"Di negara-negara maju, pembentukan ruang-ruang kreatif telah mengarah pada kota kreatif (creative city) yang berbasis pada penciptaan suasana yang kondusif bagi pelaku bisnis dan komunitas sehingga dapat mengakomodasi kreativitas melalui sentra ekonomi kreatif yang sekaligus melestarikan produk unggulan lokal"
elalui Badan Ekonomi Kreatif [Bekraf ] yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif dengan 16 (enam belas) subsektor meliputi 1); Aplikasi & Game, 2); Arsitektur, 3): Design Komunikasi Visual, 4): Design Produk, 5); Design interior, 6); Fashion, 7); Kriya, 8); Film, Animasi, Video, 9); Fotografi, 10); Kuliner, 11); Penerbitan, 12); Periklanan, 13); Seni Pertunjukan,14); Televisi dan Radio, 15); Seni Rupa, dan 16); Musik.
Sinerji antara ekonomi kreatif dengan UMKM merupakan sebuah model pengembangan peningkatan penjualan produk dan jasa yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan melakukan tambahan kegiatan kreatif untuk mengembangkan UMKM di Indonesia. Untuk mengembangkan UMKM melalui ekonomi kreatif dibutuhkan konektivitas, yaitu dengan menciptakan outlet produk-prouk kreatif UMKM di lokasi yang strategis. Secara umum terdapat 4 bauran pemasaran untuk meningkatkan penjualan yaitu Product, Price, Place, Promotion.
Di Riau juga sudah dimulai oleh gagasan Gubernur Syamsuar dengan terdapat berbagai lokasi wisata strategis untuk pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif maupun sentra ekonomi kreatif ini bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu [LAM] Riau yang nantinya mampu dan sekaligus melestarikan produk-produk unggulan yang berbudaya Melayu. Walaupun masa ditengah pandemi sentra ekonomi kreatif ini bisa dibuat berupa counter atau sentra kerajinan dan komunitas yang ada di Riau dan beberapa tempat berkumpulnya komunitas.
Faktor regulasi dan kebijakan pemerintah juga sangat diperlukan untuk mem branding pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak pariwisata di daerah dengan salah satu strategi daerah utama dengan tugu dan Taman Pintar sebagai daerah tujuan utama dan destinasi wisata dengan tujuan khusus, dengan beberapa simpul kreatif dan saling sinergi antar aktor, Akademisi, Pelaku Bisnis, Komunitas, Pemerintah, Lembaga Keuangan, dan Media. Pembangunan simpul kreatif lainnya juga bisa dilakukan seisal menghubungkan beberapa penjuru kabupaten yang ada di Riau dengan memadukan unsur wisata alam, wisata religi, wisata budaya, dan wisata edukasi dengan saling berkesinambungan.
Rencana Riau membuat sentra ekonomi kreatif nantinya juga melakukan berbagai plattform dan program pengembangan UMKM dengan UMKM Go Modern, UMKM Go Digital, dan UMKM Go Global, KEJAR UMKM (Kelompok Belajar UMKM) dan CKU (Cek Kesehatan Usaha), Sekolah Ekonomi Desa, Sekolah Manajemen BUMDES, dan Pencatatan Transaksi Keuangan ber basis android, serta beberapa program kegiatan lainnya telah mewarnai kegiatan pendampingan dan pengembangan UMKM di Riau dengan tujuan pengembangan kapasitas UMKM (UMKM naik kelas).
Disini tujuan strategis ekonomi kreatif Riau juga memperhatikan kusus bagaimana pelaku UMKM dapat menangkap peluang dengan hadirnya ekonomi kreatif dengan gerakan bela dan beli produk UMKM dimana salah satu kunci utama menangkap peluang tersebut, Bagaimana fungsi dan peran ekonomi kreatif terhadap pengembangan UMKM di Riau sendiri.
Dibangun Sentra ekonomi kreatif di LAM Riau
Gubernur Riau Syamsuar telah mensetujui untuk dilakukannya pembangunan gedung sentra ekonomi kreatif dan bersedia menghadiri kegiatan acara peletakan batu pertama, tanda dimulainya pembangunan usaha Sentra Ekonomi Kreatif dan Budaya Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Jalan Diponegoro, Senin tanggal 16 November 2020 lalu. Menurutnya dengan dimuainya Sentra Ekonomi Kreatif daerah-daerah di kabupaten/kota dapat bersaing dalam melestarikan produk-produk unggulan atau ciri khas masing-masing tempat.
