Batam   2025/09/13 12:5 WIB

Ada Sepuluh Titik Longsor Cukup Mengkhawatirkan di Batam, 'yang tak Bisa Ditangani'

Ada Sepuluh  Titik Longsor Cukup Mengkhawatirkan di Batam, 'yang tak Bisa Ditangani'

BATAM - Memasuki musim penghujan, ada dua titik longsor yang cukup mengkhawatirkan di Batam.

"Longsor cukup mengkhawatirkan yang harus segera ditangani."

“Kami tidak pernah tenang. Kalau hujan deras, saya dan anak harus pindah ke ruko. Rumah bisa habis sewaktu-waktu,” kata Ismail, warga di Kampung Kibing, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batuaji, tepatnya di perbatasan RT 04/09 RW 001, Batam, Sabtu (1/9) ini.

Selain ancaman longsor di Kecamatan Batuaji, ada dua lokasi berbeda kini sama-sama menghadapi kerusakan parah akibat hujan deras, namun hingga saat ini belum terlihat adanya langkah penanganan dari pemerintah.

Kondisi ini membuat warga resah karena hidup di bawah bayang-bayang bencana setiap kali hujan turun.

Di Kampung Kibing, Kelurahan Kibing, tebing longsor yang terjadi sejak Januari lalu terus melebar.

Pohon besar tumbang, bagian bawah ruko rusak, hingga akses jalan warga di RT 09 terputus.

Ada rumah warga setempat, bahkan sudah separuh amblas terbawa longsor.

Meski situasi semakin membahayakan, hingga kini belum ada penanganan darurat. Warga khawatir longsor susulan bisa menimbun ruko-ruko yang berada di bawah tebing.

“Kalau tidak segera diperbaiki, bencana besar bisa terjadi. Kami mohon ada tindakan cepat sebelum korban jatuh,” kata Hamdan, warga lainnya.

Kerusakan serupa juga terjadi di tanggul drainase induk di pinggir Jalan R Suprapto, tepatnya di depan Perumahan Cemara Sagulung atau seberang simpang SMKN 1 Batam di Batuaji.

Pantauan di lapangan, tebing drainase sudah banyak runtuh, dengan tembok penguat atau batu miring jebol di sejumlah titik.

Kondisi ini diperparah air banjir sehari sebelumnya yang menghantam bahu jalan hingga terus tergerus.

“Awalnya hanya sebagian kecil yang retak, tapi sekarang hampir separuh tebing drainase sudah ambruk. Air hujan kemarin mempercepat kerusakan,” kata Yan Mete, warga sekitar.

Selain tanggul yang runtuh, beberapa pohon di bibir drainase juga ikut tumbang, membuat situasi semakin rawan. Jika dibiarkan, jalan utama penghubung Mukakuning–Batuaji itu bisa terputus sewaktu-waktu.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Suhar, sebelumnya mengakui persoalan ini.

Ia menyebut perbaikan akan dijadwalkan sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.

“Proyek normalisasi drainase sebagai upaya atasi banjir masih terus berjalan dan dilakukan secara bertahap,” katanya.

Namun hingga kini, belum terlihat adanya langkah nyata di lapangan, sementara warga terus dibayangi ketakutan setiap kali hujan deras mengguyur Batuaji.

Setidaknya saat ini ada 10 lokasi terjadi longsor di Kota Batam, Kepulauan Riau, dalam sepekan terakhir. Mirisnya, kota ini malah tak memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Longsor terjadi di sejumlah lokasi di Kota Batam dimulai dari Panti Asuhan Al Mubarok Galang, Permukiman Tanjung Buntung, Jalan Trans Barelang dan Jalan Bukit Kemuning.

Kemudian disusul SMAN 21 Batam dan Tiban Lama pada Rabu (01/03). Perumahan Ansley Park dan Perumahan Puri Mas Batam Center, serta Jalan Piayu Laut dan Kaveling Sei Tering.

Belum lagi, jumlah titik longsor yang muncul dalam satu lokasi. Misalnya di SMAN 21 Batam yang terdapat lima titik longsor.

Di balik banyaknya titik longsor itu, Kota Batam jutsru tak memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau instansi lainnya yang khusus menangani hal tersebut.

Berdasarkan Peraturan Wali Kota Batam Nomor 44 tahun 2016, penanggulangan bencana daerah merupakan tugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Batam.

Dalam Perwako itu, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Batam seharusnya memiliki bidang Pemadam dan Penanggulangan Bencana yang berfungsi untuk menghimpun, mengolah dan menyajikan data informasi kebakaran dan kebencanaan, melaksanaan standarisasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dan darurat bencana, serta melaksanakan koordinasi penanggulangan kebencanaan.

Kemudian melaksanakan peringatan dini bencana dan evakuasi, melaksanakan manajemen sumber daya penyelenggaraan penanggulangan bencana, hingga merumuskan usulan status darurat bencana.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Batam, Azman justru menepis hal tersebut.

Menurutnya, penanganan bencana itu bukan merupakan tupoksi dinasnya. Untuk penanganan bencana seperti longsor berada di bawah tanggung jawab Dinas Bina Marga, dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam.

"Hal ini dikarenakan pihaknya tidak memiliki peralatan untuk penanganan bencana."

Ia menegaskan, saat ini Batam tidak lagi punya Badan Penanganan Bencana Daerah.

“Dinas Bina Marga yang tangani. Kita tidak punya lagi BNPB daerah. Jadi untuk longsor dikerjakan DBMSDA,” kata dia.

Azman mengungkapkan saat ini pihaknya bekerja membantu penanganan pohon tumbang dan fokus menangani kebakaran. Sementara untuk penanganan bencana seperti longsor ditangani DBMSDA.

“Kalau pohon tumbang, tim rescue kami turun untuk bantu penanganan ruas jalan yang tertutup. Perkim karena punya alat yang keren, kalau kita kan gak punya,” tambah Azman.

Jadi untuk penanggulangan bencana saat ini tidak ada badannya di Batam, sehingga dikerjakan DBMSDA seperti banjir dan longsor ini. (rp.edy/*)

Tags : longsor, titik longsor, batam, longsor mengkhawatirkan, tanah longsor belum ditangani,