PEKANBARU - PT Bumi Siak Pusako (BSP) telah mengumumkan serangkaian langkah antisipatif untuk memulihkan produksi minyak di wilayah kerja Coastal Plain and Pekanbaru (WK CPP) sebelum 1 Agustus 2024.
Manager External Affair BSP, Riky Hariansyah menjelaskan, pihaknya telah mengambil beberapa langkah mitigasi, termasuk upaya trucking, untuk mengatasi kondisi congeal yang terjadi baru-baru ini.
"Ini sudah kami lakukan sebagai upaya mitigasi kondisi darurat," ujar Riky, Kamis (20/6/2024).
Untuk memastikan upaya trucking berjalan lancar dan aman, BSP telah mengundang berbagai pihak terkait untuk rapat penanganan kondisi darurat produksi.
Rapat ini dihadiri fungsi Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas, fungsi Divisi Formalitas, fungsi Divisi Komersial Minyak dan Gas Bumi, fungsi Divisi Penunjang Operasi, fungsi Divisi Manajemen Aset, serta kepala departemen operasi SKK Migas Wilayah Sumbagut dari SKK Migas.
Selain itu, turut hadir dari Polda Riau yang diwakili Ditpamobvit dan Lantas Polres Siak, Dandim 0322 Siak, fungsi PDLUK KLHK RI, dan pejabat dari fungsi Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM.
Perwakilan dari Provinsi Riau juga hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Plh Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau, dan Dishub Riau. Sementara itu, dari Pemda Siak hadir Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan.
Tiga pimpinan perwakilan KKKS, yaitu PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Imbang Tata Alam (ITA), dan Pertamina EP Lirik, juga hadir dalam pertemuan ini.
Riky menegaskan, seluruh stakeholders yang hadir mendukung upaya BSP untuk memulihkan produksi minyak dengan tetap memperhatikan keselamatan lalu lintas, tenaga kerja, dan lingkungan serta mengacu pada regulasi yang berlaku.
"Dukungan semua pihak ini dalam rangka mengembalikan produksi BSP ke angka sekitar 8.000 BOPD, dan tentu hal ini demi kepentingan negara dan daerah," tuturnya.
Di kesempatan terpisah, Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR), Muslim menyebutkan, masalah congeal yang dihadapi BSP saat ini sebagian disebabkan fasilitas produksi yang semakin menua.
"Saya melihat upaya yang dilakukan perusahaan cukup baik. Mungkin juga manajemen sudah melakukan pemetaan seluruh fasilitas di CPP Blok. Ada yang harus diganti, harus dimaintenance. Tapi itu kan butuh uang yang tidak sedikit. Bukan Rp10 juta, tapi bisa sampai US$10 juta," ungkap Muslim.
Muslim mengakui, industri migas penuh risiko, memerlukan biaya tinggi, serta investasi yang besar sehingga diperlukan kebijaksanaan dalam pelaksanaan operasionalnya.(rilis)
Tags : PT Bumi Siak Pusako, BSP, Produksi Minyak di WK CPP, BSP Pulihkan Produksi Minyak,