"Pembangunan usaha Sentra Ekonomi Kreatif, sudah mulai bekerja dan jalan. Kita harapkan nantinya bisa secepatnya selesai. Sehingga bisa digunakan oleh para pedagang usaha kecil," kata Syamsuar di sela-sela peletakan batu pertama.
Menurutnya, daerah-daerah dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Riau diharapkan bisa menunjukkan kebolehannya. Terutama daerah yang telah mengembangkan ekonomi kreatif. "Juga termasuk ekonomi kerajinan, fashion. Di Riau sudah cukup banyak berkembang ekonomi kreatif ini yang merupakan bagian yang nantinya akan diusahakan oleh LAM Riau," terang Syamsuar.
Terkait produk-produk unggulan di masing-masing daerah yang bisa ditonjolkan misalnya rasa makanan ciri khas yang ada sekarang ini di Provinsi Riau yang juga sudah termasuk bagian dari salah satu visi Riau untuk melestarikan masakan Riau.
Sentra ekonomi kreatif berbudaya melayu dibangun
Sentra pengembangan ekonomi kreatif Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbasis budaya Melayu sudah dimulai. Sentra tersebut berupa 12 kios terintegrasi untuk memamerkan hasil kerajinan dan makanan khas dari 12 kabupaten/kota di Riau. Setiap kabupaten/kota juga dapat menampilkan pertunjukan seni dan budaya Melayu di atas sebuah panggung yang akan disediakan di lokasi tersebut.
Sebelumnya pembangunan sentra ekonomi kreatif dilakukan hasil kerja sama (MoU) antara SKK Migas-PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang akan dibangun di kompleks Gedung LAMR, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Dimualinya pembangunan sentra ekonomi kreatif Riau ini pun dihadiri Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri Al azhar, Ketua Dewan Pengurus Harian LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar, Kadis Kebudayaan Yoserizal Zein yang mewakili Gubernur Riau, Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak, dan Sr VP Corporate Affairs PT CPI Wahyu Budiarto.
Bebagai taggapan positif pun mencuat tentang kerja sama atau kemitraan LAMR bersama SKK Migas-PT CPI dalam hal membangun sentra ekonomi kreatif dan strategis itu untuk pengembangan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya Melayu di Riau. Selain itu bisa sebagai satu ikon destinasi wisata dan sentra pengembangan UMKM di Provinsi Riau, demikian diungkap Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak.
Menurutnya kerja sama dilakukan untuk memperkuat kemitraan jangka panjang PT CPI dengan masyarakat Riau khususnya dan Pemerintah Indonesia. Selama lebih dari 95 tahun, PT CPI menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan wilayah maupun masyarakat Riau. "Kami mengucapkan terima kasih kepada LAMR atas kemitraan yang dijalin untuk pengembangan ekonomi dan pelestarian budaya Melayu Riau. Ini merupakan kehormatan besar bagi kami," sebutnya.
Nantinya LAMR dan PT CPI akan membentuk sebuah komite yang bertugas memastikan kesinambungan kegiatan agar sentra ekonomi kreatif selalu menarik untuk dikunjungi. Komite itu, yang terdiri dari perwakilan LAMR dan para pemangku kepentingan terkait, akan menyusun rencana kegiatan tahunan secara baik. Setiap bulan akan ditunjuk salah satu kabupaten/kota untuk mengisi acara budaya dan seni. PT CPI akan ikut memantau dan memfasilitasi pelaksanaan program pada tahun pertama. Kehadiran sentra ekonomi kreatif ini diharapkan dapat semakin mendorong kreativitas para pelaku UMKM maupun pelaku seni dan budaya Melayu. Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk terus tumbuh karena bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini, keragaman kekayaan seni dan budaya, maupun masuknya sektor ini sebagai salah satu prioritas dalam rencana pengembangan ekonomi nasional.
Ekonomi kreatif juga membuka peluang salah satu dari sepuluh sektor utama penopang perekonomian Indonesia ang paling banyak menyerap tenaga kerja. Program pemberdayaan ekonomi lokal selaras dengan fokus program-program investasi sosial yang dijalankan oleh PT CPI selama ini. Tujuan yang ingin dicapai adalah menciptakan kemandirian melalui semangat kewirausahaan. Selain pemberdayaan ekonomi, bidang-bidang lain yang menjadi fokus program investasi sosial PT. CPI adalah kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta lingkungan. (*)
Editor: Surya Dharma Panjaitan
Tags : Sentra Ekonomi Kreatif Riau, Strategi dan Design Budaya Melayu, Riau Bangun Sentra Ekonomi Kreatif ,