Kuliner   2022/02/27 11:0 WIB

Buah Ceri Padang Rumput yang Masam jadi Makanan Ratu

Buah Ceri Padang Rumput yang Masam jadi Makanan Ratu
Ceri padang rumput menjadi bahan populer dalam kuliner regional di Saskatchewan.

Buah ceri padang rumput Saskatchewan di Kanada bisa tetap tumbuh di suhu -40 derajat Celsius. Rasanya lebih masam daripada ceri biasa yang manis, dan bisa dimakan langsung dari pohon.

Mata saya melihat gunungan kue-kue di meja penyajian 33 1/3 Coffee Roasters, sebuah kafe di tengah kota Regina, Saskatchewan, dan perut saya mulai bergemuruh akibat lapar.

Namun sebuah kartu dengan tulisan tangan memicu rasa penasaran saya dan mengalihkan saya dari rasa lapar.

Kartu yang ditempatkan di depan tumpukan besar scone itu bertuliskan, 'Ceri padang rumput'.

Sebagai orang yang baru pertama kali mengunjungi provinsi barat Kanada ini, saya tidak tahu bahwa buah tersebut, yang biasanya hidup di suhu sedang, bisa tumbuh di padang rumput.

Pada musim dingin, suhu di sini bisa turun sampai -40 derajat Celsius, dan di musim panas, kondisi kekeringan bisa bertahan selama berbulan-bulan.

Dalam suhu ekstrem seperti itu, saya pikir, buah-buahan yang bisa dipanen oleh petani akan sangat terbatas. 

Saya bertanya dengan suara pelan ke barista, "Apa itu ceri padang rumput?"

"Ini adalah jenis buah yang terkenal dari Saskatchewan," katanya sambil menyerahkan kopi saya. "Di sini buah ini tumbuh di mana-mana."

Ceri ini bukan sekadar cara untuk menarik turis-turis yang lapar. Jenis ceri kerdil yang asam ini sudah sejak beberapa dekade lalu menjadi bagian dari kekayaan kuliner setempat.

Ceri ini tumbuh dengan subur di semak-semak yang pendek dan rimbun, bunga dan daunnya yang mengkilap menghasilkan buah warna merah tua yang matang dari akhir Juli sampai awal Agustus.

Rasanya lebih masam dari ceri biasa, dan langsung bisa dimakan dari pohonnya.

Salah satu faktor yang membuat ceri ini populer karena komunitas imigran di wilayah itu sering memasukkannya dalam makanan sehari-hari mereka, menurut Bob Bors, asisten profesor dan ilmuwan tanaman di University of Saskatchewan.

"Orang-orang yang menyukai ceri ini kebanyakan adalah orang-orang yang datang dari Eropa Timur dan menetap di sini," katanya. "Mereka senang bahwa ada ceri yang masam."

Bors memimpin Program Buah-buahan di universitas — salah satu program studi terbesar di kelasnya di Amerika Utara — dan telah membiakkan berbagai macam varietas tanaman yang tahan untuk suhu dingin selama 90 tahun terakhir.

Dia juga mengawasi panen tanaman di properti seluas 20 hektare, program itu juga termasuk Bank Gen Buah-buahan Padang Rumput yang mengawetkan tanaman yang cocok untuk kehidupan di padang rumput.

Meski pekerjaan mereka berfokus pada tanaman yang bisa dikomersilkan, namun universitas juga telah menghabiskan dua dekade terakhir untuk memasarkan buah-buahan yang masam ini untuk membedakannya dari varietas ceri lainnya.

"Banyak orang yang tidak tahu apa itu ceri yang masam," kata Bors seperti dirilis BBC. 

"Pada masa-masa awal saya mempromosikannya di sini, saya harus membawa ceri ini ke beberapa tempat sebelum orang akan mencoba menanamnya, karena mereka tidak yakin ceri bisa tumbuh di sini."

Namun kini situasinya berbeda. Dalam beberapa tahun terakhir, ceri-ceri ini begitu mudah ditemukan di menu-menu makanan di provinsi ini karena tingginya kandungan gula, kemampuannya sebagai antioksidan yang kuat, dan tahan lama.

Tak seperti jenis ceri lain, ceri-ceri ini bisa mempertahankan rasa serta warnanya yang intens saat dimasak dalam suhu tinggi.

Penduduk setempat pun sering membanggakan kemampuan ceri ini sebagai obat, dan meyakini bahwa buah ini bisa membantu mengatasi peradangan.

Chef setempat dan para pembuat kue pun sering menggunakan bahan ini dalam berbagai masakan, dari kue, pai, sampai es krim, sementara perkebunan dan restoran sering mencampur jus ceri ini ke anggur, bir, dan whisky. 

Kini, ceri kerdil yang masam mungkin sudah tumbuh banyak akibat munculnya petani-petani komersil baru, namun kisah berkembangnya ceri masam ini sudah menjadi legenda lokal.

Pada awal 1960an, profesor dan teknisi tanaman di universitas mulai mengembangkan tanaman ceri masam ukuran kerdil dari bibit yang mereka kumpulkan di Taman Botani Siberia di Rusia.

Saat tanaman-tanaman itu kesulitan bertahan hidup dalam musim dingin Saskatchewan, program yang dipimpin oleh Dr Stewart Nelson, tidak menyilangkan tanaman dengan varietas lain yang lebih tahan dingin.

Mereka berasumsi bahwa tanaman ini tidak mampu bertahan dari suhu dingin di belahan dunia tersebut. 

"Semua ceri itu jelek, kecuali satu pohon," kata Rick Sawatzky, seorang teknisi peneliti di universitas selama 46 tahun terakhir. Dia bekerja dengan generasi pertama dari tanaman tersebut. "Saya tidak mendapat kemajuan apapun."

