
BATAM - Badan Pengusaha (BP) Batam tetap komitmen untuk menjaga iklim investasi dan mendukung keberlanjutan industri di Kota Batam.
"BP Batam jaga iklim investasi untuk keberlanjutan industri."
“Kami melihat ini sebagai persoalan serius yang menyentuh langsung terhadap keberlanjutan industri nasional,” kata Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, Sabtu (31/5/).
Masih banyak para pelaku usaha mengeluhkan terkait lonjakan harga gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) yang dinilai dapat mengancam daya saing industri.
Menurut Fary Djemy Francis, kenaikan harga LNG yang kini menyentuh lebih dari USD 16 per MMBTU menjadi sorotan serius dalam kunjungan Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, ke sejumlah kawasan industri di Batam beberapa waktu lalu.
Pelaku industri menyampaikan bahwa lonjakan harga LNG tersebut menambah beban biaya energi pabrik, dan apabila tidak segera diatasi, dapat mengganggu keberlangsungan operasional sektor manufaktur di Batam.
BP Batam menyatakan akan segera mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga daya saing dan stabilitas industri.
Menurut Fary Djemy Francis, BP Batam tidak akan tinggal diam dan tengah menyusun upaya terukur dan inklusif untuk mencari solusi terhadap permasalahan harga LNG di wilayah Batam.
Salah satu langkah awal yang akan dilakukan BP Batam adalah membangun komunikasi intensif dengan asosiasi industri seperti Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Himpunan Kawasan Industri (HKI).
Selain itu, BP Batam juga akan membuka jalur diskusi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Perindustrian untuk mendorong pemberlakuan kebijakan harga gas khusus bagi Kota Batam.
BP Batam juga akan memfasilitasi negosiasi langsung antara pelaku industri dengan penyedia energi seperti PGN dan PLN.
Fokusnya adalah mendorong pemberian relaksasi atau subsidi harga LNG khususnya bagi sektor padat karya dan ekspor.
Langkah konkret lainnya adalah mendorong percepatan pembangunan terminal mini regasifikasi LNG sebagai infrastruktur pendukung energi.
BP Batam juga akan membuka peluang investasi untuk pembangunan jaringan pipa gas dari Natuna ke Batam.
“Kami ingin Batam tidak hanya menjadi kawasan industri unggulan, tapi juga bagian penting dari peta besar ketahanan energi nasional,” ujar Fary Djemy Francis.
Menurutnya, dalam jangka panjang, BP Batam memiliki visi mengembangkan Batam sebagai kawasan industri hijau berbasis energi terbarukan demi mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
Dia menegaskan bahwa Batam merupakan simpul strategis dalam sistem industri nasional. Oleh karena itu, segala hambatan yang mengganggu kelangsungan industri di Batam harus segera diselesaikan. (*)
Tags : badan pengusaha batam, bp batam, iklim investasi, industri di batam,