Riau   2025/08/06 20:31 WIB

BPS Umumkan Perekonomian Riau Tumbuh Positif Buat Angka Kemiskinan Turun di Tahun 2025

BPS Umumkan Perekonomian Riau Tumbuh Positif Buat Angka Kemiskinan Turun di Tahun 2025
Perekonomian Riau tumbuh positif

PEKANBARU – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mengumumkan bahwa perekonomian Riau menunjukkan tren pertumbuhan yang positif pada triwulan II tahun 2025.

Berdasarkan data resmi yang dirilis Selasa siang 5 Agustus 2025, ekonomi Riau tumbuh sebesar 4,59 persen secara tahunan (year-on-year) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi Riau juga tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 1,52 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter).

Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh performa impresif dari sejumlah sektor utama, terutama Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang mencatatkan lonjakan pertumbuhan sebesar 24,32 persen.

"Pertumbuhan sektor jasa, khususnya transportasi dan pergudangan, serta ekspor luar negeri yang meningkat, menjadi motor utama penggerak ekonomi Riau pada triwulan ini," ungkap Asep dalam konferensi pers.

Lebih lanjut Asep menyampaikan bahwa nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau juga mengalami kenaikan, baik dari sisi harga berlaku maupun harga konstan.

PDRB atas dasar harga berlaku meningkat menjadi Rp274,17 triliun. Lalu PDRB atas dasar harga konstan naik menjadi Rp141,07 triliun.

Kenaikan ini mencerminkan aktivitas ekonomi yang makin dinamis di berbagai sektor di wilayah Riau.

Tidak hanya menunjukkan pertumbuhan secara regional, Provinsi Riau juga terus mengukuhkan perannya dalam perekonomian nasional.

Pada triwulan II-2025 ini, Riau menyumbang 4,98 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menjadikannya sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar keenam secara nasional.

Bahkan di luar Pulau Jawa, Riau tercatat sebagai provinsi dengan PDRB terbesar kedua, menunjukkan kekuatan struktural ekonomi daerah yang kuat dan beragam.

Asep menambahkan bahwa tren pertumbuhan ini menjadi modal penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Riau pada kuartal-kuartal mendatang.

Menurutnya, perlu upaya kolektif untuk memperkuat sektor-sektor unggulan dan menjaga stabilitas, terutama di sektor ekspor dan perdagangan internasional.

“Dengan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, kami optimis bahwa Riau bisa mempertahankan bahkan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di triwulan berikutnya. Terlebih sektor transportasi dan ekspor memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan,” ujar Asep.

Pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang lebih luas, tak hanya bagi masyarakat Riau, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu BPS mencatat adanya penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut per Maret 2025.

Berdasarkan data yang dirilis BPS, persentase penduduk miskin di Riau tercatat sebesar 6,16 persen, mengalami penurunan 0,20 persen poin dibandingkan September 2024 dan turun 0,51 persen poin dibandingkan Maret 2024.

"Jumlah penduduk miskin di Riau pada Maret 2025 sebanyak 460.960 orang. Angka ini berkurang 12.080 orang dibandingkan September 2024, dan menurun 31.290 orang jika dibandingkan dengan Maret 2024," ujar Statistisi Ahli Madya BPS Riau, Meita Komalasari, dalam siaran persnya, Jumat (25/7).

Penurunan kemiskinan terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Di wilayah perkotaan, persentase penduduk miskin menurun dari 6,11 persen pada September 2024 menjadi 5,75 persen pada Maret 2025.

Di perdesaan, terjadi penurunan dari 6,52 persen menjadi 6,43 persen.

"Jumlah penduduk miskin di perkotaan turun sebanyak 9.760 orang, dari 183.280 orang pada September 2024 menjadi 173.520 orang pada Maret 2025. Sementara itu, di perdesaan turun 2.310 orang, dari 289.760 menjadi 287.450 orang," jelas Meita.

BPS juga mencatat Garis Kemiskinan di Provinsi Riau per Maret 2025 sebesar Rp713.117 per kapita per bulan.

Dari angka tersebut, komponen pengeluaran makanan menyumbang sebesar Rp525.806 atau 73,73 persen, sementara pengeluaran non-makanan sebesar Rp187.311 atau 26,27 persen.

Lebih lanjut, Meita menjelaskan bahwa rata-rata rumah tangga miskin di Riau memiliki 5,51 anggota. Dengan demikian, Garis Kemiskinan untuk rumah tangga miskin secara rata-rata mencapai Rp3.929.275 per bulan.

"Penurunan angka kemiskinan ini diharapkan menjadi indikator positif atas efektivitas berbagai program sosial dan pemberdayaan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Riau serta seluruh pemangku kepentingan," pungkasnya. (*)

Tags : Badan Pusat Statistik, BPS Riau, BPS Umumkan Perekonomian Riau Tumbuh Positif, Angka Kemiskinan Turun, Angka Kemiskinan Tahun 2025,