PEKANBARU - Relawan Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) mengungkapkan hasil monitoring dan tinjauannya dilapangan menemukan banyaknya pabrik kelapa sawit (PKS) tanpa kebun yang diduga monopoli harga tandan buah segar (TBS) maupun soal armada angkutan truknya.
"Pabrik lakukan monopoli harga TBS untuk hindari pajak pembelian sawit milik petani."
"Pabrik sawit tanpa kebun dalam memenuhi bahan baku TBS terpaksa melakukan kegiatan monopoli, dimana pelaku usaha mikro (milik petani) di daerah tidak mampu bersaing. Ini sudah simbiosis mutualisme terjadi antara pabrik dengan petani, tetapi berakhir untuk menghindari pajak pembelian TBS seperti melakukan manipulasi harga dan armada angkutan," kata Larshen Yunus, Ketua Umum (Ketum) GARAPAN mengungkapkan dalam press releasenya, Kamis (18/9).
Ia mencontohkan seperti PKS PT Mustika Agung Sawit Gemilang (PT MASG) di Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri hulu (Inhu), Riau, perusahaan itu diduga sudah lama melakukan praktek monopoli pembelian TBS yang berakhir berdampak pada tutupnya sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) RAM Peron milik petani.
"Persaingan tidak sehat dilakukan pabrik dengan cara pembelian langsung TBS milik petani tidak disertakan pajak pembelian barang, dengan demikian ada dugaan penggelapan pajak pembelian TBS oleh perusahaan itu terhadap petani di Inhu."
"Persaingan yang tidak sehat dilakukan oleh pabrik dengan melakukan monopoli angkutan TBS milik petani diangkut menggunakan mobil tronton milik pabrik."
"Jika ram penampungan pembelian TBS milik pabrik tidak ditutup, maka akan berdampak pada usaha mikro masyarakat setempat yang memiliki usaha jual beli TBS untuk diantar ke pabrik," kata dia.
Larshen mengaku pihak manajemn perusahaan itu seperti H Zulfikar, selaku Direktur PT MASG dikonfirmasi lewat ponselnya tidak ingin menjawab.
Tetapi gambaran dan kondisi dilapangan, kata Larshen, sungguh memprihatinkan khususnya pada petani sawit saat melakukan penjualan TBS pada pabrik melalui ram ram penampungan yang didirikan perusahaan dengan sistim monopoli.
"Sejak pabrik mendirikan ram di berbagai pelosok desa di Inhu banyak usaha jual beli TBS milik masyarakat setempat gulung tikar. Mana bisa bersaing dengan MASG, namanya juga monopoli mana bisa di lawan ram milik pabrik," ujarnya.
"Saya juga dengar informasi berkembang, ram milik pabrik itu tak pernah dilakukan tera atau uji kelayakan timbangan. Kuat dugaan, timbangan ram milik PT MASG melakukan manipulasi, sehingga harga dinamika lebih tinggi dari ram milik masyarakat setempat," terangnya.
Tampak puluhan armada angkutan diduga milik pabrik PT MASG jenis Dump Truck Colt Diesel HDL, setiap hari melakukan pelangsiran TBS kelapa sawit dari ram milik Sentosa Rimba Seminai Kecamatan Rakit Kulim ke pabrik PT MASG Peranap tersebut diduga juga berasal dari kebun kelapa sawit dalam kawasan hutan.
Informasi di lapangan, dugaan monopoli yang dilakukan oleh pabrik dengan cara memberikan support baik modal beli TBS kepada petani, maupun pemberian harga tinggi kepada ram peron milik warga sebagai tempat penumpukan TBS milik pabrik.
Dengan begitu, adanya support sepihak oleh pabrik, maka terjadi lah penaikan dan penurunan harga TBS sepihak membuat 13 UMKM ram peron milik UMKM tidak mampu bersaing, tetapi 10 ram peron milik masyarakat sudah tutup. (*)
Tags : pabrik kelapa sawit, pks., pks tanpa kebun, manipulasi harga dan armada angkutan, pks hindari pajak pembelian sawit, News Daerah,