"Sejumlah daerah di Indonesia sudahpun menghadapi 'panas ekstrem' dalam puncak fenomena El Nino pada Agustus-Oktober 2023 ini"
adan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG] menyebutkan, daerah-daerah yang terkena panas ekstrem itu, antara lain; Sumatra bagian tengah hingga Selatan, Riau bagian Selatan, Jambi, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
Di tengah hujan maupun panas, Saukani, harus bekerja berladang dan bertani disawah miliknya di Kampar.
Pekerjaan itu sungguh berat bagi pria berusia 50-an tahun seperti dialami Saukani, karena membutuhkan fisik yang kuat.
Tetapi tahun ini, cuaca panas memperburuk keadaan. Suhu di Kampar mencapai 35,0 derajat Celsius pada bulan Agustus ini, yang merupakan rekor tertinggi.
Namun Saukani, yang tinggal bersama istri dan empat anaknya itu, mengatakan dirinya tidak punya pilihan lain.
“Saya tetap harus bekerja karena kami miskin,” katanya.
Saukani bekerja selama delapan jam setiap hari di sawahnya, sebuah kawasan Desa Sipungguk, Kecamatan Bangkinang, Kampar, Riau.
Untuk masuk ke area tersebut saja, dia harus mengenakan jaket, semacam seragam yang melapisi kemejanya, dan itu membuatnya semakin merasa gerah.
Cuaca panas yang melanda daerah itu diperburuk oleh sungai-sungai mulai mengalami kekeringan, sehingga pemadaman listrik sering terjadi.
Desa Sipungguk baru saja menggelar panen padi dihadiri langsung Gubernur Riau Drs Syamsuar,M.Si, Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol MM [masa bertugas] melakukan panen raya padi Kelompok Tani (Poktan) Boncah Piliang, Selasa 10 Januari 2023 lalu.
Tetapi banyak daerah di Riau mencatat rekor suhu terpanas.
Sebagaimana disebutkan Aktivis lingkungan hidup Yayasan Sahabat Alam Rimba (Salamba) mengingatkan masayarakat terkait adanya krisis air bersih di Indonesia.
"Aktivis SALAMBA masih menyoroti pertumbuhan industri di Indonesia."
"Kerusakan alam, habitat dan keanekaragaman hayati akibat ulah manusia adalah pemicu ancaman krisis air dan bencana kekeringan berkepanjangan," kata Ir Ganda Mora M.Si, Pendiri Yayasan Sahabat Alam Rimba (Salamba), Kamis (10/8/2023).
Menurut dia, meski Indonesia merupakan negara tropis, bukan berarti terbebas dari ancaman bencana alam kekeringan.
Kelangkaan air bersih disebabkan oleh kerusakan alam akibat aktivitas manusia yang menyebabkan krisis air bersih.
Ia mengungkapkan fakta bahwa krisis air tak akan mungkin dihindarkan dan pasti terjadi di sejumlah wilayah tak terkecuali di Riau.
Menurutnya, faktor penyebab diantaranya adalah faktor pertumbuhan industri dan pertambangan.
Adanya peningkatan aktivitas industri yang menggunakan air tanah dan sumber air lainnya juga membuat ancaman serius krisis air.
"Sebab, Industri pun menghasilkan limbah dan sampah yang mencemarkan sumber-sumber air," jelas dia.
"Termasuk aktivitas pertambangan yang tidak terkontrol, semisal galian batu, penebangan pohon dan material lainnya adalah ancaman krisis ketersediaan air tanah," sebutnya.
Bulan memanas
Para ilmuwan juga mengatakan bahwa Juli “hampir pasti” akan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat.
Negara-negara di dunia telah berjanji akan menjaga tingkat pemanasan global tidak lebih dari 1,5C –batas yang dianggap sebagai ambang batas untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim dengan mengurangi emisi bahan bakar fosil.
Para ilmuwan mengatakan ada kemungkinan ambang batas itu akan terlampaui dalam empat tahun ke depan.
Suhu rata-rata Bumi saat ini berkisar 1,1 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan era pra-industri. Namun yang mengkhawatirkan, peningkatan suhu itu bahkan lebih tinggi di Asia pada tahun ini.
Sebuah laporan baru-baru ini, yang disusun oleh puluhan pakar iklim, menemuan bahwa suhu pada awal tahun ini naik 2 derajat Celsius di banyak wilayah Asia, yang dihuni oleh lebih dari 4,5 miliar orang.
Dampak panas ekstrem paa tahun ini juga telah dirasakan di negara-negara di seluruh benua.
