PEKANBARU,RIAUPAGI.COM - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjangkiti ratusan warga di Kota Pekanbaru.
"Ancaman nyamuk malaria masih terjadi di Pekanbaru."
"Kota Pekanbaru sudah mulai masuk musim hujan, kita mengimbau masyarakat agar tidak membiarkan air tergenang, kalau ada kaleng-kaleng terbuka itu ditanam, jangan dibiarkan terbuka," kata Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun, Kamis (30/11).
Untuk meminimalisir kasus yang tergolong mematikan itu, Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, meminta masyarakat agar melakukan langkah pencegahan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, ada 257 warga Pekanbaru yang terjangkit DBD hingga minggu ke-47 tahun 2023 ini.
Dari total kasus, Dinas Kesehatan Pekanbaru memastikan bahwa pasien yang terjangkit sudah sembuh dan tidak ada yang memakan korban jiwa.
Untuk mencegah dan meminimalisir kasus DBD tersebut, Penjabat Walikota Pekanbaru Muflihun, mengimbau masyarakat agar tidak membiarkan adanya kaleng-kaleng yang tergenang air begitu saja.
Menurutnya, banyaknya kaleng-kaleng maupun wadah yang terbuka dan menampung air bersih bisa menjadi sarang bagi nyamuk.
Apalagi, saat ini Pekanbaru sudah memasuki musim hujan. Sangat memungkinkan air hujan tersebut memenuhi kaleng-kaleng atau wadah lainnya yang terbuka menjadi sarang bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Kemudian, dirinya juga mengingatkan agar masyarakat peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama masalah sampah. Menurutnya, genangan air dan banjir salah penyebab adalah sampah, yang nantinya juga berimbas kepada kasus DBD.
Ia menyebut, banjir terjadi karena adanya sumbatan drainase atau aliran air oleh sampah dan tingginya sedimen. Untuk itu masyarakat, diimbau melakukan gotong royong.
Dikatakannya, banjir itu diindikasi karena tersumbatnya saluran air yang disebabkan sampah. Sampah yang dibuang ke parit-parit sehingga terjadi penyumbatan saluran air.
"Saya selalu sampaikan, banjir tidak semata-mata ini salah Pemerintah Kota Pekanbaru. Tapi kita hanya minta bahwa semua kita ini punya tanggung jawab menyelesaikan banjir," katanya.
"Tapi Banjir itu terindikasi karena tersumbatnya saluran, sampah siapa yang buang, masyarakat. Kalau kita memang peduli dengan lingkungan kita, minimal angkatlah sampah di rumah kita ini," pintanya.
Dirinya sangat berharap kesadaran masyarakat Pekanbaru agar peduli dengan lingkungan sendiri.
"Kalau ada sampah keluarkan dari paritnya. Bersihka kalau ada sedimen yang sudah tinggi tolong cangkul, di gali lagi, gotong royong bersama-sama. Kalau tidak ada air tergenang, otomatis DBD akan berkurang," sebutnya.
"Begitu sebaliknya, kalau hari ini sampah berserak, parit tergenang, otomatis DBD pasti tinggi. Nyamuk itu sukanya di air bersih yang tergenang, makanya kaleng-kaleng terbuka itu ditimbun," sambungnya. (*)
Tags : nyamuk malaria, demam berdarah dengue, ancaman nyamuk malaria, 257 kasus dbd, pekanbaru, kesehatan,