Pendidikan   10-06-2025 10:53 WIB

Cerita Aishah, Lulusan Oxford Jadi Guru SMA, 'Juga Beritahu Tips dan Tatacara Mahasiswa Berhasil Menempuh Kuliah di Era Digital yang Kompotitif'

Cerita Aishah, Lulusan Oxford Jadi Guru SMA, 'Juga Beritahu Tips dan Tatacara Mahasiswa Berhasil Menempuh Kuliah di Era Digital yang Kompotitif'
Dr Aishah Prastowo

AISHAH PRASTOWO, beberapa waktu lalu viral di media sosial. Ia membagikan unggahannya yang menceritakan perjalanannya sebagai alumni beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Ia alumni LPDP angkatan dinosaurus (PK-6), S3 Engineering Science di Oxford, yang kini menjadi guru SMA di Yogyakarta. Rata-rata guru yang mengajar jenjang SD-SMA adalah lulusan D-IV atau S1.

Sementara Aishah malah memilih menjadi guru sekaligus kepala sekolah Praxis High School dengan ijazah doktor dari kampus nomor wahid di dunia, University of Oxford di Inggris.

Anak dari dosen Fisika di UGM Praxis High School adalah sebuah SMA alternatif berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art) yang terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Sebagai salah satu penerima Beasiswa LPDP generasi pertama pada 2014 di Oxford, ia menceritakan kiprahnya.

Bahkan, anak didiknya banyak yang ikut berlaga di ajang internasional.

"Kemarin anak-anak habis dari Vietnam mengikuti kompetisi robotika internasional di FIRST Tech Challenge. Alhamdulillah dapat penghargaan Judges Choice Award," katanya, dilansir dari laman LPDP, Senin (9/6/2025).

Ayah Aishah adalah dosen Fisika di Universitas Gadjah Mada. Sementara ibunya lulusan Kimia di kampus yang sama. Ia sempat ikut sang ayah yang sedang menempuh S3 di Queens University, Kanada.

Sehingga keilmuan tentang fisika dan cita-cita berkuliah di luar negeri tumbuh dalam diri Aishah sedari belia hingga mengambil S1 Teknik Fisika UGM pada 2007.

“Menurut saya fisika itu sangat konkret ya, sesuatu yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tentang bola dilempar, kendaraan melaju. Seperti itu kan lebih mudah dipahami,” ucapnya yang pernah mendapat medali perak di Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Pekanbaru tahun 2004 saat di bangku SMP.

Eksplorasinya dengan dunia fisika membuatnya ingin mempelajari dengan pendekatan multidisiplin. Aishah mengambil S2 Interdisciplinary Approach to Life Science di Université Paris Descartes pada 2011 dengan beasiswa dari pemerintah Prancis.

"Jadi teman saya itu ada yang dari biologi, ada yang kedokteran, dari kimia, dari teknik elektro, dan lain-lain. Kami mempelajari bagaimana mendekati ilmu biologi itu dengan berbagai sudut pandang. Jadi dari komputasinya juga ada programingnya, dari fisika untuk melihat misalnya mekanika sel,” papar Aishah.

Terdapat kewajiban magang untuk melakukan proyek penelitian sekitar tiga sampai empat bulan.

Aishah kala itu disuruh bekerja magang di berbagai laboratorium. Dari sinilah justru keinginannya untuk sekaligus melanjutkan pendidikan S3 tumbuh.

“Karena saya merasa penelitian itu kalau cuma misalnya tiga bulan itu kayak baru nyiapin aja ya, belum benar-benar masuk ke dunia penelitian. Jadi saya memang waktu S2 itu langsung mencari untuk lanjut S3nya seperti itu.” ungkapnya.

Belum genap 30 tahun, Aishah berencana kuliah jenjang S3. Tepat kala itu LPDP baru memulai layanannya pada 2013 dan Aishah mendapat informasi Beasiswa LPDP dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris.

Akhirnya Aishah resmi menjadi mahasiswi Oxford pada 2014. Banyak yang bilang menjalani kehidupan PhD bukan untuk semua orang.

Tuntutan menjadi ahli dengan sederet aktivitas akademiknya tak jarang berbuah banyak tekanan.

Untuk meminimalisir hal tersebut yang pertama kali disiapkan adalah mentalnya terlebih dahulu selain tentunya memang mencintai ilmu yang ditekuni.

