"Di masa lalu, kopi dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan. Tetapi riset dari beberapa dekade terakhir menemukan bahwa minum kopi sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan"
afein adalah bahan psikoaktif paling populer di dunia. Manusia telah minum kopi, sumber alami kafein, selama berabad-abad, tetapi ada banyak sekali pesan yang beragam di seputar efeknya terhadap kesehatan manusia selama beberapa dekade.
"Secara tradisional, kopi dianggap sebagai hal yang buruk," kata Marc Gunter, kepala bagian nutrisi dan metabolisme di International Agency for Research on Cancer (IARC) dirilis BBC News.
"Riset dari tahun 1980an dan 90an menyimpulkan bahwa orang yang minum kopi memiliki risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular - tetapi hal itu terus berubah sejak saat itu."
Dengan penelitian tentang populasi berskala lebih besar yang muncul dalam dekade terakhir, kata Gunter, para peneliti sekarang memiliki data dari ratusan ribu peminum kopi. Tetapi apa yang disampaikan penelitian itu kepada kita - dan apakah konsumsi kopi memberikan manfaat kesehatan atau risikonya?
Kopi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker karena kandungan acrylamide, suatu zat karsinogen yang ditemukan dalam makanan termasuk roti panggan, cake dan keripik. Meski demikian, IARC menyimpulkan bahwa kopi bukanlah karsinogen, kecuali diminum dalam suhu yang sangat panas - di atas 65C (149F).
Bukan hanya itu, tetapi riset lebih lanjut menemukan bahwa kopi sebenarnya memiliki suatu efek melindungi. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara konsumsi kopi dan tingkat keparahan dan kekambuhan yang lebih rendah dari kanker usus, misalnya.
Pada 2017, Gunter menerbitkan hasil penelitian yang mengamati kebiasaan minum kopi dari setengah juta orang di seluruh Eropa selama 16 tahun. Mereka yang minum lebih banyak kopi memiliki risiko meninggal karena sakit jantung, strok dan kanker yang lebih rendah. Penemuan-penemuan ini sangat mirip dengan penelitian dari bagian bumi yang lain, termasuk Amerika Serikat.
Gunter mengatakan bahwa ada cukup konsensus di seluruh studi observasional untuk memastikan bahwa orang yang minum hingga empat cangkir kopi sehari memiliki lebih sedikit penyakit dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi. Manfaat potensial kopi bisa berkembang lebih jauh. Para peminum kopi dalam penelitian Gunter cenderung merokok dan memiliki pola makan yang tidak sehat dibandingkan dengan mereka yang bukan peminum kopi.
Hal ini menunjukkan bahwa jika kopi memang menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker, mungkin hal ini lebih kuat dari yang kita pikirkan - penyakit-penyakit itu adalah akibat dari perilaku yang tidak sehat. Jadi benar, tidak peduli apakah ini secangkir kopi berkafein atau tidak mengandung kafein. Kopi dekafein mengandung antioksidan yang sama dengan kopi biasa, demikian menurun hasil penelitian. Gunter tidak menemukan perbedaan antara kesehatan orang yang minum kopi dekafein dengan kopi berkafein, yang membuatnya berkesimpulan bahwa manfaat kesehatan terkait kopi tergantung pada hal di luar kafein.
Sebab dan akibat
Namun, semua riset itu berdasarkan pada data populasi - yang tidak mengonfirmasi sebab dan akibat. Orang yang mengonsumsi kopi bisa jadi memiliki kesehatan dasar yang sedikit lebih baik daripada orang yang memilih untuk tidak minum kopi, kata Peter Rogers, yang mempelajari efek kafein terhadap perilaku, suasana hati, kewaspadaan dan perhatian di University of Bristol.
Hal itu terlepas dari gaya hidup mereka yang tidak sehat, seperti yang ditemukan di dalam penelitian Gunter. "Beberapa orang menyebutkan bahwa kemungkinan ada efek yang melindungi, yang agak kontroversial karena berdasarkan pada bukti dalam masyarakat," katanya.
