Agama   2025/11/12 21:4 WIB

Belajarlah Meniru Perilaku Sufi yang Bukan Jauhi Kehidupan Dunia

Belajarlah Meniru Perilaku Sufi yang Bukan Jauhi Kehidupan Dunia
Belajar berperilaku sufi 

Berperilaku sufi tak berarti menjauhi kehidupan dunia sama sekali. 

AGAMA - Sufi adalah sebutan bagi mereka yang ahli ilmu tasawuf. Tasawuf merujuk pada ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berprilaku sufi itu sebenarnya bertujuan mendidik hati agar betul-betul mengenal Allah. Dengan mengenal Allah, kita akan mendapatkan kelapangan dada dan hati yang bersih.

Dan, kelapangan dada serta bersih hati itu dalam praktik kehidupan sehari-hari akan memantulkan perilaku luhur. Sikap itu juga mewujud dalam kasih sayang yang tulus kepada semua makhluk Allah di muka bumi.

Seorang sufi, Abu-Hasan Asysyadzily, mengatakan: "Aku dipesan guruku jangan melangkahkan kaki kecuali untuk mencari keridhaan Allah dan jangan duduk di suatu tempat kecuali tempat itu aman dari murka Allah--misalnya tempat maksiat. Jangan bersahabat kecuali kepada orang yang membantu berbuat taat kepada Allah. Dan jangan memilih sahabat karib atau teman dekat kecuali ia menambahkan keyakinanmu terhadap Allah."

Ya, orang berperilaku sufi bukan berarti ia menjauhi untuk mencari kehidupan dunia. Ia tetap wajib mencari kehidupan harta dan rezeki Allah. Hanya saja, semua harta itu hendaknya diposisikan sebagai sarana ibadah kepada Allah.

Rasullah SAW menganjurkan agar jangan berlebih-lebihan mencintai harta. Sabda beliau, "Cinta pada harta itu bisa menjadi bibit atau sumber segala dosa atau kejahatan.''

Orang boleh kaya di dunia ini, tetapi Nabi melarang jangan sampai mencinta dunia secara tidak proporsional. Nabiyullah Sulaiman AS adalah sebuah cermin, ia orang yang kaya raya di zamannya, tetapi tidak menjadikan kekayaan itu sebagai pujaan. Justru ia menjadikan harta kekayaan itu sebagai sarana menunjang ibadah kepada Allah Ta'ala.

Ali bin Abi Thalib berpesan, "Hendaklah engkau selalu merendahkan dirimu. Jangan mencari kemasyhuran. Jangan mengangkat-angkat dirimu dengan membangga-banggakan ilmu pengetahuanmu dan lain-lain. Biasakan tenang dan berdiam diri."

Cara pandang kaum sufi adalah selalu mengutamakan Allah. Bagi mereka, dunia tempat manusia kini berada adalah satu fase saja dalam perjalanan panjang menuju Diri-Nya.

Karena itu, orang-orang salik selalu melihat berbagai kerusuhan di dunia ini terjadi karena dua hal. Pertama, manusia tidak mengakui percaya kepada Tuhan. Ketidakpercayaan itu berarti enggan mengenal-Nya.

Bagi orang-orang yang masih mengaku beriman, hal itu pun dapat dimaknai sebagai tidak takut atau tidak patuhnya kepada perintah dan larangan Allah.

Kedua, rasa cinta manusia yang terlalu besar pada dirinya sendiri. Hal itu menimbulkan ketamakan, kemubaziran, dan sikap apatisme. Padahal, sejatinya semua orang adalah sama. Sebab, segala kekayaan, kesehatan, dan ilmu yang diperoleh hanyalah milik Allah, dan cepat atau lambat akan kembali kepada-Nya. (*)

Tags : sufi, tasawuf, makna tasawuf, tuntunan islam, hikmah,