PEKANBARU - Pandemi Covid-19 telah berdampak yang luar biasa bagi sektor dunia usaha. Di Kota Pekanbaru lain lagi ceritanya, tak sedikit dunia usaha yang ikut terpuruk hingga para pelakunya harus menghadapi situasi perekonomian yang semakin sulit.
Kendati begitu, masih ada bidang usaha di masyarakat yang mampu bertahan di tengah gelombang pandemi, seperti apa. Salah satunya adalah usaha bidang pertanian sayuran. Seperti yang ditekuni sejumlah petani di wilayah bilangan Marpoyan Damai, Pekanbaru.
Mereka–para petani milenial—yang tergabung dalam Kelompok Tani Harapan Jaya, kini Kelompok Tani Harapan Jaya, jalan Kartama Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru itu mampu membuktikan bahwa usaha pertanian yang digeluti bisa bertahan dan bahkan terus berkembang, kendati harus menghadapi situasi pandemi. Salah satu anggota kelompok tani, Edi (34), menuturkan, selama ini kelompok tani yang beranggotakan 20 anak-anak muda—usia 19 hingga 38 tahun—mampu membudidayakan berbagai jenis sayuran organik.
Guna menjual berbagai hasil pertanian (sayuran) organik tersebut, kelompok tani ini juga memanfaatkan pemasaran daring. Sehingga, mampu menembus cakupan pasar atau konsumen yang lebih luas di Kota madani. Ia melihat usaha pertanian, khususnya sayuran organik, masih sangat potensial. Bahkan dalam jangka yang sangat panjang, apalagi jika didukung dengan model atau cara pemasaran daring. “Inilah yang kami lakukan bersama teman teman di kelompok tani selama ini, menjual berbagai produk hasil pertanian kami dengan memanfaatkan teknologi digital,” ujarnya, Selasa (15/9/2020).
Edi juga mengungkapkan, ikhtiar ini telah dapat dinikmati hasilnya. Jika dibandingkan pada awal-awal dirintisnya usaha pertanian belakangan tahun ini, produksi berbagai jenis sayuran kelompok tani disini telah meningkat sangat signifikan. Kini Kelompok Tani Harapan Jaya, Jalan Kartama Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru telah mampu memberdayakan tenaga-tenaga petani sayuran. Pemberdayaan ini untuk mendukung keberlangsungan pasokan produk kepada konsumen. Mereka, tergabung dalam kelompok tani, di wilayah Kecamatan Tampan. “Saat ini omset kami perbulan bisa mencapai Rp 50 juta. Jadi, penghasilan petani disini tidak kalah dengan profesi lainnya. Apalagi, pertanian menghasilkan bahan makanan dan selama hidup manusia sangat membutuhkan,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, selama masa pandemi Covid-19, peningkatan permintaan berbagai jenis sayuran justru meningkat tajam. Jika biasanya per-bulan hanya mampu menjual 400 hingga 500 ikat sayur organik yang ditolak ke pasar, selama masa pandemi hingga saat ini terus meningkat per bulannya. Peningkatan penjualan hingga 100 persen ini tak terlepas dari kebutuhan masyarakat (konsumen) yang memilih pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran organik. “Sehingga, penjualan kami pun terdongkrak dan meningkat drastis,” sebutnya.
Sementara itu, kiprah para petani milenial yang ada di kelompok Kelompok Tani Harapan Jaya ini pun juga sempat menyita perhatian dan membuat Pemko Pekanbaru. Selain diawaki oleh anak-anak muda yang tertarik mengembangkan bisnis pertanian, produksi merek adalah sayuran organik, salah satu komoditas hortikultura yang saat ini sangat laku keras di pasaran seperti bayam, sawi, selada, katu dan kangkung.
Bahkan, pada saat situasi pandemi Covid-19, penjualan hasil pertanian anak-anak muda ini bisa naik 100 persen. Penjualannya pun menggunakan metode milenial, yakni melalui sejumlah platform media sosial. Saat banyak orang kebingungan dengan wabah Covid-19, para petani muda ini justru sukses meningkatkan omsetnya. Mereka petani muda yang idiologis, punya komitmen tinggi dan memiliki semangat terus berjuang. “Untuk menjadi seperti sekarang, ternyata prosesnya pun cukup lama, kami membutuhkan waktu lama guna merintis dan membesarkan kelompok Tani.
Penulis: Rafli
Editor: Elfi Yandera
Tags : Petani Sayur, Kelompok Tani Harapan Jaya, Pekanbaru,