INDRAGIRI HULU, RIAUPAGI.COM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau memberikan solusi agar truk pengangkut Batubara, CPO dan sawit untuk dapat dialihkan menggunakan jalan lintas selatan.
"Mengingat pada jalur jalan lintas timur di Kabupaten Inhu, Riau itu sudah banyak mengalami kerusakan."
"Masyarakat Inhu sudah lelah dan bosan dengan kondisi jalan provinsi yang rusak parah. Padahal jalan yang melintasi wilayah kecamatan di Inhu merupakan akses vital," kata Ketua Dewan Pengurus Kabupaten (DPK) Apindo, Mastur alias Asun yang menanggapi jalan provinsi bayak yang rusak di daerah itu melalui Whats App (WA) belum lama ini.
Sebelumnya, menyikapi jalan lintas timur yang terganggu, Mastur berpendapat, mulai dari yang mengirim hasil panen, akses menuju rumah sakit, pendidikan, hingga akses wisata semuanya melalui jalan provinsi. Jadi dengan kondisi jalan yang rusak, menghambat semuanya, kata dia dalam bincang bincangnya dengan Wartawan di Pematangreba, Kamis (15/9) lalu.
Dia juga meminta Pemprov segera menganggarkan pembangunan jalan supaya mulus.
Menurutnya, truk-truk pengangkut batubara, truck tengki CPO dan sejenis truck besar lainnya masih menggunakan jalan provinsi yang ada di wilayah Inhu.
"Dampaknya, badan jalan di Kecamatan Peranap dan Kuala Cenaku selalu rusak. Solusinya agar dilakukan pengalihan jalur baik angkutan batubara, CPO dan lainnya melalui jalan lintas selatan," saran Mastur.
Dia juga mengakui sudah menyampaikan aspirasi ini pada pemkab Inhu pada acara pelantikan pengurus DPK Apindo Inhu di ruang auditorium lantai IV Kantor Bupati Inhu Rabu tanggal 14 September 2022 yang lalu.
Hadir pada saat itu asisten perekonomian dan pembangunan Setda Pemerintah Inhu, Paino dan Forkopimda dan sejumlah Kepala OPD Inhu dalam hal wacana jalur angkutan truk odol dialihkan.
Menurutnya, pengalihan jalan alternatif bisa melalui jalan lintas selatan dari Simpang Peranap arah jalur Lubuk hingga Anak Talang, Batu Papan Kilan, Simpang SMP Seberida ke Simpang PT KAT Duta Palma sampai ke Palabuhan dengan jarak sekitar 110 kilometer.
Jika dialihkan jalur mobil truck akan menambah pemasukan perekonomian masyarakat di sepanjang jalan alternatif lintas selatan juga mengurangi kemacetan dan kerusakan badan jalan.
Mastur memprediksi tahun 2023 mobil truck angkutan batubara bukan semakin berkurang, malah akan semakin bertambah.
Sementara jalur angkutan mulai dari Simpang Lima Rengat hingga Pulau Jumat sudah tidak layak jalur mobil truck karena sempit hanya lebar 5 meter. Seharusnya badan jalan dilalui kendaraan truck anggkutan 7 meter.
“Kalau jalur angkutan batu bara menggunakan kendaraan truck dengan lebar jalan 5 meter tidak bisa, ini akan meresahkan masyarakat tapi angkutan batubara yang menggunakan mobil could diasel boleh lah,” kata Mastur menilainya.
"Pemkab Inhu dan Pemprov dapat menyikapi ini dan memikirkan bagaimana caranya mencari solusi terkait truk angkutan agar investor nyaman terutama masyarakat juga tidak terganggu,” katanya.
Mastur mengaku para investor pemilik IUP tambang batu bara di Inhu juga sudah membahas bersama Apindo tentang jalur angkutan batu bara ini, "saya sudah menyampaikan solusinya yakni pengalihan jalur angkutan ke jalan lintas selatan," ungkap Mastur.
Menanggapi usulan Apindo angkutan truk batu bara, CPO dan sawit perlu dialihkan ke jalur lintas selatan Ir Ganda Mora M.Si, Ketua Umum (Ketum) Lembaga Indenpenden Pembawa Suara Transparansi (INPEST) mendukungnya.
"Kalau dilihat dilapangan truk Odol yang keluar masuk dari atau menuju pelabuhan penampungan batu bara di perbatasan Indragiri Hulu (Inhu) dan Indragiri Hilir (Inhil) bisa mencapai 80 sampai 100 truk setiap harinya," kata dia tadi ini, Jumat (9/6).
Setiap truk pengangkut batu bara yang hilir mudik di jalan lintas timur tersebut bisa mencapai 30 ton. Akibatnya, kontur tanah rawa tersebut tidak mampu menahan beban berat. Jalan pun rusak parah.
"Setiap hari angkutan batu bara antara 80 sampai dengan 100 truk. Berat masing-masing truk 30 ton," katanya menggambarkan.
Hilir mudik truk batu bara memuat angkutan setiap harinya ke Peranap. Namun, dia tak merincikan dari mana bahan baku batubara berasal termasuk didistribusikan kemana saja.
Tetapi Ganda menduga, bahwa muatan angkutan batu bara yang mencapai 30 ton ini sebagai perusak jalan.
Perbaikan badan jalan di lintas Rengat - Tembilahan, khususanya di ruas jalan Kuala Cenaku, kerusakan jalan yang menghubungkan dua kabupaten disebabkan angkutan batu bara yang hilir mudik di jalan itu.
"Memang harus ada penyelesaian yang diharapkan menjadi jalan keluar nantinya. Sehingga, permasalahan angkutan ini bisa diatasi bersama. Jangan sampai kita cuma kebagian jalan rusak. Harus ada solusi penyelesaiannya, ya itu tadi misalnya jalur truk bisa dialihkan ke lintas selatan, " ungkapnya.
"Pemerintah dan perusahaan batu bara bisa mencari solusi bersama. Salah satu solusinya, agar jalur lintas timur tak semakin rusak, angkutan batu bara, cpo dan sawit bisa memanfaatkan jalur lintas selatan," sebutnya.
Dengan begitu dunia usaha juga tetap berjalan, lalu lintas warga di jalan juga tidak terganggu, katanya. (*)
Tags : asosiasi pengusaha indonesia, apindo, inhu, riau, apindo beri solusi, truk odol, truk pengangkut batubara, cpo, sawit, truk odol dialihkan ke Jalan lintas selatan,