KISAH PILU seorang kakek 76 tahun yang mengaku sudah seminggu tak dapat pekerjaan, jadi sorotan.
Di tengah kegembiraan masyarakat yang merayakan Hari Kemerdekaan RI, ada kisah pilu dari sebagian masyarakat kecil.
Salah satunya dialami Abah Suryadi.
Sudah seminggu tidak ada yang menggunakan jasa Abah Suryadi untuk mencangkul sawah.
Oleh karena hal itu, ia pun harus bertahan hidup dan melepas rasa malu.
Untuk makan sehari-hari, ia terpaksa berutang ke warung selama dirinya tak punya uang.
Lansia 67 tahun ini juga terpaksa bekerja serabutan.
Belakangan kisah pilunya viral usai dibagikan akun Instagram @wali_umat, Kamis (15/8/2024).
Dalam video tersebut memperlihatkan Abah Suryadi curhat kisah pilunya tersebut hingga menangis.
Pengunggah mengungkap mulanya tidak sengaja bertemu Abah Suryadi saat membagikan beras.
Saat dihampiri dan membagikan beras kepadanya, kakek berusia 67 tahun itu tiba-tiba menangis sembari berulang kali mengucapkan terima kasih.
Meski tak sebarapa mendapatkan beras, tapi hal itu sangat berharganya untuknya.
Ia curhat dirinya sangat membutuhkan bantuan tersebut karena sudah seminggu ia tak bekerja.
Abah Suryadi juga tak punya uang untuk bertahan hidup hingga harus mengutang ke warung.
Ternyata saat itu, kondisi Abah Suryadi sedang memprihatinkan, seperti dilansir dari Tribun Jabar.
Sehari-hari, Abah Suryadi bekerja serabutan.
Apa saja ia kerjakan agar bisa mendapatkan uang untuk bisa makan sehari-hari.
Kadang ia pun rela jika ada yang menyuruh untuk mengurus sawah orang lain dengan upah Rp50 ribu tanpa makan.
Pekerjaan ini dia lakukan seharian, bahkan sering sekali sampai malam, karena menunggu air dari sungai mengalir ke sawah.
Semua dia lakukan agar dirinya bisa makan dan bertahan hidup.
Kadang jika sedang tidak memiliki uang, Abah Suryadi sering sekali harus berutang kepada orang lain agar bisa makan.
Abah Suryadi masih memiliki anak, hanya saja memang kondisinya sama seperti abah
Sementara itu, istrinya sudah meninggal dunia.
Karena hal itu, di umurnya yang sudah lansia, Abah Suryadi tetap mencari nafkah demi bertahan hidup.
Hingga artikel ini dimuat, belum diketahui lebih lengkap mengenai lokasi tempat tinggal Abah Suryadi tersebut.
Yang pasti, kisah pilu Abah Suryadi tersebut viral dan mendapatkan simpati netizen.
Bahkan sejumlah netizen menyarankan agar membuka donasi.
"Ya Allah ya Rabb rejeki ad dtanganMu,gpp rejekiku ksih sama Abah,ya Allah ya Rabb lancarkan rejekinya Abah suryadi,jauhkan beliau dari rasa lapar dan jauhkan dri hutang, bahagia dunia akhirat Abah,dan berilah kesabaran seluas langitMu ya Allah aamiin ya Allah ya Rabb allamin"
"Ingatlah wahai kalian para pemimpin negri ini kalian akan di adili di akhirat kalian begitu tidak adilnya dengan rakyat kalian memperkaya diri sendiri"
"Semoga sehat selalu diberi keselamatan, rezeki yang lancar dan dipertemukan dengan orang orang baik aamiin ya rabbal alaamiin"
"Lebih ridho pajak rakyat, anggaran belanja pemerintah yg ga jelas programnya dikasih ke orang-orang seperti bapak ini"
"Open donasi please," tulis beragam komentar netizen.
Di sisi lain, sosok penjual tahu gejrot yang selama 19 tahun berdagang selalu beri harga murah, sempat viral di media sosial.
Bahkan ia suka membagikan sisa dagangannya ke tetangga.
Ia juga mengaku tak masalah dapat untung kecil.
Kisah penjual tahu gejrot bernama Pak Hari tersebut jadi sorotan usai diunggah akun TikTok Zara Alesha, beberapa waktu lalu.
Pak Hari mengatakan, dirinya sudah berjualan sejak tahun 2005 silam.
Berarti kini sudah 19 tahun Pak Hari jualan tahu gejrot.
"Udah lama, dari tahun 2005," kata Pak Hari.
Dulu ia mengambil dagangan dari orang lain.
Namun kini dagangannya adalah hasil dirinya sendiri.
Sehari-hari, ia berjualan keliling dari pukul 10.00 hingga sore hari.
Pria berusia 55 tahun tersebut menjual tahu gejrot satu porsi seharga Rp5.000.
Namun ketika berjualan di sekolah, ia menjual tahu gejrotnya hanya Rp2.000 - Rp3000.
Meski menjual dengan harga murah, Pak Hari tetap bersyukur barang dagangannya selalu ada yang membeli.
Ia pun mengakui telah memiliki banyak pelanggan yang selalu beli tahu gejrot dagangannya.
Kendati demikian, jualannya tidak selalu ramai, terkadang tahu gejrot tersebut masih tersisa banyak.
"Namanya jualan kadang habis, kadang enggak," kata Pak Hari.
Ia pun mengatakan tidak pernah membuang barang dagangannya jika tidak habis.
Sisa tahu gejrot jualannya tersebut selalu dimakan untuk sehari-hari hingga dibagikan kepada tetangga.
"Enggak pernah dibuang, buat makan-makan aja sendiri di rumah, dibagiin ke tetangga," ungkap Pak Hari.
Pak Hari pun tidak bermasalah dengan harga tahu gejort yang dijualnya dengan murah.
Ia mengatakan, tidak apa untungnya kecil, karena masih tetap ada yang membeli dagangannya.
Zara Alesha pun membayar tahu gejrot yang dibelinya, namun dengan nominal uang yang besar.
Pak Hari pun tidak berhenti bersyukur dan berterima kasih kepada sang TikToker tersebut.
Bahkan ia sempat menolak pemberian uang dari Zara Alesha tersebut.
"Jangan, jangan, enggak nyangka saya," ucap Pak Hari awalnya menolak.
Unggahan itu pun viral di media sosial hingga mendapatkan berbagai respons netizen. (*)
Tags : abah suryadi, abah suryadi nangis pilu dapat beras, abah suryadi sudah seminggu tak kerja di sawah,