Saat ini Riau juga memasuki cuaca ekstrem membuat lahan hutan mulai terlihat ada yang terbakar.
PEKANBARU - Seperti di Taman Nasional Bukit Tigapuluh [TNBT] Provinsi Riau yang berada di Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu [Inhu] kini terbakar. Namun terkahir kebakaran di TNBT sudah berhasil dipadamkan dengan 16 kali Water Bombing (WB)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal.
Kebakaran di TNBT sejak 24 Juli 2021, namun saat ini api sudah berhasil dipadamkan tim satgas darat dan udara. Kebakaran di TNBT diduga adanya aktivitas atau kegiatan buka lahan untuk kebun. "Saya kira kebakaran di taman nasional itu karena ada aktivitas. Kan tak mungkin juga hutan terbakar begitu saja, pasti ada aktivitas membuka lahan," ujarnya yang dirilis mediacenterriau, Senin (26/7).
Cuaca ekstrem yang berlangsung hampir dua pekan juga membuat terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Kabupaten Bengkalis. Karhutla terjadi di Kecamatan Rupat, api sudah membakar lahan sekitar 2 hektare. Hingga Minggu 25 Juli 2021 kemarin, petugas gabungan masih berjibaku memadamkan api. ‘’Kebakaran terjadi di sekitaran Jalan Simpang Maintam Kampung Jawa, Kelurahan Batu Panjang, Kecamatan Rupat Selatan. Lahan yang terbakar merupakan semak belukar dengan kondisi tanah gambut yang cukup dalam,’’ kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bengkalis Tajul Mudarris.
Saat ini kondisi cuaca di lokasi kebakaran memang cerah berawan dan sudah dua hektare diperkirakan lahan yang terbakar. Saat ini personel gabungan terdiri dari tim BPBD Kecamatan Rupat, TNI, Polri, Satpol PP dan tim regu pemadaman perusahaan PT SRL serta Masyarakat Peduli Api (MPA) setempat, terlibat melakukan pemadaman. Jumlah tim gabangan mencapai 52 orang.
Informasi petugas di lapangan menyebutkan, api muncul sejak Sabtu (24/7/2021) sore sekitar pukul 18.23 WIB. Pertama kali kebakaran dilaporkan oleh MPA setempat kepada petugas karhutla kecamatan dan pihak kecamatan langsung berkordinasi dengan BPPD Bengkalis untuk melakukan pemadaman. "Sejauh ini penyebab kebakaran lahan tersebut belum diketahui dan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Mudah-mudahan tidak merampat terlalu luas dan tim gabungan masih upaya melakukan pemadaman, namun karena cuaca dan angin saat ini agak kecang, sehingga titik apinya semakin membesar," ujarnya
Sementara Gubernur Syamsuar telah meminta penegak hukum dan Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau untuk menangkap oknum pembakaran lahan di wilayah Riau, karena aksi itu diduga disengaja untuk membuka lahan perkebunan. Dia memastikan membakar lahan dan hutan melanggar hukum dan bisa diancam dengan pidana penjara.
Syamsuar berharap masyarakat yang akan bercocok tanam atau berkebun hendaknya membuka lahan baru sesuai prosedur atau tidak mengambil jalan pintas dengan cara membakar semak belukar hingga akhirnya berdampak luas. "Harapan kami kepada masyarakat, jika membuka lahan harus sesuai prosedur. Bagaimanapun juga kalau tidak sesuai prosedur, maka akan ditangani oleh penegak hukum," kata Syamsuar pada media, Senin ini.
Dia menjelaskan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Riau ini, sebagian besar dilakukan orang yang akan membuka lahan baik itu untuk perkebunan maupun pertanian. Aparat kepolisian saat ini juga akan menindak tegas siapa saja pembakar lahan, baik warga masyarakat maupun korporasi. "Kami mohon bantuan penegak hukum, sehingga tahu siapa oknum yang membuka lahan dengan cara membakar. Kalau tertangkap sanksinya tentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku," katanya. (*)
Tags : Cuaca Ekstrem, Kebakaran Hutan dan Lahan, Karhutla di Riau, Gubernur Syamsuar Minta Pembakar Lahan Ditangkap,