“Mentalnya yang sangat diperjuangkan. Karena tentunya kita harus beradaptasi dengan kultur di sana. Bagaimana mahasiswa lain pada ambis semua. Dari supervisor pun juga cukup tinggi standarnya. Kalau ada yang kurang pasti dikasih feedback, ‘dibantai’ dalam tanda petik untuk hasilkan yang terbaik,” paparnya mengenang.

Aishah ingat kala itu pernah memberi nilai pada mahasiswa di sana sudah cukup bagus sebenarnya. Namun ternyata mereka tak segan bertanya kritis terkait keputusan pemberian nilai tersebut.

Mereka ingin berusaha memenuhi ekspektasi agar bisa mendapat nilai yang terbaik. Pengelaman yang jarang atau bahkan tak akan ditemukan di bangku perguruan tinggi nasional.

Penelitian yang dilakukan Aishah terfokus pada bidang mikrofluida multifase. Secara garis besar, ini adalah teknologi untuk mentransfer dan memproses fluida atau cairan dengan volume yang sangat kecil.

Terobosan pemanfaatan mikrofluida dalam skala mikro ini dapat dipakai untuk mengoptimalisasi berbagai eksperimen terkait, baik di laboratorium sampai diagnosis di bidang kesehatan.

Ia mencontohkan pengaplikasian pada drug screening untuk mengetahui respon sel terhadap obat-obatan.

Aishah menerangkan, apabila selama ini memakai berbagai tabung reaksi dengan volume besar, dengan mikrofluida skala mikro ini cukup lewat droplet yang volumenya hanya sekian nanoliter atau sekian mikroliter.

Tentunya penelitian yang dibawa Aishah punya potensi besar dalam menghadirkan efisiensi pada kinerja berbagai eksperimen laboratorium dan dunia kesehatan yang berkaitan dengan mikrofluida.

Aishah menyampaikan bahwa penelitiannya ini sangat relevan bila diterapkan di Indonesia.

"Misalnya untuk membuat alat diagnostik penyakit secara murah dan dapat dilakukan di pelosok yang kurang terjangkau oleh alat laboratorium yang kompleks," ujarnya yang sudah meneliti mikrofluida sejak bangku S2.

Berbagai hasil penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal-jurnal Q1 dan juga dikutip puluhan kali.

Jadi kepala sekolah Praxis High School Menjadi guru sekaligus kepala sekolah yang saat ini dilakoni Aishah jelas belum ada di benaknya sebagai lulusan Oxford.

Berkarier sebagai peneliti masih menjadi impian utama setelah rampung studi pada 2019.

Tak lama setelah wisuda, Aishah melangsungkan pernikahan dengan sang kekasih.

Ia juga terlibat pengajaran kepada anak-anak SMP dan SMA yang mengikuti lomba penelitian nasional macam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Interaksi daring maupun luring dengan para anak didik dari berbagai wilayah Indonesia cukup memberikan pengalaman lebih luas di dunia pengajaran dan mentorship penelitian.

Aishah kemudian bergabung di Alta Global School sebagai guru penelitian dan tawaran merintis sekolah alternatif datang pada 2024.

Ini sekaligus sebuah keputusan penting bagi dirinya, apakah benar-benar ingin terjun lebih serius sebagai guru, ataukah lanjut sebagai peneliti dengan mengambil post doctoral.

“Praxis High School sendiri adalah sekolah setingkat SMA. Sebelumnya kami adalah Praxis Academy, itu semacam IT bootcamp. Jadi visinya itu memang menjembatani antara lulusan kuliah atau dunia akademik dengan dunia kerja.” jelas Aishah.

Transformasi dari bootcamp menjadi sekolah tetap membawa visi yang sama yaitu bagaimana menjembatani lulusan siswa didik tidak hanya memiliki skill akademik tapi juga bekal menjadi seorang profesional di bidangnya.

Racikan pelajaran dasar bergaya Kurikulum Merdeka dan ditambah kemampuan riset, inovasi, bisnis dan bermacam soft skill lainnya menjadi santapan para murid yang bersekolah di Praxis High School.

“Kemarin mengacu pada penelitian bahwa di masa depan ini nanti dunia kerja akan dipengaruhi banyak hal, terutama otomasi seperti robotika dan AI, itu akan banyak menutup lapangan kerja yang sekarang sudah ada. Tapi juga membuka banyak lapangan kerja baru. Jadi kita melihat ini sebagai tantangan dan peluang. Para siswa kami kemarin belajar AI di kelas satu, belajar coding, kemudian mengikuti kompetisi robotika juga saat ini,” cerita Aishah.

Bagi Aishah, terus belajar hal baru adalah jalan yang juga sedang ditempuh Aishah. bahwa meski rencana bisa tak sesuai dengan keadaan, tetapi fokus diri tidak boleh hilang.