Sementara itu, orang yang mengonsumsi kopi secara rutin sering memiliki tekanan darah yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Tetapi, kata Rogers, tidak ada bukti bahwa tekanan darah yang lebih tinggi pada peminum kopi terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Uji klinis terhadap kopi - yang dapat dengan lebih tepat menentukan manfaat dan risikonya - lebih jarang daripada penelitian terhadap populasi.
Tetapi satu kelompok peneliti baru-baru ini melakukan percobaan di mana mereka mengamati efek minum kopi dekafein terhadap gula darah, Penelitian kecil, yang dilakukan oleh Centre for Nutrition Exercise and Metabolism di University of Bath, Inggris, mengamati bagaimana kopi memengaruhi respons tubuh setelah tidur malam yang tidak nyenyak. Mereka menemukan bahwa para peserta yang minum kopi, diikuti dengan minuman manis yang menggantikan sarapan, mengalami kenaikan kadar gula darah sebesar 50%, dibandingkan dengan ketika mereka yang tidak mengonsumsi kopi sebelum 'sarapan'.
Namun, perilaku semacam ini harus terjadi berulang-ulang agar risikonya meningkat. Menempatkan orang ke dalam pengaturan laboratorium juga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa relevan penemuan itu terhadap kehidupan nyata - mengindikasikan bahwa baik populasi, atau penelitian di laboratorium dapat memberikan jawaban pasti tentang bagaimana kopi memengaruhi kesehatan kita.
Kopi dan keguguran
Pendapat tentang konsumsi kopi berkafein sangat membingungkan selama kehamilan. Esther Myers, kepala eksekutif EF Myers Consulting, melakukan peninjauan terhadap 380 penelitian dan menyimpulkan bahwa empat cangkir kopi per hari bagi orang dewasa, dan tiga cangkir untuk perempuan hamil, seharusnya tidak menimbulkan efek samping. Namun, Food Standard Agency menyarankan agar perempuan hamil dan menyusui tidak mengonsumsi lebih dari dua cangkir kopi per hari.
Tahun ini, suatu tinjauan dari penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa perempuan hamil harus menghentikan konsumsi kopi sepenuhnya untuk mengurangi risiko keguguran, berat badan lahir rendah, dan kematian bayi baru lahir. Emily Oster, ahli ekonomi dan penulis buku Expecting Better, yang mengeksplorasi data di belakang rekomendasi seputar kehamilan, juga menemukan petunjuk di seputar kopi tidak konsisten. "Perhatian utamanya adalah kemungkinan bahwa konsumsi kafein terkait dengan keguguran, terutama pada usia kehamilan tiga bulan pertama," katanya.
Tetapi, katanya, tidak banyak data acak tentang hal ini, dan menggambarkan jalan keluar dari data observasi juga tidak dapat dipercaya. "Para perempuan yang minum kopi selama kehamilan biasanya lebih tua dan kemungkinan besar merokok. Kami tahu umur dan konsumsi tembakau biasanya terkait dengan angka keguguran yang tinggi," katanya,
"Isu kedua adalah bahwa perempuan yang mual-mual di awal kehamilan cenderung tidak mengalami keguguran."
Perempuan-perempuan ini juga menghindari kopi - ini seperti yang dirasakan mengganggu ketika Anda sedang merasa mual - jadi banyak perempuan yang mengalami mual dan tidak mengonsumsi kopi cenderung tidak mengalami keguguran. Dua atau empat cangkir kopi sehari, kata Oster, tampaknya tidak berhubungan dengan meningkatnya risiko keguguran.
Kelebihan kafein
Di luar dari dampak potensial yang disebabkan kopi terhadap kesehatan jantung, kanker dan keguguran, ada juga bagaimana kopi memengaruhi otak dan sistem syaraf. Kafein merupakan bahan psikoaktif yang artinya memengaruhi kognisi kita. Dalam populasi umum, beberapa orang dapat minum kopi berkafein sepanjang hari sementara yang lainnya menjadi merasa cemas setelah minum satu cangkir.
Penelitian-penelitian telah menemukan bahwa perbedaan-perbedaan pada gen kita dapat memengaruhi seberapa berbedanya dua orang mengolah kafein. Tetapi, kata Myers, "kita tidak memahami kenapa satu orang baik-baik saja terhadap tingkat kafein tertentu dan orang lain tidak."