Namun kemudian sesuatu terjadi. Tanpa diketahui oleh para petani dan penanam pohon di daerah itu, seorang pegawai pemerintahan federal setempat, Dr Les Kerr, diam-diam bekerja sejak 1940an untuk meningkatkan kualitas ceri masam.

Secara sendirian, dia menjalani pekerjaan yang dirasa tidak mampu dilakukan. 

Sebagai hortikulturis, Kerr memiliki ketertarikan sejak awal untuk membiakkan jenis buah baru, terutama yang membutuhkan modifikasi untuk bisa bertahan di suhu dingin.

Dia bereksperimen (meski tak selalu sukses) dengan berbagai jenis tanaman, seperti crabapple atau apel manalagi, hazelnut dan buah persik, dan bahkan mencoba melakukan hibridisasi antara anjing dan coyote, proyek yang tidak bertahan lama.

"Mungkin dia melakukannya karena penasaran," kata Bors. "Tapi mungkin itulah kunci ke pemikirannya. Bahwa dia melakukan sesuatu hanya karena dia penasaran."

Dalam pekerjaannya membiakkan dan menyilangkan ceri masam, Kerr ingin menjadi sempurna. Buah ini tak hanya berukuran tepat untuk bisa dipanen secara mekanik — kunci sukses produksi buah massal dan komersil — tapi, di pasaran, tidak ada buah serupa. Celah finansial inilah yang disadari oleh Kerr sejak awal.

"Saya yakin, sejak awal, itulah yang jadi motivasinya," kata Sawatzky. "Dia adalah orang yang sangat gigih."

Meski upaya-upaya awal Kerr tak berhasil, tapi dia terus saja menyilangkan tanamannya yang terkuat dengan varietas lain, termasuk beberapa yang diyakini diambil dari Siberia.

"Penyilangan awal yang dia lakukan tidak menghasilkan kualitas makanan yang hebat," kata Sawatzky. "Tapi itu membuat langkah pertama yang penting."

Dalam beberapa generasi, tanaman itu menunjukkan potensi komersilnya.

Sementara itu, hanya sedikit dari teman-temannya yang tahu soal proyek penyilangan buah yang dia lakukan; sebagai pegawai pemerintah yang ditugaskan untuk menumbuhkan pohon shelterbeit, semacam semak untuk perbatasan dan perlindungan dari angin dan badai salju,

Kerr yakin bahwa apabila atasannya mengetahui soal pekerjaan rahasianya ini, mereka akan menghentikannya. Maka dia menyembunyikan pekerjaannya itu dari publik.

"Dia tidak mau pekerjaannya ini terbuang," kata Sawatzky. "Dia melihat ada nilainya untuk masa depan."

Namun kemudian Kerr tak punya pilihan lain selain membagikan kisah suksesnya. 

Pada 1983, mendekati kematiannya, Kerr mengundang beberapa orang ke kamar rumah sakitnya untuk memberikan detail-detail agar mereka bisa menemukan hasil pekerjaannya.

Kerr tak mencatat apapun, dan hanya dia yang tahu di mana dia menyebar dan menyembunyikan ratusan tanaman di dua perkebunan di provinsi itu.

"Mungkin dia juga menyembunyikannya di tempat-tempat lain, tapi saya tidak tahu," kata Sawatzky, yang membantu menemukan pohon-pohon itu.

Sebelum ada temuan tersebut, universitas tak lagi tertarik mengembangkan pembiakkan buah ceri. Namun dengan warisan Kerr, selain juga dengan tambahan sumbangan keuangan untuk penelitian, para mahasiswa bisa melanjutkan penelitian Kerr. 

Dan tanaman itulah yang tidak hanya hidup sampai hari ini, tapi juga terus menginspirasi petani-petani baru, termasuk mereka yang telah membangun bisnis dari buah tersebut.

"Saya mengadakan tur perkebunan, dan saya menjelaskan bagaimana ini berawal dari Les Kerr," kata Dean Kreutzer, pemilik Over the Hill Orchards di Lumsden, Saskatchewan.

Bersama istrinya, Sylvia, Kreutzer membuka bisnis peternakan pada 1999 setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai pemrogram komputer dan menjadi peternak serta pembiak.

"Saya belajar lewat percobaan dan kesalahan bagaimana pohon bekerja dan berbagai isu yang dihadapi oleh hortikulturis atau pemilik perkebunan," katanya.

"Saya sama sekali tidak memiliki latar belakang pertanian."

Kini, Over the Hill Orchards telah memproduksi lebih dari 50 jenis produk, kebanyakan rasa ceri, dan mengadakan acara makan malam di properti seluas 16 hektare.

Mereka bahkan sempat menjamu Keluarga Kerajaan saat Ratu Elizabeth II dan Pangeran Phillip mengunjungi provinsi itu untuk peringatan 100 tahunnya pada 2005.

"Saat saya dengar dia akan datang, saya bilang, 'Dia harus makan sesuatu!'" kata Kreutzner, dan menjelaskan bahwa dia mengirimkan 500 cokelat bertabur ceri untuk acara itu.

"Itu salah satu momen saat saya sadar, 'Saya adalah seorang pemrogram komputer dan saya baru saja memberi makan Ratu'. Itu adalah sesuatu yang keren."

Dan meski industri ceri terus berusaha meningkatkan ketahanan tanaman luar biasa ini, warisan Kerr tetaplah terjaga.

"Dia memiliki visi bahwa ini bisa berlanjut. Dialah pria dengan mimpi itu. Dan kita semua hanya teknisi yang mengerjakan dan mewujudkan mimpi itu," kata Sawatzky. (*) 

Tags : Buah Ceri, Buah Ceri yang Masam, Buah Ceri jadi Makanan Ratu,