“Jangan takut atau merasa minder, jangan down. Kalau misalnya dirasa belum memberi impact yang besar, ya justru impact-impact yang kecil ini yang bisa lebih dirasakan manfaatnya buat orang-orang sekitar” pesannya.

Aishah juga berpesan di era digital yang semakin kompetitif, meningkatkan diri menjadi kunci untuk menggapai kesuksesan.

Sebagai mahasiswa, banyak peluang untuk mengembangkan diri dan menjadi versi terbaik. Untuk mencapai potensi terbaik ada 10 tips yang bisa diikuti untuk menjadi mahasiswa berprestasi:

1. Kenali diri dan temukan tujuan anda

Langkah pertama untuk mencapai kesuksesan adalah dengan mengenali diri sendiri. Apa yang Anda sukai? Apa yang Anda kuasai? Apa yang ingin Anda capai di masa depan?

2. Ikuti kuliah dengan tekun dan aktif

Kuliah adalah kegiatan utama Anda sebagai mahasiswa. Pastikan Anda mengikuti kuliah dengan tekun dan aktif berpartisipasi dalam perkuliahan. Jangan ragu untuk bertanya kepada dosen jika Anda tidak memahami materi pelajaran.

3. Manfaatkan fasilitas kampus

Perpustakaan: Perpustakaan memiliki koleksi buku yang lengkap dan berbagai sumber belajar lainnya. Anda dapat meminjam buku, membaca di perpustakaan, atau mengikuti kegiatan literasi yang diadakan di perpustakaan.

Ikuti Organisasi Mahasiswa yang dapat Anda ikuti untuk mengembangkan diri dan menjalin pertemanan baru. Anda dapat mengikuti kegiatan organisasi yang sesuai dengan minat Anda, seperti olahraga, seni, atau kewirausahaan.

4. Bangun jaringan pertemanan yang positif

Lingkungan sangat penting untuk meningkatkan diri. Bangunlah jaringan pertemanan yang positif dengan teman-teman yang memiliki visi dan misi yang sama dengan Anda. Anda dapat bertukar informasi, saling memotivasi, dan saling membantu dalam mencapai tujuan Anda.

5. Ikuti kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah cara yang bagus untuk mengembangkan bakat dan minat Anda, menambah pengalaman, dan memperluas jaringan pertemanan. Seni yang memiliki berbagai sanggar seni yang dapat Anda ikuti, seperti musik, tari, dan teater. Kewirausahaan yang memiliki inkubator bisnis yang dapat membantu Anda mengembangkan ide bisnis Anda.

6. Tingkatkan Kemampuan Bahasa Asing

Kemampuan bahasa asing adalah keterampilan yang penting di era globalisasi yang dapat Anda ikuti untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing Anda, seperti bahasa Inggris.

7. Kembangkan keterampilan Soft Skills

Keterampilan soft skills seperti komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan juga sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Berbagai pelatihan soft skills yang dapat Anda ikuti untuk meningkatkan Keterampilan soft skills seperti komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan juga sangat penting untuk mencapai kesuksesan.

Beberapa contoh soft skills yang penting untuk mahasiswa:

  • Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
  • Kerjasama: Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
  • Kepemimpinan: Kemampuan untuk memimpin dan memotivasi orang lain.
  • Kreativitas: Kemampuan untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi baru untuk masalah.
  • Keterampilan interpersonal: Kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain.

8. Ikuti Kompetisi dan Seminar

Kompetisi dan seminar adalah cara yang bagus untuk menguji kemampuan Anda, mendapatkan pengalaman baru, dan memperluas jaringan pertemanan.

9. Manfaatkan Teknologi

Teknologi dapat membantu Anda belajar lebih efektif dan mencapai tujuan Anda lebih cepat. Gunakan teknologi untuk:

  • Mengikuti kelas online
  • Mencari informasi di internet
  • Berkomunikasi dengan dosen dan teman
  • Mengerjakan tugas
  • Membangun bisnis online

10. Jangan pernah berhenti belajar

Dunia terus berkembang, dan Anda harus terus belajar untuk tetap relevan. Bacalah buku, artikel, dan berita terbaru di bidang yang Anda minati. Ikuti perkembangan teknologi terbaru. Dan jangan pernah ragu untuk mencoba hal-hal baru. (*)

Tags : mahasiswa, tips dan tatacara belajar, tatacara belajar mahasiswa, kuliah di era digital, mahasiswa di era digital semakin kompetitif,