Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus menggencarkan vaksinasi booster atau penguat untuk mencegah peningkatan penularan Covid-19 menjelang libur akhir tahun.
PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau, Zainal Arifin, mengatakan vaksinasi penguat digencarkan untuk target sasaran masyarakat secara menyeluruh.
"Booster pertama atau vaksinasi dosis tiga digencarkan untuk semua sasaran, untuk dosis empat masih untuk nakes," katanya, Jumat (18/11/2022) kemarin.
Ia menyebutkan vaksinasi penguat untuk warga lanjut usia progresnya memang masih rendah sehingga menjadi perhatian agar cakupan lansia meningkat.
Sementara itu berdasarkan data Diskes Riau per 16 November 2022 kasus Covid-19 di Riau bertambah 50 orang per hari, berasal dari 197 sampel jumlah spesimen yang diperiksa dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 185 orang.
Dari 50 kasus Covid-19 tersebut, maka total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau selama pandemi ini menjadi 153.426 kasus, dan pasien sembuh sebanyak 148.559 orang serta 4.500 orang meninggal dunia.
Subvarian XBB ditemukan
Kadiskes Zainal Arifin memyatakan, Kasus Covid-19 Omicron subvarian XBB terdeteksi di Riau. Tercatat sudah ada 12 kasus terdeteksi sejak September lalu.
Konfirmasi kasus tersebut diterima pada Kamis 17 November 2022 kemarin diketahui setelah pemeriksaan di laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta tuntas.
"Sudah ada 12 kasus terdeteksi Covid-19 XBB. Kemarin hasilnya dari laboratorum baru diterima," terang Zainal saat dimintai konfirmasi, Jumat (18/11/2022).
Dia menyebut, kasus pertama Omicron XBB ditemukan di Riau pada September lalu. Setelah sampel pasien dikirim ke Jakarta, hasilnya bertambah menjadi 12 kasus hingga saat ini.
"Kita baru tahu sejak September ada satu kasus dan sampai hari ini sudah 12 kasus. Kami sudah pantau, namun semua sudah sembuh," katanya.
Zainal menilai terjadinya penyebaran kasus Covid-19 subvarian XBB di Riau sangat mungkin terjadi. Mengingat penerbangan dari dan Kota Pekanbaru sudah dibuka.
"Ini kan ada penerbangan dari Pekanbaru. Tentu hal ini bisa saja terjadi," katanya.
Untuk itu, Dinas Kesehatan mengimbau seluruh masyarakat di Bumi Lancang Kuning mentaati protokol kesehatan. Termasuk melakukan vaksin booster Covid-19 di sejumlah tempat yang telah disiapkan, seperti yang dilansir dari detik.
"Kami harapkan prokes dan vaksin booster, kalau gejala sama dengan Covid-19 biasa. Jadi memang harus diperiksa di pusat baru kita bisa tahu hasilnya," kata Zainal.
Sementara Gubernur Riau, Syamsuar menyatakan belum ditemukan warga yang terjangkit Covid-19 sub varian XBB di Riau.
Namun tetap diingatkan pada masyarakat untuk waspada dan mengikuti anjuran pemerintah untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Tetap memakai masker saat berada di luar rumah, selain itu seluruh pemangku kepentingan harus mengimbau masyarakat bersedia vaksinasi I dan II hingga booster guna meningkatkan imunitas tubuh," kata Syamsuar, Jumat (18/11).
Syamsuar menjelaskan, pada saat ini secara nasional masih ada peningkatan kasus positif Covid-19 dan di Riau beberapa hari ini masih ditemukan 40-50 orang yang terpapar.
Selain pandemi Covid-19, Gubri mengungkapkan, masih banyak tantangan yang akan dihadapi seperti penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Karenanya, Gubri berharap kepada Diskes untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Kepada tenaga kesehatan riau diharapkan terus berkarya, melakukan perbaikan dan inovasi baru," imbaunya.
Sebelumnya Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro mengingatkan di akhir tahun seperti sekarang terjadi peningkatan mobilitas dan aktivitas di tengah-tengah masyarakat. Ini artinya masyarakat harus waspada lonjakan kasus Covid-19.
"Kita harus hati-hati dan waspada jangan sampai lonjakan kasus Covid-19 terjadi sangat tinggi dan muncul gelombang varian terbaru," ujar Reisa saat konferensi virtual, Senin.
Untuk menghadapi virus ini, Reisa mengingatkan masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap plus dosis penguat (booster). Sebab, vaksin ini terbukti melindungi tubuh dan mengurangi risiko perburukan kondisi hingga kematian.
Namun, data menyebutkan cakupan vaksinasi Covid-19 dosis penguat (booster) di Tanah Air kini baru sekitar 28 persen. Padahal, ia menyebutkan organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) mensyaratkan booster minimal 50 persen.
Reisa menjelaskan, seiring berjalannya waktu, antibodi akan turun. Dengan begitu, penting untuk mendapatkan booster supaya antibodi meningkat kembali dan memiliki perlindungan optimal.
Riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa dari 1.373 pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 selama kurun waktu 4 Oktober 2022 sampai 8 November 2022, ternyata 84 persen belum mendapatkan booster. Sementara dari 10.639 pesien Covid-19 dengan gejala sedang, berat hingga kritis di periode yang sama ternyata 74 persen belum mendapatkan dosis penguat.
"Kalau melihat data ini, kita makin sadar pentingnya perlindungan iri dan melakukan vaksinasi Covid-19 booster yang tentunya dilengkapi dengan protokol kesehatan," ujarnya.
Dia menambahkan, penting untuk mendapatkan booster, khususnya populasi berisiko seperti kelompok rentan yang punya penyakit penyerta, anak-anak, ibu hamil, kekebalan tubuh terganggu, sehingga tidak bisa melawan infeksi dan penyakit (immunodeficiency) atau lanjt usia (lansia).
Semakin banyak masyarakat melakukan booster, dia melanjutkan, terbentuklah kekebalan kelompok (herd immunity). Herd imunity inilah yang akan saling melindungi masyarakat yang belum divaksin Covid-19 atau belum mendapatkan akses vaksinasi ikut terlindungi. (*)
Tags : kasus covid-19, potensi kenaikan kasus covid-19, libur akhir tahun, libur panjang, vaksinasi penguat, vaksinasi penguat covid,