Setidaknya 23 orang tewas akibat cuaca panas di Korea Selatan sejak Mei hingga Agustus, melebihi tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Suhu di beberapa wilayah telah meningkat hingga 35 derajat Celsius. Sementara sebagian daerah lain mengalami hujan lebat.
Gelombang panas juga dapat melelehkan jalan, merusak infrastruktur, dan memicu kebakaran hutan. Beberapa aktivis menyebut gelombang panas sebagai bencana tersembunyi karena fatalitasnya sering kali tidak langsung terlihat.
Gelombang panas juga bisa memicu kondisi yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes yang dapat memburuk karena kemungkinan dehidrasi saat panas.
Suhu Panas Ekstrem di Indonesia
Panas yang ekstrim juga membuat jantung bekerja lebih keras. Kenaikan suhu inti tubuh setengah derajat saja dapat meningkatkan detak jantung hingga 10 detak per menit.
Sengatan panas dapat terjadi ketika suhu inti tubuh naik dan bertahan di atas 40 derajat Celsius.
Kondisi itu dapat menyebabkan kegagalan organ, serangan jantung, hingga kematian jika tidak ditangani segera.
"Panas meningkatkan kelembaban di udara dan “keringat di kulit tidak bisa menguap begitu saja [dan menghilangkan panas] dalam kelembapan."
“Jadi berbahaya ketika tubuh kehilangan kemampuan alaminya untuk mendinginkan diri.”
Para ahli juga menilai, temperatur bola basah 35 derajat Celsius, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai ukuran panas ditambah kelembapan adalah “batas absolut” yang dapat ditoleransi oleh manusia.
Seperti disebutkan, seorang buruh konstruksi di Pekanbaru, Heru [26], mengatakan bahwa tempat berteduh dan titik air harus dipasang di tempat dia bekerja saat ini.
"Suhu panas di beberapa area di kota ini, yang biasanya humid sepanjang tahun, bisa mencapai 35 derajat Celsius sejak pada Mei, menyamai rekor yang tercatat empat dekade lalu.
Suhu bola basah dipantau di lokasinya bekerja, dan para pakerja diminta beristirahat ketika suhunya terlalu tinggi.
Namun, Heru mengaku yang bekerja hampir 10 jam setiap hari dalam seminggu, mengatakan bahwa orang-orang selalu “basah karena berkeringat”.
Tetapi di sebutkan Prof Dr Ir Aras Mulyadi DAE dikontak polselnya diminta pendapatnya tentang gelombang panas ini mengatakan dalam beberapa dekade mendatang, populasi di Asia diperkirakan berlipat ganda, dengan pertumbuhan terjadi di kota-kota.
“Bukan cuma akan ada lebih banyak konstruksi yang dikerjakan, tetapi itu juga akan dilakukan dalam kondisi yang lebih panas, jadi kita perlu mengurangi risikonya bagi orang-orang yang rentan,” kata mantan Rektor Universitas Riau [UNRI] itu.
Menurutnya, pengurangan emisi penting untuk mencegah dunia dari pemanasan lebih lanjut, Profesor Aras Mulyadi mengatakan bahwa negara-negara perlu beradaptasi dengan gelombang panas, yang intensitas dan frekuensinya akan meningkat.
Menghadapi gelombang panas
Di Riau misalnya, infrastruktur yang ada dapat melindungi orang-orang dari panas, seperti AC yang tersedia di mal dan pemukiman.
Riau juga berencana membangun lebih banyak ruang hijau, jalan setapak yang teduh, dan mengubah desain bangunan untuk menawarkan lebih banyak tempat berteduh.
Namun, pada daerah-daerah yang tersebar di 12 kabupaten/kota di kawasan yang banyak ditumbuhi kebun sawit ini tidak bisa menerapkan hal serupa. Bahkan ketika ada rencana mengatasi panas, mereka biasanya kekurangan dana.
Di Kota Pekanbaru, misalnya, memiliki sistem peringatan dini untuk gelombang panas, meminta orang mencari tempat berlindung atau mengenakan pakaian berwarna terang, kata Lelo Ali Ritonga, pemerhati sosial.
Fakta-fakta suhu panas ekstrem
"Tapi tidak semua orang bisa melakukan itu, seperti tunawisma, penyandang disabilitas, atau orang tua. Rencananya juga perlu disesuaikan dengan kelompok rentan ini," katanya.
“Itupun dengan asumsi orang-orang benar-benar menerapkan apa yang disarankan. Ini lebih seperti rekomendasi umum ketimbang instruksi khusus.”
"Taman-taman umum juga dibuka sepanjang hari agar pedagang kaki lima dan pekerja konstruksi punya tempat berteduh. Di kota ini telah mencoba mereplikasi rencana ini," kata Lelo.
