AGAMA - Bentrokan terus terjadi di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem antara warga Palestina yang melakukan protes dan polisi Israel.
Menurut para petugas kesehatan Palestina, setidaknya 27 orang terluka akibat tembakan peluru karet, beberapa di antara mereka mengalami luka serius.
Kerusuhan terbaru terjadi pada Jumat dini hari (22/04) ketika ribuan jamaah berkumpul untuk menjalankan Salat Subuh pada Jumat ketiga bulan Ramadan.
Rekaman video menunjukkan beberapa jamaah mengusung bendera kelompok militan Hamas sambil meneriakkan yel-yel.
Kepolisian Israel mengatakan sesudah sembahyang, ratusan warga Palestina melakukan aksi yang disebut "pelemparan batu terus menerus", termasuk ke arah Tembok Ratapan, tempat suci Yahudi. Juru bicara polisi mengatakan aparat keamanan bertindak untuk membubarkan massa.
Menyikapi peningkatan ketegangan selama berhari-hari itu, organisasi regional negara-negara Arab atau Liga Arab mendesak Israel untuk mengakhiri praktik ibadah umat Yahudi di kompleks Masjid Al Aqsa karena dapat memicu konflik lebih luas.
Setelah pertemuan pertemuan darurat di ibu kota Yordania, Amman, Sekjen Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengatakan Israel membatasi hak Muslim beribadah di kompleks itu, tapi mengizinkan Yahudi ultra-nasionalis memasuki tempat suci itu di bawah pengawalan polisi.
Sehari sebelumnya juga pecah kerusuhan setelah Israel menyerang fasilitas-fasilitas Hamas di Gaza pusat pada Rabu malam (20/04) sebagai balasan atas serangan roket dari wilayah yang dikuasai kelompok militan Palestina itu.
Pada Minggu (17/04), Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 19 pemrotes terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di kompleks Masjid al-Aqsa.
Kepolisian Israel mengatakan aparat keamanan memasuki kompleks itu untuk mengusir para demonstran dan memulihkan ketertiban.
Namun pihak Palestina mengatakan aparat keamanan membatasi akses umat Islam sesudah subuh untuk memungkinkan umat Yahudi mengunjungi tempat suci yang diperebutkan itu.
Direktur Masjid al-Aqsa, Sheikh Omar al-Kiswani mengatakan aparat menyerbu masjid.
"Setelah jemaah menunaikan Salat Subuh sekitar pukul 06:50, pasukan pendudukan menyerbu Masjid Al-Aqsa lewat Pintu Maroko dan menyerang jemaah yang ada di sana," katanya.
Bentrokan ini terjadi menyusul kekerasan pada Jumat yang menyebabkan lebih dari 150 warga Palestina terluka.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, turut menanggapi kekerasan pada Jumat di kompleks Masjid al-Aqsa dengan "mengecam keras aksi kekerasan bersenjata aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina".
Pernyataan itu disampaikan melalui akun Twitter resmi Kemenlu pada Sabtu (16/04) setelah terjadi bentrok antara warga Palestina dengan polisi Israel di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
"Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadan," tulis Kemenlu dalam twitnya.
Mesir dan Yordania – yang merupakan penjaga situs suci itu – juga mengecam tindakan Israel.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan khawatir akan tingkat kekerasan di Yerusalem.
Kepolisian Israel mengatakan petugas masuk ke kompleks al-Aqsa setelah diserang dengan petasan, batu, dan benda lainnya.
Tiga polisi Israel terluka, kata mereka.
Rentetan kerusuhan di jantung perselisihan
Kompleks al-Aqsa adalah situs yang sangat penting bagi Muslim dan Yahudi, yang menyebutnya Bukit Bait Suci (Temple Mount), dan berada di jantung perselisihan klaim sejarah.
Ketegangan Israel-Palestina memuncak baru-baru ini setelah serangan mematikan di Israel dan tewasnya warga Palestina dalam penggerebekan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Seorang warga Palestina berusia 17 tahun yang terluka pada hari Kamis (14/04) dalam operasi Israel di wilayah Jenin, Tepi Barat bagian utara, meninggal dunia pada hari Jumat (15/04), kata menteri kesehatan Palestina.
Lebih dari 20 warga Palestina, banyak dari mereka diidentifikasi sebagai orang bersenjata, telah tewas sejak Israel menggencarkan penyisiran di Distrik Jeni, Tepi Barat, setelah warga Palestina menewaskan tiga warga Israel di Tel Aviv, Kamis pekan lalu (07/04)
Serangan itu adalah serangan keempat di Israel yang dilakukan oleh warga Arab Israel dan warga Palestina hanya dalam dua minggu. Serangan tersebut menyebabkan 12 warga Israel dan dua warga Ukraina tewas, menandai periode serangan paling mematikan di Israel selama lebih dari 15 tahun dan telah membuat negara itu gelisah.
Polisi Israel mengatakan puluhan warga Palestina, beberapa membawa bendera kelompok Hamas, berbaris di kompleks sekitar pukul 04:00 (08:00 WIB) kemudian mulai melemparkan batu dan petasan.
Polisi mengatakan mereka menunggu sampai salat Jumat selesai sebelum memasuki lokasi untuk membubarkan para perusuh, yang telah mulai melemparkan batu ke arah Tembok Barat di bawah kompleks, tempat para jemaat Yahudi berada.
Polisi Israel mengetwit video yang menunjukkan ledakan kembang api di dalam kompleks Masjid al-Aqsa, dan pemuda bertopeng melemparkan batu ke arah petugas.
Kementerian luar negeri Israel mencuitkan video yang menunjukkan warga Palestina bertopeng di dalam masjid Qibli (juga dikenal sebagai Masjid al-Aqsa) melemparkan benda-benda dengan suara ledakan diikuti oleh percikan api.
Kementerian luar negeri Israel membantah laporan di media sosial bahwa polisi memasuki gedung masjid selama kekerasan. Beberapa jam kemudian rekaman dari dalam gedung masjid menunjukkan polisi Israel dan warga Palestina di sana dengan pemandangan lebih tenang.
Waktu yang rawan
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk tindakan Israel di kompleks itu, seraya menyebut Israel "bertanggung jawab penuh dan langsung atas kejahatan ini dan konsekuensinya".
Bentrokan terjadi setelah kelompok-kelompok militan di Gaza mengajak "ratusan ribu" warga Palestina untuk berkumpul di kompleks al-Aqsa itu pada hari Jumat (15/04) "untuk melindungi bangsa dan masjid kita".
Tahun lalu Hamas, yang menguasai Gaza, menembakkan roket ke Yerusalem menyusul bentrokan di kompleks masjid setelah berminggu-minggu kerusuhan di kota itu, memicu perang 11 hari dengan Israel.
Kompleks ini dikenal oleh umat Islam sebagai Haram al-Syarif (Tempat Suci Yang Mulia) dan juga dianggap, secara keseluruhan, sebagai Masjid al-Aqsa. Ini adalah situs tersuci ketiga dalam Islam.
Tanah yang sama juga dianggap suci bagi orang Yahudi, bahkan merupakan situs paling suci dalam Yudaisme. Masalah hak di sana adalah salah satu masalah yang paling diperdebatkan dari konflik Israel-Palestina dan antara Israel dan dunia Muslim yang lebih luas.
Saat Paskah biasanya tejadi peningkatan kunjungan oleh orang-orang Yahudi ke situs tersebut, yang oleh warga Palestina sebagai provokatif.
Tags : Israel-Palestina, Timur tengah, Israel, Palestina,