
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM – Kondisi banjir yang saat ini dialami masyarakat Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh, mendapat perhatian dari anggota DPRD Kota Pekanbaru.
Bahkan anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Dapil 1, Rizky Bagus Oka dan Victor Parulian, turun langsung ke lokasi pada Rabu (5/5/2025).
Dalam tinjauannya ke lapangan, mereka melihat langsung dampak yang dirasakan warga. Banjir ini adalah masalah lama yang harus segera mendapatkan solusi konkret dari pemerintah.
Rizky Bagus Oka juga sempat berdialog dengan warga sekitar, ia menyampaikan bahwa banjir di Tanjung Rhu bukan peristiwa baru. Setiap musim hujan, wilayah ini selalu terdampak akibat buruknya sistem drainase dan minimnya upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah.
"Kondisi ini tidak boleh terus dibiarkan. Warga sudah terlalu sering menjadi korban, sementara solusi yang diharapkan belum terlihat nyata. Pemerintah harus bergerak cepat dengan langkah konkret, bukan sekadar janji dan wacana," kata Bagus Oka.
Menurutnya, permasalahan utama yang menyebabkan banjir di wilayah ini adalah saluran drainase yang tidak berfungsi optimal, sedimentasi sungai yang tinggi, serta kurangnya daerah resapan air.
Politisi Gerindra ini pun mendesak agar ada program penanganan jangka panjang yang melibatkan normalisasi sungai, perbaikan drainase, serta edukasi lingkungan kepada masyarakat.
Sementara itu, Victor Parulian menambahkan bahwa selama ini penanganan banjir di Pekanbaru cenderung bersifat tanggap darurat tanpa solusi jangka panjang. Padahal, anggaran untuk infrastruktur pengendalian banjir sudah ada dan seharusnya bisa dimanfaatkan secara optimal.
"Setiap hujan deras, warga Tanjung Rhu selalu was-was rumah mereka akan terendam. Ini bukan kejadian baru, tapi masalah yang terus berulang. Pemerintah harus lebih serius dalam menangani ini, bukan sekadar datang saat banjir terjadi, tetapi benar-benar bekerja agar kejadian ini tidak terulang lagi di tahun-tahun berikutnya," jelas Victor.
Politisi PDIP ini menegaskan bahwa DPRD akan terus mendorong Pemko Pekanbaru untuk memastikan proyek perbaikan drainase dan program pencegahan banjir benar-benar direalisasikan dan diawasi dengan baik.
Dalam kunjungan ini, Rizky Bagus Oka dan Victor Parulian juga memberikan bantuan darurat bagi warga terdampak, termasuk makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, mereka berkomitmen untuk mengawal langsung aspirasi warga agar segera mendapat perhatian serius dari pemerintah.
"Kita butuh pendekatan yang lebih komprehensif. Tidak cukup hanya mengandalkan APBD, tapi juga harus ada kerja sama dengan sektor swasta dan komunitas dalam menangani permasalahan ini. Kami akan terus mengawal ini di DPRD, memastikan ada anggaran dan kebijakan yang benar-benar berpihak kepada masyarakat," terang Bagus Oka.
Di akhir kunjungan, kedua legislator ini berharap agar pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk menyelesaikan masalah banjir di Pekanbaru, khususnya di wilayah-wilayah yang sudah menjadi langganan banjir seperti Tanjung Rhu.
"Kami tidak ingin hanya sekadar datang meninjau, tapi juga memastikan bahwa ada tindak lanjut nyata dari pemerintah. Ini bukan soal mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Kami di DPRD siap mengawal, pemerintah harus segera bertindak," tegas Bagus Oka lagi.
Dengan adanya perhatian serius dari berbagai pihak, diharapkan permasalahan banjir di Pekanbaru, khususnya di Kelurahan Tanjung Rhu, dapat segera diatasi secara menyeluruh dan tidak terus menjadi masalah yang berulang setiap tahunnya.
