LINGKUNGAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau waspada potensi kekeringan ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada musim kemarau 2024.
Menurut BMKG, sudah 64 persen dari jumlah Zona Musim Indonesia memasuki musim kemarau, sementara 36 persen wilayah masih mengalami musim hujan.
Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumut, sebagian kecil Sumbar, sebagian Riau, sebagian kecil Kepulauan Riau, sebagian besar Jambi, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumsel, sebagian besar Bangka Belitung, sebagian besar Lampung, sebagian besar Jawa, sebagian Kalteng, sebagian kecil Kaltara, sebagian Kaltim.
Kemarau juga terjadi di sebagian besar Kalsel, sebagian besar Bali, sebagian besar Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian besar Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulut, sebagian besar Gorontalo, sebagian kecil Sulteng, sebagian Sulbar, sebagian besar Sulsel, sebagian besar Sulteng, sebagian kecil Malut, sebagian Maluku, sebagian kecil Papua Barat, dan sebagian kecil Papua.
Berdasarkan hasil pemutakhiran pada 10 September 2024, saat ini terdapat 38 daerah yang tersebar di 7 provinsi mengalami tidak ada hujan lebih dari dua bulan.
Daerah kurang hujan dengan kategori ekstrem panjang sampai dengan awal September ini yakni berada di:
1. NTT: Kota Kupang (144 hari), Sumba Timur (141 hari), Sabu Raijua (128 hari), Kupang (116 hari), Lembata (97 hari), Timor Tengah Selatan (97 hari), Sikka (72 hari), Rote Ndao (70 hari), Sumba Barat Daya (69 hari), Ende (69 hari);
2. Jawa Timur: Jember (139 hari), Kota Probolinggo (139 hari), Pasuruan (138 hari), Situbondo (138 hari), Banyuwangi (137 hari), Blitar(137 hari), Mojokerto (137 hari), Tulungagung (137 hari), Bangkalan (135 hari), Malang (108 hari);
3. Nusa Tenggara Barat: Bima (137 hari), Lombok Timur (94 hari).
4. Sulawesi Selatan: Barru (68 hari), Pangkep (68 hari), Takalar (68 hari), Makassar (68 hari);
5. DIY: Bantul (68 hari), Gunung Kidul (67 hari);
6. Jawa Barat: Ciamis (66 hari), Cirebon (65 hari), Indramayu (65 hari), Karawang (65 hari), Majalengka (65 hari), Purwakarta (65 hari), Subang (65 hari), Sumedang (65 hari), Bekasi (65 hari);
7. Banten: Pandeglang (66 hari)
Untuk mengantisipasi kekeringan yang berpotensi melanda, BMKG mengimbau masyarakat untuk menghemat dan menggunakan air secara bijak.
Adpun bagi daerah yang masih masuk musim hujan, BMKG mengimbau warga memeriksa lingkungannya supaya bisa menampung dan mengalirkan air hujan dengan baik. (*)
Tags : bmkg, kekeringan, kekeringan ekatrem, wialayah, september 2024, musim kemarau 2024, lingkungan, alam,