NUSANTARA - Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Aceh mencatat investasi berbagai instrumen pasar modal di daerah setempat mencapai Rp2 triliun atau tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19.
“Alhamdulillah investasi berbagai instrumen di pasar modal yakni saham dan reksa dana tumbuh mencapai 60 persen di banding tahun sebelumnya, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap pasar modal,” kata Kepala Kantor BEI Aceh, Thasrif Murhadi di Banda Aceh dirilis Republika.co.id, Sabtu (13/2).
Ia menyebutkan investasi pasar modal di Provinsi Aceh pada tahun 2019 tercatat senilai Rp1,3 triliun dan pada tahun 2020 menjadi Rp2 triliun atau tumbuh 60 persen. Thasrif mengatakan peningkatan tersebut juga disebabkan karena saat pademi bisnis sektor rill macet sehingga banyak orang memcari alternatif lain untuk mengembangkan dananya. “Pertumbuhan ini juga turut didukung dengan perubahan kebiasaan masyarakat dari luring menjadi daring menyusul pandemi COVID-19,” katanya.
Menurut dia edukasi pasar modal yang diberikan secara daring tersebut juga bisa menjangkau calon investor lebih luas dibanding dengan luring yang sangat terbatas. Ia menambahkan saat ini jumlah investor di Pasar Modal Provinsi Aceh tercatat sebanyak 34.631 orang pada tahun 2020 atau meningkat dibanding tahun 2019 hanya 21.323 orang. Pihaknnya akan terus meningkatkan edukasi secara kepada masyarakat di Provinsi Aceh sehingga jumlah investor yang berinvestasi di pasar modal terus tumbuh setiap tahunnya. (*)
Tags : investasi pasar modal, pasar modal aceh, investasi di aceh,