Kini ada sebanyak lebih kurang 63 rumah di RT 02 RW 03, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur, terendam banjir sejak tiga hari terakhir.
Ketinggian air yang mencapai lutut orang dewasa, menyebabkan aktivitas warga terganggu. Selain itu, warga mulai terserang berbagai penyakit, seperti diare dan gatal-gatal akibat kondisi lingkungan yang kotor.
Zanuwar, salah seorang warga yang rumahnya terdampak, mengungkapkan bahwa kondisi banjir semakin parah dalam dua hari terakhir.
"Masuknya sudah tiga hari sih, tapi yang parahnya dua hari terakhir ini. Hari pertama cuma lorongnya aja, hari kedua dan ketiga lebih parah lagi, sudah terendam semua," kata Zanuwar, Rabu (5/3).
"Kemungkinan airnya masih akan naik karena semalam saja sudah bertambah sejengkal. Sulit, keluar aja susah. Malam tidur juga nggak bisa nyenyak, jam 11 malam air sempat surut, tapi jam 12 naik lagi," ungkapnya lagi.
Umi juga berharap pemerintah segera turun tangan dan lebih memperhatikan wilayah-wilayah pelosok yang terkena dampak banjir.
"Ya, mohonlah peduli sama masyarakat. Jangan cuma yang di kota-kota aja diperhatikan. Yang di pelosok seperti kami ini juga harus ditinjau. Apalagi kami yang kerja serabutan, terhalang cari duit," sebutnya.
"Kami butuh biaya juga tiap hari. Sampai sekarang belum ada bantuan apa pun. Tolong pemerintah terjun langsung ke lokasi kami, jangan cuma yang di tepi jalan aja yang ditinjau," tambahnya.
Selain rumah yang terendam, warga juga mulai mengalami gangguan kesehatan. Beberapa warga terkena diare dan penyakit kulit akibat air banjir yang kotor.
"Semenjak banjir ini, banyak warga yang kena diare, orang tua saya salah satunya. Yang kena gatal-gatal juga banyak, apalagi banyak hewan penghisap darah di air, seperti lintah," ujar Yeni, seorang warga setempat.
Menurut Yeni, tumpukan sampah yang terbawa arus banjir juga memperburuk kondisi kesehatan warga.
"Di daerah ini ada tempat warga biasa buang sampah. Karena banjir, sampah itu hanyut dan menyebar, itu juga yang menyebabkan banyak warga kena gatal-gatal," tambahnya.
Ketua RT 02, Jefrizal, menyebutkan bahwa dari 63 rumah yang terendam, sekitar 43 rumah sudah tergenang hingga ke dalam rumah, sementara yang lainnya terdampak di bagian dapur atau halaman.
Beberapa warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena belum ada tenda darurat.
"Banjir di RT 02 ini lebih parah dibandingkan RW 03 lainnya. Ada sekitar 43 rumah yang terendam, dengan 20 rumah airnya sudah masuk ke dalam. Ada beberapa warga yang mengungsi ke rumah kerabat karena kita belum ada tenda," jelasnya.
Pihak kelurahan sudah menanyakan data kondisi warga, sudah saya sampaikan beserta foto-foto terbaru. Tapi memang kita butuh tenda untuk warga yang tidak punya tempat mengungsi, juga alat kesehatan dan obat-obatan, karena ada beberapa lansia yang rumahnya sudah terendam banjir.
Hingga saat ini, belum ada bantuan dari pemerintah kota bagi warga terdampak banjir di RT 02 RW 03. Warga berharap segera ada bantuan berupa tenda, perahu karet, serta kebutuhan medis untuk mencegah semakin banyaknya warga yang jatuh sakit akibat banjir. (rp.ind/*)
Editor: Indra Kurniawan
Tags : banjir, pekanbaru, rumah penduduk diterjang banjir, dampak banjir, pengendalian banjir ,