya. Setiap perempuan yang mendapat resep obat selama menyusui harus mengajukan pertanyaan kepada pemberi resep.

Yang harus diperhatikan adalah beberapa obat bebas, seperti obat demam dan flu yang mengandung dekongestan – ini dapat mengurangi pasokan ASI. Dan selalu waspadalah terhadap obat herbal karena Anda tidak pernah benar-benar tahu persis apa kandungannya, dan banyak dari mereka belum melalui penelitian yang cukup.

Mitos 4: Ibu hanya boleh mengonsumsi makanan hambar dan menghindari makanan pedas sebelum menyusui

Prof Waitt: Tidak ada yang tidak boleh dimakan saat menyusui. Namun, komposisi yang tepat dari ASI dipengaruhi oleh pola makan ibu. Dalam beberapa kasus, seorang ibu mungkin menyadari sebuah pola. Sebagai contoh, saya perhatikan salah satu anak saya, kalau saya minum jus buah-buahan citrus seperti jus jeruk, dia akan jadi sangat rewel.

Kadang-kadang Anda dapat mengenali pola reaksi bayi Anda yang mungkin dipengaruhi oleh makanan Anda. Tetapi tidak ada yang berbahaya atau salah secara medis sehingga perlu dihindari.

Mitos 5: Ibu tidak boleh menggunakan susu formula kalau ingin menyusui

Prof Waitt: Ini tidak mutlak. Namun, banyak produksi ASI pada dasarnya diatur oleh penawaran dan permintaan. Tubuh perempuan diciptakan dengan luar biasa sehingga Anda menghasilkan ASI yang cukup untuk bayi Anda.

Saat bayi mengisap puting, ia memicu hormon untuk menghasilkan jumlah susu yang tepat. Karena itu, kalau seorang ibu menyusui bayi yang kecil, yang besar, atau bahkan kembar, tubuh sang ibu akan menghasilkan cukup ASI.

Jika seorang ibu mulai memberikan susu formula, lingkaran umpan balik itu terganggu. Tubuh sang ibu tidak mendapatkan cukup sinyal bahwa si bayi membutuhkan lebih banyak ASI. Jadi, kalau ibu kesulitan dengan pasokan ASI dan mulai memberikan susu formula, itu dapat membantu dalam jangka pendek, tetapi dapat memperburuk masalahnya.

Di sisi lain, jika ibu sangat lelah dan ayah memberi si bayi sedikit susu formula supaya ibu dapat beristirahat sejenak, itu tidak berarti si ibu tidak akan bisa lagi menyusui.

Jadi pada dasarnya, itu tidak membantu tapi juga tidak mutlak.

Mitos 6: Ibu tidak boleh menyusui jika sakit

Prof Sutcliffe: Tidak, itu mitos. Satu-satunya keadaan di mana seseorang tidak boleh menyusui adalah kalau dia menderita HIV atau hepatitis. Virus-virus tersebut dapat ditularkan melalui laktasi, yang secara tragis pernah terjadi di masa lalu.

Dalam kebanyakan kasus, aman untuk terus menyusui ketika ibu sakit karena tubuh mereka memproduksi antibodi yang juga melindungi bayi mereka yang baru lahir. Sangat jarang melihat penyakit bayi yang diturunkan oleh ibu menyusui.

Mitos 7: Sulit untuk menyusui bayi selama lebih dari setahun

Prof Waitt: Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan ASI eksklusif selama enam bulan, dan kemudian memperkenalkan makanan pendamping. Meski demikian teruslah menyusui selama yang ibu inginkan. Tidak ada waktu yang disarankan untuk berhenti.

Di beberapa negara berpenghasilan tinggi seperti Inggris, sebagian besar bayi sepenuhnya disapih antara satu hingga dua tahun. Sementara di negara-negara lainnya yang berpenghasilan rendah, seperti Uganda, menyusui dapat berlanjut sampai balita berusia dua hingga tiga tahun.

Masalah global ialah banyak negara tidak memiliki cuti hamil yang cukup sehingga memungkinkan ibu untuk menyusui secara eksklusif sesuai dengan rekomendasi WHO.

Tags : Kesehatan perempuan, Anak-anak, Kesehatan, Perempuan, Organisasi Kesehatan Dunia,