PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG] meminta otoritas penerbangan mewaspadai dampak dari cuaca ektrim pada titik panas yang terlihat mulai meningkat.
"Maskapai penerbangan diminta untuk memperbarui informasi akibat dari dampak sebaran titik panas yang terjadi saat ini."
“Oleh karena itu, deteksi dini dan informasi cuaca penerbangan sangat penting untuk keselamatan penerbangan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam siaran pers, Jumat (19/4).
Guswanto, meminta pihak maskapai penerbangan memperbarui informasi soal titik panas ini. Titik panas yang terlontar ke udara dapat merusak badan pesawat dan fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet pada pesawat turbofan.
BMKG menyebut, data sebaran titik panas dapat dijadikan acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak.
Guswanto juga meminta otoritas layanan bandara untuk terus memantau informasi dari Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) dan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) untuk digunakan dalam collaborative decision making untuk memutuskan apakah bandara tetap dibuka atau ditutup.
BMKG sendiri telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada pukul 06.30 WITA.
“Kolaborasi antar negara dan wilayah penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan cuaca ekstrem ini,” ujar Guswanto.
Sementara sejak beberapa hari lalu puluhan hotspot atau titik panas mulai meningkat di Riau, bahkan beberapa daerah sudah dilanda Karhutla.
Musim kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2024 mendatang, dengan puncak musim kemarau yang akan terjadi pada bulan Agustus 2024.
Terkait hal ini, pihak pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru telah mengambil langkah antisipatif.
"Kami sudah sampaikan peringatan sejak dua minggu yang lalu kepada seluruh jajaran Angkasa Pura II dan maskapai terkait agar selalu waspada," ungkap GM Bandara SSK II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko, Selasa (30/7).
Radityo menjelaskan, hingga saat ini, kabut asap dan kebakaran hutan serta lahan belum memberikan dampak signifikan terhadap operasional penerbangan di Pekanbaru.
"Kami selalu siap untuk menghadapi situasi tersebut, termasuk jika ada pesawat yang perlu divert ke Pekanbaru," tambahnya.
Langkah antisipatif ini penting dilakukan mengingat potensi bahaya kabut asap yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan.
Pihak bandara terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para penumpang serta kelancaran operasional penerbangan di wilayah tersebut. (*)
Tags : badan meteorologi klimatologi geofisika, bmkg peringatkan cuaca, bmkg minta otoritas penerbangan waspada cuaca ektrim, cuaca ekstrem berdampak pada penerbangan, cuaca ekstrem mulai meningkat,