BATAM - Bandara Internasional Hang Nadim, Batam mulai membludak di penuhi penumpang yang terlihat ingin berlibur jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Para petugas yang memvalidasi surat keterangan (suket) rapid test pun harus bekerja ekstra, akibat ramainya masyarakat yang keluar Batam. ”Ada dua hari, penumpang yang datang menyentuh angka 5.000-an orang,” kata General Manager BUBU Hang Nadim, Benny Syahroni pada media, Minggu (20/12).
Menurutnya, lonjakan penumpang sudah terasa sejak pekan kedua Desember. Jumlah pesawat yang mendarat dan terbang juga terlihat sibuk yang diperkirakan kurang lebih 30 penerbangan. Tapi sejak minggu kedua, jumlah penerbangan lebih banyak. Data penerbangan dan penumpang sejak tanggal 16 Desember tercatat penumpang yang datang sebanyak 4.800 orang, dan berangkat 5.666 orang. Jumlah penerbangan yang datang 41 flight dan berangkat juga 41 flight. Tanggal 17 Desember, penumpang yang datang 4.430 orang, berangkat 5.227 orang. Ribuan penumpang ini dilayani 36 penerbangan yang datang ke Hang Nadim dan 37 penerbangan yang berangkat.
Kemudian, pada 18 Desember, penumpang datang 3.869 orang, berangkat 4.836 orang. Sedangkan pesawat yang melayani penumpang datang 36 flight dan berangkat 36 flight. Lalu, pada 19 Desember, penumpang datang 3.286 orang, berangkat 4.809 orang. Pesawat yang datang 36 flight dan berangkat 36 flight juga. Benny memperkirakan, puncak mudik Natal terjadi di H-3 hingga H-1. Jumlah penumpang yang keluar Batam, diperkirakan di kisaran 5.000-an orang. Bandara Hang Nadim, kata Benny, sudah siap menyambut para pemudik. Berbagai sarana dan fasilitas disiapkan. ”Posko Nataru dibangun untuk memantau pergerakan penumpang dan memastikan keamanan dan kenyaman masyarakat,” sebutnya.
Syarat rapid test antigen dikeluhkan
Kepadatan penumpang yang ingin berlibur di Nataru para penumpang masih mengeluhkan syarat terbang dan masuk ke suatu daerah yang harus menggunakan surat rapid test antigen. Sebelumnya penumpang cukup menggunakan rapid test antibodi yang biaya tesnya jauh lebih murah. “Rapid test antigen nggak murah juga,” kata Pendri, warga batam.
Dia ingin berangkat ke Jakarta yang harus mengeluarkan biaya lebih mahal lagi. “Biaya tambahan lebih banyak lagi. Rapid test biasa cuma Rp 100 ribuan, dan yang antigen ini hampir Rp 300 ribu. Ini cukup mahal,“ ujarnya.
Menurutnya, kebijakan itu memberatkan. Pasalnya, tidak semua orang berangkat keluar daerah untuk berlibur atau punya biaya berlebih. “Contohnya saya, berangkat ada urusan kerja, bukan liburan. Tapi saya harus mengeluarkan biaya lebih banyak lagi,” terangnya.
Menurutnya, rapid antigen adalah kebijakan yang malah membuat masyarakatnya semakin terbebani. Apalagi, di tengah ekonomi yang turun drastis saat pandemi Covid-19.
Penulis: Junedy
Editor: Syamsul Bahri
Tags : Bandara Hang Nadim Membludak, Libur Nataru, Rapid Test Antigen,