Daik Lingga   23-06-2025 11:52 WIB

Akses ke Desa Terluar di Lingga Penuh Tantangan dan Dibayangi Transportasi yang Sulit, 'Jarak Tempuh dan Biaya Juga Sangat Tinggi'

Akses ke Desa Terluar di Lingga Penuh Tantangan dan Dibayangi Transportasi yang Sulit, 'Jarak Tempuh dan Biaya Juga Sangat Tinggi'

DAIK LINGGA - Akses ke wilayah-wilayah terluar di Kabupaten Lingga memang penuh tantangan, selain aksesnya penuh tantangan juga dibayangi jarak tempuh dan biaya tinggi.

"Akses ke desa terluar penuh tantangan dan dibayangi transportasi yang sulit."

“Kalau charter, biayanya bisa tembus Rp4 juta sampai Rp5 juta sekali jalan,” kata Barumazi, salah satu warga Lingga, Senin (23/6).

Ia mencotohkan pada Desa Pekajang di Kecamatan Lingga dan Pulau Berhala di Kecamatan Singkep Selatan.

"Tak hanya jauh, biaya perjalanan ke sana juga terbilang tinggi, terutama jika harus mencarter kapal," sebutnya.

Untuk menuju ke Desa Pekajang, butuh waktu sekitar 8 hingga 9 jam perjalanan laut menggunakan kapal tol laut.

"Kapal itu hanya beroperasi dua kali dalam sebulan, dengan tarif yang relatif terjangkau, yakni Rp25.000 hingga Rp30.000 sekali jalan."

"Jika ingin bepergian di luar jadwal tol laut, satu-satunya pilihan adalah menyewa kapal sendiri," sebutnya.

Warga Pulau Berhala yang berada di Kelurahan Berlian juga mengaku untuk mencapai pulau itu, dibutuhkan perjalanan laut selama dua hingga tiga jam menggunakan boat carteran.

Kepala Desa Kualaraya, Misran menjelaskan bahwa ada dua jalur utama untuk ke sana (Berhala).

Pertama, dari Pelabuhan Dabo dengan estimasi biaya pulang-pergi Rp1,5 juta sampai Rp2 juta.

Kedua, dari jeti PT Pasir di Desa Marok Kecil, dengan ongkos yang lebih hemat, yakni sekitar Rp1 juta sekali PP dan waktu tempuh hanya dua jam.

“Kebanyakan warga memang pilih lewat Marok Kecil karena lebih dekat dan ongkosnya lebih ringan,” ujar Misran.

Dijelaskannya, selain carter, warga juga sering menumpang pompong yang kebetulan mau ke berhala.

“Kadang-kadangkan ada pemilik toko kelontong berbelanja di Dabo, jadi mereka ikut numpang, sekedar ngasi uang rokok, kalau tak ada ya harus cater,” ungkapnya.

Di tengah perjuangan warga menjaga konektivitas dengan pusat kabupaten, muncul pula polemik soal klaim wilayah.

Provinsi Bangka Belitung dikabarkan masih mengklaim Desa Pekajang, sementara Provinsi Jambi disebut-sebut punya kepentingan atas Pulau Berhala.

Meski begitu, warga tetap yakin bahwa wilayah mereka adalah bagian dari Provinsi Kepulauan Riau, khususnya Kabupaten Lingga.

Selain karena secara administratif sudah lama tercatat demikian, kontribusi dan perhatian Pemprov Kepri terhadap dua wilayah ini juga menjadi bukti nyata. (rp.bar/*)

Tags : desa terluar, daik lingga, kepri, akses desa terluar penuh tantangan, biaya perjalanan ke desa terluar tinggi, jarak tempuh dan biaya ke desa terluar tinggi,