Artikel   2025/01/10 10:6 WIB

Bisnis Haji Andi Syamsuddin Arsyad Makin Greget, 'Dimulai Sejak Memasuki Usia 48 Tahun'

Bisnis Haji Andi Syamsuddin Arsyad Makin Greget, 'Dimulai Sejak Memasuki Usia 48 Tahun'
Haji Andi Syamsuddin Arsyad, Haji Isam

H. ANDI SYAMSUDIN ARSYAD atau lebih dikenal sebagai Haji Isam, menginjak usia 48 tahun pada Rabu 1 Januari 2024.

Haji Isam lahir di Batulicin, Kalimantan Selatan, 1 Januari 1977. Di usia yang mendekati setengah abad, haji Isam tak hanya sekadar  bertambah usia, namun menorehkan banyak pencapaian luar biasa dalam perjalanan bisnisnya.

Dengan bendera utama Jhonlin Group, Haji Isam menorehkan prestasi gemilang di berbagai sektor. Ia juga menginspirasi banyak pengusaha muda Indonesia.

Kemarin di Batulicin, sejumlah petinggi negara berbondong bondong  hadir dan memberikan ucapan selamat.

Disana ada Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri UMKM Budi Arie Setiadi, Menhub Dudy Purwagandhi, Menteri PUPR Dody Hanggodo, Mentan Amran Sulaiman dan Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.

Sejumlah Gubernur dan para Bupati, juga Kapolda dan Pangdam Kalsel hadir.

Haji Isam menjadi sosok yang tak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, filantropis, tetapi juga tokoh yang berkontribusi dalam pembangunan.

Teranyar H Isam didapuk Presiden Prabowo menangani proyek prestisus mencetak 1 juta hektare sawah di Merauke, Papua Selatan.

“Proyek cetak sawah ini merupakan tanggung jawab besar dari negara. Saya tidak memikirkan untung rugi, tetapi bagaimana proyek ini bisa berhasil dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Papua,” ungkap Haji Isam.

Memberikan yang terbaik adalah salah satu prinsip hidup H Isam. Karena itu, untuk menyukseskan program yang maha penting ini, H Isam mengerahkan seluruh kemampuannya.

Tidak hanya mendatangkan 2.000 ekskavator dari China, seluruh armada tongkang H Isam pun digerakkan untuk mendukung percepatan proyek yang pastinya akan menambah nilai tambah bagi warga Merauke itu.

H Isam pun mendatangkan tenaga tenaga ahli terbaik dari China, Jepang, dan Eropa. Bahkan kapal pesiar miliknya J7 Explorer disulap menjadi “kapal induk” proyek 1 juta hektare.

Seluruh keperluan logistik dan SDM ditempatkan di kapal ini untuk memuluskan kerja besar. 

Haji Isam lahir di Batulicin, Kalimantan Selatan, 1 Januari 1977. Ayah Haji Isam berasal dari etnis Bugis di sebuah desa di Bone, Sulawesi Selatan.

Excavator pesanan Haji Andi Syamsuadin Arsyad dari China.

Ibunya berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan. Seperti banyak kisah from zero to hero, Haji Isam memulai usahanya dari nol hingga bisa membangun gurita bisnis seperti saat ini. Bahkan Ia sempat menjadi tukang ojek dan operator alat berat. 

Perjalanan bisnisnya diawali perkenalannya dengan penambang batu bara lokal bernama Johan Maulana.

Sejak 2001 dia ikut Johan Maulana dan belajar cara mengelola pertambangan. Setelah belajar dua tahun dari Johan, Haji Isam memulai langkah pentingnya di bisnis batu bara yang kemudian mengubah hidupnya.

Jadilah dia kontraktor pelaksana di PT Arutmin Indonesia, yang bagian dari PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie, lewat bendera CV Jhonlin Baratama.

Setelah usahanya meluas CV pun berubah menjadi PT Jhonlin Baratama. Kini PT Jhonlin menambang hingga 400 ribu ton batu bara per bulan. Omzetnya mencapai puluhan miliar setiap bulan.

Perusahaan milik Haji Isam kemudian bertambah. Bisnis penerbangannya diatur Jhonlin Air Transport.

Di bidang perkapalan ada Jhonlin Marine yang membawahi armada puluhan kapal tongkang pengangkut batu bara.

Di industri agrobisnis, terdapat Jhonlin Agromandiri yang mengelola perkebunan kelapa sawit.

Bahkan dia memiliki Pabrik Biodisel bernilai Rp2 triliun yang dikelola Jhonlin Agri Raya.

Jhonlin Group, berkembang pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, termasuk menciptakan lapangan kerja bagi ribuan orang.

Sebagai pengusaha Haji Isam tidak semata mementingkan bisnis. Haji Isam juga terlibat dalam berbagai proyek sosial, seperti pembangunan fasilitas umum, masjid, dan sekolah, yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Kiprahnya di bidang filantropi ini sering kali luput dari sorotan media, namun menjadi bukti nyata kepeduliannya terhadap lingkungan sekitarnya

Haji Isam membangun sebuah masjid megah di Jalan Kodeco, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu. Masjid bernuansa arsitektur Timur Tengah, dipadu ornamen khas Kalimantan Selatan yang berdiri di tanah seluas 1,6 hektare  itu dinamakan Masjid Al-fallah.

Prihatin dengan kondisi kabupatennya yang butuh rumah sakit berkapasitas 400 pasien rawat inap namun belum juga terwujud, Haji Isam pun membangun Marina Permata Hospital di Tanah Bumbu.

Rumah sakit besar berstandar internasional itu berdiri setinggi tiga lantai di area seluas 10.000 meter persegi, itu pun baru tahap awal.

Kunjungan Kerja Perdana Presiden Prabowo adalah projek cetak sawah satu juta Ha yang saat ini digarap oleh Andi Samsudin Arsyad atau Haji Isam di Wanam, Provinsi Papua Selatan. (Istimewa)

Untuk menggembirakan sesama warga Batu Licin, Haji Isam secara rutin menggelar Batu Licin Festival (Batfest), sebuah pesta rakyat kelas dunia yang dilaksanakan dua tahun sekali.

 Batfest yang dikunjungi sedikitnya 50 ribu orang ini merupakan bentuk kecintaan Haji Isam terhadap masyarakat. Bukan saja sebagai hiburan warga, tapi juga sebagai wadah promosi UMKM guna menggerakkan ekonomi daerah.

Ada sekitar 774 peserta bazar makanan dan minuman, 200 lapak UMKM, berbagai vendor wahana permainan dan 41 stand job fair turut meramaikan acara unggulan di Kalimantan Selatan ini. Khusus untuk lapak UMKM ini H Isam memberikan bantuan dana antara Rp2 juta hingga Rp10 juta. (*)

Tags : Haji Isam atau Andi Syamsuddin Arsyad, Jhonlin Group, Prabowo Subianto, pengusaha sukses asal Kalimantan Selatan, Batu Licin Festival Batfest,