
PEKANBARU – Meskipun jumlah titik panas (hotspot) terus melonjak dan kabut asap mulai menyelimuti sejumlah wilayah di Provinsi Riau, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru hingga kini masih berjalan normal.
"Bandara SSK II Pekanbaru tetap aktif lakukan penerbangan."
"Sampai dengan saat ini belum ada penerbangan di SSK II yang terganggu atau terdampak karena kabut asap," kata General Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko.
Pihak otoritas bandara menyatakan belum ada gangguan jadwal keberangkatan maupun kedatangan akibat kondisi cuaca tersebut.
Radityo Ari Purwoko mengatakan hingga Senin 21 Juli 2025 pagi, visibilitas di landasan pacu masih dalam batas aman untuk penerbangan.
Ia menjelaskan, meskipun sebagian wilayah di Riau dilaporkan mengalami peningkatan titik panas dan kabut asap mulai muncul, konsentrasi partikulat di sekitar bandara masih berada dalam kategori sedang.
Hal ini memungkinkan operasional penerbangan tetap berjalan seperti biasa.
"Kondisi di Pekanbaru secara umum masih aman untuk aktivitas penerbangan. Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan instansi terkait untuk memantau perkembangan cuaca dan jarak pandang setiap saat," tambah Radityo Ari Purwoko.
Radityo, yang akrab disapa Oki, menyebutkan bahwa jarak pandang pada pagi ini adalah 7.0 km, sehingga masih aman untuk penerbangan.
Bandara SSK II juga telah menyiagakan prosedur khusus jika sewaktu-waktu terjadi penurunan jarak pandang akibat asap.
Protokol ini mencakup penyesuaian jadwal, pengalihan rute, hingga penundaan penerbangan jika diperlukan.
Sementara itu, BMKG melaporkan bahwa wilayah Riau hari ini dilanda suhu panas mencapai 35 derajat Celcius dan minim potensi hujan.
Di sisi lain, jumlah hotspot di wilayah Riau juga mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai lebih dari 500 titik, dari 1.292 titik panas di Sumatra.
Sementara Wakil Ketua DPRD Riau, Budiman Lubis, menyampaikan keprihatinannya atas situasi tersebut. Ia mendesak Pemerintah Provinsi Riau dan Satuan Tugas (Satgas) Karhutla untuk segera mengambil langkah cepat dan tegas dalam menangani kebakaran yang terjadi.
Kualitas udara di Provinsi Riau kembali memburuk akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus meluas.
Sejak Sabtu 19 Juli 2025, data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan kondisi udara di Kota Pekanbaru berada dalam kategori tidak sehat, menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak kesehatan dan aktivitas sosial masyarakat.
“Harus ada tindakan segera dari pemerintah dan Satgas Karhutla. Jangan sampai kebakaran semakin meluas dan mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Budiman Lubis.
Ia juga menegaskan bahwa upaya pengendalian Karhutla tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah provinsi.
Menurutnya, pemerintah kabupaten dan kota se-Riau harus turut berperan aktif dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan.
“Peristiwa seperti ini sudah berulang kali terjadi di Riau. Seharusnya pengalaman masa lalu dijadikan pelajaran. Jangan sampai sekolah diliburkan, bandara lumpuh, dan ekonomi terganggu seperti sebelumnya,” ujarnya.
Politisi Partai Gerindra itu juga meminta agar pencapaian penanganan Karhutla pada tahun-tahun sebelumnya dipertahankan. Ia menilai sejumlah strategi yang pernah berhasil harus kembali dijalankan secara konsisten.
“Dulu bisa dikendalikan, kenapa sekarang tidak? Strategi yang efektif harus dijalankan lagi, termasuk patroli udara, darat, dan sistem deteksi dini,” tegasnya.
Budiman Lubis turut menyoroti peran perusahaan pemegang konsesi lahan. Ia meminta agar perusahaan tidak lepas tanggung jawab dan turut menjaga wilayah konsesinya agar tidak terbakar.
“Saya mengajak seluruh elemen—pemerintah, swasta, dan masyarakat—untuk bersama-sama mencegah bencana kabut asap semakin parah. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal kesehatan dan masa depan generasi kita,” pungkasnya. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : bandara sultan sarif kasim II, bandara tetap aktif lakukan penerbangan, kabut asap tak pengaruhi penerbangan bandara,