BISNIS - Asosiasi E-commerce Indonesia (Idea) menyatakan, penjualan online bisa menjadi alternatif saat ini. Sebab selama pandemi, banyak penjualan offline tutup.
"Maka kami harap masyarakat bisa memanfaatkan perdagangan online. Ini sudah berjalan dan terbukti," ujar Head of Public Policy Idea Rofi Uddarojat dalam diskusi virtual yang digelar PT Bank UOB Indonesia, Selasa (3/11).
Ia menegaskan, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa sukses berjualan online dengan beberapa syarat. Di antaranya on boarding atau masuk ekosistem digital, lalu mengikuti pelatihan atau belajar pemasar digital. "Digital ini market-nya besar. Kita sediakan ekosistem bagaimana UMKM bisa masuk, namun tidak hanya on boarding, melainkan profitable, dan scalling up," jelas dia.
Rofi mengatakan, saat ini pemerintah telah menyadari kalau UMKM merupakan soko guru perekonomian. Maka sejumlah regulasi yang dikeluarkan pun bertujuan memberdayakan UMKM. "Salah satunya terlihat dari UU Cipta kerja. Semangatnya kita apresiasi, namun memang banyak teknis peraturan yang masih kita bahas dengan Kemendag, Kemenkominfo, terutama terkait PP nomor 80 Tahun 21019 mengenai perdagangan sistem elektronik, ada legalitas di sana, kita mengerti semengatnya," tutur dia.
Pada kesempatan itu, Rofi juga mengungkapkan, pendapatan yang diraih selama Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2019 yang digelar pada 11 sampai 12 Desember. Hasilnya menunjukkan, potensi penjualan digital sangat besar dengan sekitar 138,1 juta pengguna atau konsumen online. "Dari data Nielsen 2019, pendapatan selama Harbolnas mencapai Rp 9,1 triliun atau 624 miliar dolar AS. Angka itu naik Rp 2,1 triliun dari 2018," ujarnya menambahkan perolehan sebanyak Rp 4,6 triliun atau 313 miliar dolar AS di antaranya merupakan hasil penjualan produk lokal yang terus meningkat hingga Rp 1,5 triliun dari tahun lalu. (*)
Tags : umkm, perdagangan online, e-commerce,