PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Megahnya gedung kantor Bupati Rokan Hilir [Rohil] dalam spesifikasinya hanya mampu 6 lantai, karena terkesan dipaksakan dibangun menjadi 9 lantai.
"Bangunan kantor miring yang sudah menyalahi DED (detail engineering design) ini mengalami patah tengah dan nyaris ambruk."
"Gedung kantor bupati dibangun masa Bupati Rohil di bawah kekuasaan Suyatno dibangun di jalan lintas Bagan Siapi-api Kecamatan Bangko, berjarak sekitar 100 meter dari sungai Rokan," kata Larshen Yunus, Ketua Dewan Pengurus Daerah [DPD] Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI] Provinsi Riau menyikapi tadi, Sabtu (15/7).
"Bagian depan gedung tersebut menghadap ke Sungai Rokan yang tidak jauh dari kuala Sungai Rokan," sambungnya.
Dia lantas berharap keseriusan dari Pemkab untuk memberdayakan anggran dari pusat.
"Kultur tanah di Rohil berbeda, potensi terjadinya abrasi sangat besar," sebutnya.
Jadi bangunan ini warisan bupati dimpimpin Suyatno, yang begitu besar anggarannya untuk membangun gedung sembilan lantai.
Tetapi Larshen menilai kekuatan APBD kabupaten tidak memungkinkan untuk menganggarkan kembali untuk membangun gedung baru.
"Hanya saja saya rasa perlu saksi ahli dimintai keterangan, guna mengetahui bagaimana spesifikasi terhadap pembangunan sebenarnya terhadap gedung tersebut," kata Larshen Yunus yang juga Wakil Sekretaris Jenderal [Wasekjend] KNPI Pusat ini.
Tetapi setelah tahun berjalan dan kepemimpinan bupatinya sekarang dijabat Bupati Afrizal Sintong SIP malah seakan menjadi korban [pengeluaran anggaran perbaikan lebih besar].
Dengan kehadiran bangunan yang juga disebut-sebut gedung pencakar langit yang dibangun menggunakan dana APBD Rohil itu dilaksanakan dengan sistim tahun anggaran 2010-2013 ini.
Afrizal Sintong SIP dikonfirmasi dengan masalah ini belum ingin menjawab.
Ia sendiri dalam pertemuan dengan Komisi V DPR RI bersama Gubernur Riau Syamsuar dan semua Bupati/Wali Kota dan Kadis PU seluruh Riau saat di Gedung Daerah Balai Serindit, Jumat 14 Juli 2023 malam telah membahasnya.
Bupati Afrizal Sintong khawatir kantor yang miring mirip menara pisa ambruk karena saban hari dihantam abrasi sungai.
Dalam pertemuan itu, Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong mendapat giliran untuk menyampaikan aspirasi masyarakatnya.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan hal yang mengejutkan.
Sintong mengkhawatirkan kantornya terancam tenggelam. Kantor bupati termegah se Indonesia itu akan tenggelam dan menyatu dengan Sungai Rokan jika tidak ada upaya untuk menyelematkannya.
Sebab, Sintong menyampaikan setiap tahun, tanah di depan kantor bupati berkurang hingga dua meter.
Gedung itu hanyak berjarak 100 meter dari bibir Sungai Rokan.
"Setiap tahunnya, kami kehilangan 2 meter tanah di depan kantor bupati karena abrasi. Jika ini berlanjut, dalam 5 tahun kantor bupati bisa terancam masuk sungai," jelas Bupati Sintong di hadapan Komisi V DPR RI.
Sintong mengharapkan bantuan lebih lanjut dari pemerintah pusat dan Pemprov Riau untuk mengatasi masalah abrasi dan infrastruktur ini. Anggaran Pemkab Rohil dirasa tak cukup mengatasi jalanan rusak dan persoalan abrasi.
''Abrasi di daerah pesisir Rokan Hilir menjadi isu serius yang perlu mendapatkan penanganan prioritas,'' ujarnya.
Sintong juga menyebutkan, saat ini ada 372 sumur minyak di Rohil tetapi dampaknya terhadap infrastruktur masyarakat sangat besar.
Karena menurut Sintong, operasional Pertamina Hulu Rokan telah membawa dampak signifikan terhadap kondisi jalan di Rokan Hilir.
Banyak truk berat membawa tanah timbun untuk Wellpad (WP) dan itu jauh melebihi kapasitas jalan yang ada.
"Kami mengharapkan cara yang lebih baik untuk transportasi ini, mempertimbangkan berat muatan truk. Jalan yang kami bangun cepat rusak akibat beban yang besar," katanya.
"Untuk infrastruktur, kami hanya bisa mengeluarkan sekitar Rp 120 miliar setiap tahunnya, sementara kami masih memiliki jalan yang rusak sekitar 1.200 km," sebutnya.
Kembali disebutkan Larshen Yunus yang tak ingin seakan Bupati Afrizal Sintong kedepan bakal jadi korban [penanggulangan dan perbaikan gedung] itu.
Ia menjelaskan pelaksana pembangunan gedung baru kantor Bupati Rohil yang diprakarsai pihak Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Rokan Hilir, dan kontraktor pelaksanaannya merupakan PT Hutama Karya dan Indici dengan memakan uang negara hingga ratusan miliar.
"Kantor Bupati Rohil delapan lantai tak sesuai DED yang ketinggiannya direkomendasikan."
"Kantor Bupati yang mirip Capitol Hill ternyata ketinggian dan tidak sesuai DED. Berdasarkan DED awal, kantor itu seharusnya hanya 6 lantai."
''Gedung itu, seharusnya hanya direkomendasikan untuk 6 lantai, bukan 9 lantai seperti yang tampak sekarang,'' kata dia.
Pada awal pembangunan, proyek ini dianggarkan Rp 86 miliar melalui APBD 2019. Pengerjaan proyeknya menggunakan sistem kontrak reguler. Dimulai tahun 2009, 2010, 2012. Tapi tahun 2010 sempat tidak ada pekerjaan.
Larshen juga mengaku tidak mengetahui secara pasti mengapa pembangunan kantor Bupati waktu itu harus dikerjakan 9 lantai.
Tapi beberapa kejanggalan-kejanggalan sempat terungkap misalnya, pekerja sedang menampal sisi gedung yang retak yang berada di lantai dasar. Tiang beton yang berfungsi sebagai sumbu, diluarnya sudah bolong dan kondisinya sangat memprihatinkan.
Sebelumnya Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Riau, juga sudah melakukan dan mendalami kasus dugaan korupsi pembangunan Kantor Bupati Rokan Hilir (Rohil) ini.
Penyebabnya karena bangunan tersebut mengalami patah tengah hingga membuat condong ke kiri. Diduga lantaran pembangunannya tidak sesuai dengan bestek atau spesifikasi yang tertera di dalam kontrak. (*)
Tags : bangunan kantor miring, kantor bupati rohil miring, bupati rohil afrizal sintong khawatir dengan kantor miring, kantor bupati menyalahi ded, kantor bupati terancam rubuh,