Bagi yang sering minum kopi, ada kabar buruk bagi mereka yang minum kopi karena ingin meningkatkan konsentrasi. "Ketika tubuh menjadi terbiasa menerima kafein setiap hari, ada perubahan fisiologis yang menyesuaikan tubuh untuk hidup dengan kafein dan memelihara fungsi normal," kata Rogers.
"Mengonsumsi kopi tidak menghasilkan keuntungan bersih dari kemampuan kita untuk bekerja secara efisien karena kita menjadi toleran terhadap efek tersebut, tetapi selama Anda tetap mengonsumsinya, Anda mungkin tidak lebih buruk."
Satu-satunya orang yang ingin menggunakan kafein untuk kepentingan dirinya sendiri, katanya, adalah mereka yang tidak minum kopi secara rutin. Di ujung spektrum yang lain, banyak orang bercanda tentang kecanduan kopi. Tetapi dalam banyak kasus, mereka hanya sekedar tergantung, kata Rogers. "Ada risiko kecantuan kafein - jika Anda menjauhkannya dari seseorang, mereka merasa tidak enak tetapi mereka tidak terlalu mencarinya," katanya.
Menurutnya, kopi menunjukkan perbedaan antara kecanduan, di mana ada keinginan kuat untuk mendapatkan obat, dan ketergantungan, di mana kinjerja kognitif pengguna terganggu, tetapi mereka tidak berusaha keras untuk mendapatkannya. Satu-satunya yang harus dikhawatirkan para peminum kopi adalah putus kafein. "Semua orang yang minum beberapa cangkir kopi sehari bergantung pada kafein. "Jika Anda menjauhkan kopi dari mereka, mereka akan merasa lelah dan mungkin mengalami sakit kepala," kata Rogers
Gejala-gejala ini tergantung dari berapa banyak kopi yang diminum seseorang, tetapi biasanya gejala-gejala ini bertahan selama antara tiga hari dan seminggu, katanya - di mana, kafein adalah satu-satu yang akan meredakan mereka.
Jenis-jenis kopi
Cara Anda membuat kopi Anda - entah dengan cara yang penuh cinta dari biji ke cangkir atau menuangkan bubuk kopi instan ke dalam cangkir - tampaknya tidak mengubah kaitannya dengan kesehatan yang lebih baik. Dengan mempelajari orang-orang di seluruh Eropa, Gunter menemukan bahwa berbagai jenis kopi masih dikaitkan dengan manfaat kesehatan. "Orang-orang minum espresso yang lebih kecil di Italia dan Spanyol; di Eropa Utara, orang minum kopi dalam jumlah yang banyak dan terutama kopi instan," kata Gunter.
"Kami mengamati jenis-jenis kopi yang berbeda dan menemukan hasil yang konsisten di seluruh negara, yang menunjukkan hal ini bukan tentang jenis kopi tetapi peminum kopi itu sendiri."
Namun, para peneliti dari suatu penelitian pada 2018 menemukan bahwa hubungan antara kopi dan rentang hidup lebih kuat pada kopi bubuk daripada kopi instan atau dekaf - meskipun semua ini tetap dianggap lebih sehat daripada tidak minum kopi apapun. Perbedaan tersebut, menurut hasil penelitian, bisa jadi karena kopi instan mengandung senyawa bioaktif dalam jumlah yang lebih sedikit, termasuk polifenol, yang dikenal sebagai senyawa anti inflamasi.
Meski tidak terlalu membantu Anda melewati hari-hari kerja yang sibuk, Gunter mengatakan bahwa bukti terkini yang tersedia menyebutkan bahwa minum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa bermanfaat bagi kesehatan, termasuk risiko penyakit jantung dan kanker yang lebih rendah.
"Ini adalah sesuatu yang masuk akal bahwa jika Anda minum apapun terlalu banyak kemungkinan memang tidak baik untuk kesehatan Anda, tetapi tidak ada bukti kuat bahwa minum beberapa cangkir dalam sehari tidak baik untuk kesehatan," katanya. "Jika ada, maka sebaliknya". (*)
Tags : Kopi, Minum Kopi Bisa Bermanfaat Untuk Kesehatan, Dimasa Pandemi,