JAKARTA -- Al-Aqsa atau Bait al-Maqdis merupakan masjid yang agung lagi diberkahi dan memiliki kedudukan yang tinggi pada jiwa setiap muslim. Tempat ini juga menjadi tujuan hijrahnya para Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Sulaiman alaihissalam.
Allah SWT telah menjelaskan bahwa masjid al-Aqsa adalah tempat hijrahnya para Nabi dan Rasul di dalam kitab suci Alquran. Selain menjadi tempat hijrahnya Nabi Ibrahim alaihissalam dan Luth alaihissalam, Baitul Maqdis juga menjadi tujuan Nabi Sulaiman alaihissalam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلِسُلَيْمَٰنَ ٱلرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِى بِأَمْرِهِۦٓ إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَىْءٍ عَٰلِمِينَ
Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Anbiya ayat 81)
Berdasarkan Tafsir Al-Muyassar, maksud dari ayat ini, yakni;
Dan Kami menundukkan bagi Sulaiman angin yang bertiup kencang yang dapat membawa dirinya dan orang-orang yang bersamanya, yang berhembus dengan perintah-Nya menuju negeri Baitul Maqdis di Syam yang Kami curahkan keberkahan padanya dengan berbagai macam kebaikan yang banyak. Dan sungguh ilmu Kami meliputi segala sesuatu.
Sementara Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah menjelaskan surat Al-Anbiya ayat 81,
Dan Kami tundukkan bagi Sulaiman angin yang berhembus kencang, agar angin itu berhembus sesuai perintahnya menuju negeri Syam yang telah Kami berkahi dengan berbagai sumber daya alam dan buah-buahan. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
Nabi Sulaiman Alaihissalam diberi oleh Allah SWT kekuasaan yang tidak diberikan kepada siapa pun sesudah beliau. Salah satu kelebihan Sulaiman adalah kemampuannya mengendalikan angin.
Nabi Sulaiman bisa berpindah sangat cepat dari satu negeri ke negeri yang lain dengan mengendarai angin. Perjalanan beliau dengan angin dari pagi sampai tengah hari sama dengan perjalanan sebulan dengan onta yang cepat.
Begitu juga perjalanan dari tengah hari sampai sore sama dengan perjalanan sebulan dengan mengendarai onta yang cepat. Jika paginya Sulaiman berada di Baitul Maqdis, siangnya beliau sudah berada di Estakhar, sebuah kota kuno di Provinsi Fars, Iran Selatan.
Sore beliau bisa balik lagi ke Baitul Maqdis. Hasan al-Bashri menyatakan, sebagaimana dikutip Ibn Katsir dalam Qashash al-Anbiya, pagi-pagi Sulaiman ada di Damaskus, kemudian beliau makan siang di Estakhar, dan bermalam di Kabul. Masing-masing kota itu kalau dengan unta memerlukan waktu perjalanan sebulan. (*)
Tags : Baitul Maqdis, nabi sulaiman, operasi badai al aqsa, konflik palestina, israel palestina, merdeka,