Riau   2025/09/13 13:49 WIB

Cadangan Baru Migas Ditemukan Seiring Penurunan Kegiatan Eksplorasi, 'yang Dikhawatirkan akan Habis 10 Tahun Lagi'

Cadangan Baru Migas Ditemukan Seiring Penurunan Kegiatan Eksplorasi, 'yang Dikhawatirkan akan Habis 10 Tahun Lagi'

PEKANBARU - SKK Migas mengabarkan dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan, menemukan sumber migas baru dari sumur eksplorasinya Astrea-1.

Riau kembali mencatat sejarah penting di sektor energi, informasi soal temuan cadangan minyak dan gas (migas) baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan diperkirakan menyimpan cadangan hingga 724 juta barel setara minyak (BOE), tetapi pemerhati migas khawatir terhadap cadangan migas Indonesia yang menipis adalah isu serius.

"Beberapa perkiraan cadangan minyak hanya bertahan sekitar 9-12 tahun jika tidak ada penemuan baru dan eksplorasi masif terus digencarkan," kata Larshen Yunus, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) DPP KNPI Pusat, Bidang Minyak dan Gas Bumi itu dalam amatannya.

Menurutnya, penipisan migas ini disebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi yang tidak seimbang dengan penemuan cadangan baru dan penurunan kegiatan eksplorasi, yang dapat membahayakan ketahanan energi dan ekonomi nasional. 

Seperti disebutkan Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus mengatakan, pihaknya bersama-sama dengan KKKS di lima provinsi yakni Aceh, Sumut, Riau, Kepri, dan Sumbar akan terus melaksanakan pengeboran sumur eksplorasi dan eksploitasi sesuai rencana yang telah disiapkan.

"Untuk di Riau hingga kini masih menjadi backbone nasional dengan produsen terbesar dipegang oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR), dimana tahun ini akan melakukan pengeboran hampir 574 sumur pengembangan di rencana kerjanya sejak sepanjang 2024," ujarnya, Selasa (16/7).

Pihaknya juga menerima kabar bahagia dari PHR WK Rokan, bahwa kegiatan pengeboran di sumur eksplorasi Astrea-1 telah memberikan initial production atau tingkat produksi awal sebesar 3.000 Bopd.

Pihaknya berharap produksi awal ini bisa terus berlanjut kedepannya sehingga akan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan angka produksi migas nasional.

Selain itu ada pula WK Mahato dari operator KKKS Texcal Energy Mahato, yang akan menambah angka investasinya untuk 7 sumur migas dimana sebelumnya tidak masuk dalam rencana pengembangan tahun ini.

"Untuk WK Mahato ada penambahan investasi yaitu 6 sumur pengembangan dimana 2 sumur sudah ditajak, dan 1 sumur eksplorasi yang memang belum masuk dalam rencana pengembangan hingga di 2025," ujarnya.

Rikky menambahkan meskipun upaya meningkatkan angka produksi migas terus dilakukan, pihaknya meminta kepada seluruh kontraktor agar tetap mengutamakan keselamatan atau safety dalam pekerjaan di lapangan.

Gubernur Riau Abdul Wahid juga mengaku telah menerima informasi soal temuan cadangan minyak dan gas (migas) baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan. 

Temuan ini diperkirakan menyimpan cadangan hingga 724 juta barel setara minyak (BOE). "Iya sudah," kata Gubri singkat, Jumat (12/9).

Gubri Abdul Wahid menjelaskan, cadangan tersebut merupakan sumber energi yang selama ini belum bisa dieksploitasi dengan cara konvensional. 

"Ini unconventional drilling," ujarnya.

Ia menyambut gembira kabar ini. Ia berharap temuan cadangan migas baru dapat membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.  

"Semoga membawa berkah bagi Riau," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, melaporkan temuan cadangan migas baru di WK Rokan tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta.

"Dari sisi operasional Pertamina mencatat beberapa capaian, di antaranya temuan cadangan migas baru sebesar 724 juta barrel oil equivalent di wilayah kerja Rokan," ujar Simon.

Selain itu, Simon juga menyampaikan perkembangan proyek strategis nasional, yakni Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. 

Proyek kilang ini dikabarkan telah rampung lebih dari 90 persen dan ditargetkan mulai beroperasi pertengahan November mendatang.

"Kami usahakan akan mulai start pada 10 November 2025 dan diharapkan pada 17 November 2025 sudah beroperasi dengan kapasitas yang minimal," tuturnya. 

Benarkah cadangan migas akan habis 10 tahun lagi? 

Larshen Yunus, yang juga sebagai Direktur Kantor Hukum Mediator dan Pendampingan Publik (HMPP) Satya Wicaksana ini menilai, industri hulu migas masih menjadi penopang utama perekonomian Indonesia.

"Namun tidak dimungkiri kini memiliki tantangan yang cukup besar," ungkapnya.

Dia mengakui, sektor minyak dan gas (migas) masih menjadi sumber daya utama dan masih menopang perekonomian, khususnya di wilayah Kalsul.

Tetapi Ia mengakui perkembangan teknologi terkini juga memberikan kekhawatiran terhadap cadangan migas menipis.

"Jika tidak ada penemuan baru dan eksplorasi masif yang busa terus digencarkan, penipisan ini akan lebih menyebabkan tingginya tingkat konsumsi yang tidak seimbang dengan penemuan cadangan baru dan penurunan kegiatan eksplorasi, yang dapat membahayakan ketahanan energi dan ekonomi nasional," ungkapnya.

Ia memberikan contoh faktor-faktor penyebab kekhawatiran itu, misalnya adanya tingkat konsumsi tinggi yang terus meningkat, baik minyak maupun gas, berkontribusi pada penipisan cadangan yang ada. 

Menurunnya aktivitas eksplorasi untuk menemukan cadangan baru merupakan salah satu penyebab utama kekhawatiran ini, terutama di wilayah-wilayah tertentu seperti di Riau sendiri. 

"Data menunjukkan cadangan minyak bumi Indonesia saat ini terus menurun. Misalnya, cadangan minyak bumi yang tercatat hanya tersisa sekitar 2,4 miliar barel, yang jika tidak ada penemuan baru diperkirakan hanya cukup untuk 9 hingga 12 tahun ke depan," kata dia.

Larshen juga menyebut, ada ancaman terhadap ketersediaan energi ini. Kekhawatiran utamanya akan kehilangan kemampuan untuk memproduksi energi fosil secara mandiri jika tidak segera menemukan cadangan baru, yang dapat mengancam ketahanan energi nasional. 

"Kelangkaan energi fosil juga akan berdampak buruk bagi perekonomian nasional, terutama dengan adanya target industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi yang membutuhkan kapasitas energi yang besar," sebutnya. 

Tetapi dia memberikan solusi dan upaya yang dilakukan pemerintah, misalnya untuk segera masifkan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru. Mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi cadangan yang ada, seperti enhanced oil recovery (EOR) dan metode lain untuk menggantikan cadangan yang diproduksi. 

Selain itu, sebutnya, mempercepat transisi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT), "akan sangat penting untuk menjamin keberlanjutan energi di masa depan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang menipis," kata dia. (*)

Tags : cadangan migas, wk rokan, skk migas, migas riau, cadangan migas, cadangan migas menipis,