Namun para aktivis mengatakan semestinya ada lebih banyak upaya yang dilakukan untuk masyarakat rentan, karena mereka sering kali tidak memiliki sarana perlindungan dan akses ke infrastruktur untuk menghadapi gelombang panas.
Kota Pekanbaru menghangat sejak dua pekan terakhir, data pemerintah juga menunjukkan bahwa suhu rata-rata meningkat setiap tahun.
Menurut Heru, pekerjaannya yang dilakukan di luar ruangan terasa kian sulit dalam beberapa tahun terakhir akibat suhu panas yang semakin parah.
Namun dia tidak bisa berhenti bekerja begitu saja. Mengurangi pendapatan yang berharga bagi keluarganya bukanlah suatu pilihan.
“Tidak ada jalan keluar. Saya harus bekerja,” katanya.
Bagaimana di Riau?
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan sejumlah daerah akan menghadapi panas ekstrem dalam puncak fenomena El Nino pada Agustus-Oktober 2023.
Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan daerah yang dimaksud antara lain Sumatra bagian tengah hingga Selatan, Riau bagian Selatan, Jambi, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
Menurut Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, daerah-daerah itu akan mengalami hujan yang sangat kecil sehingga akan menyebabkan kekeringan.
Dia juga telah mengingatkan Kementerian Pertanian untuk memitigasinya, terutama di wilayah yang memiliki banyak lahan pertanian.
“Jawa Barat ini banyak sawah, kalau mereka terkena dampak El Nino yang cukup parah, maka harus melakukan langkah siaga, seperti mengelola air hujan, atau memanen air hujan seperti di Sulawesi Tengah," tuturnya.
Kembali disebutkan Aktivis lingkungan hidup Yayasan Sahabat Alam Rimba (Salamba) Ganda Mora, mengingatkan masayarakat terkait adanya krisis air bersih akibat gelombang panas ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.
Ia mengatakan, faktor pertumbuhan populasi yang erat kaitannya dengan kebutuhan air bersih, serta faktor pertumbuhan sentra komersial yang pesat menjadi ancaman serius terhadap ketersediaan air bersih.
"Karena itu, penggunaan air pun cenderung berlebihan, ditambah lagi kecenderungan terjadi polusi air akibat limbah dan sampah."
"Masyarakat yang kurang peduli dengan sumber daya alam dan air, perilaku penggunaan air secara berlebihan bisa menyebabkan kelangkaan air yang berujung krisis air bersih. Ini bukan tugas pemerintah semata, tapi secara bersama-sama masyarakat sadar untuk mencegah musibah dan dampaknya," papar dia.
Efeknya, lanjut dia, sudah dirasakan oleh masyarakat, namun tidak sedikit yang abai dan lalai.
Ia mengingatkan, jika tidak siap dimulai dari sekarang untuk menghadapinya maka akan jadi musibah dan permasalahan serius.
Permasalahan lain tentunya mengingat, hutan lestari sebagai sumber tata kelola air sudah hampir punah, dengan berganti dengan perkebunan kelapa sawit, sehingga kekayaaan hayati yang terdapat dalam hutan lestari sudah menuju punah.
"Hutan sebagai tata kelola air sudah minim. Maka kedepan sumber air bersih akan sulit memenuhi kebutuhan air minum," sebutnya.
"Kita lihat saja sungai sungai yang ada di Riau sudah tidak ada yang layak minum. Ini akibat tidak ada lagi hutan di sekitar Daerah Aliran Sungai ( DAS), sungguh keadaan ini memprihatinkan," sambungnya.
Sebagian besar mengkampayekan bahwa sawit sebagai sumber ekonomi paling dominan. Namun lupa akan kelestarian alam dan keseimbangan O2, "sehingga kedepannya kita tidak menemukan lagi sumber air bersih yang berasal dari hutan dan sungai," kata dia.
"Krisis air bersih ini akan segera terjadi sebab disisi lain deforestasi hutan seakan tak terbendung," tekannya.
Oleh sebab itu, papar dia, merupakan buah tangan dari perbuatan manusia yang lalai berterima kasih terhadap anugerah yang selama ini mereka nikmati di Bumi yang mereka pijak dan oksigen yang mereka hirup setiap hela nafas.
Gelombang Panas
"Yang menanggung dosa adalah mereka sendiri karena tidak menjaga kelestarian lingkungan hidup, tak terkecuali mereka yang sedang mengemban amanat alias pemangku jabatan. Jadi saya bangunkan mereka supaya segera bersiap diri menghadapi kekeringan dan fenomena cuaca saat ini dan mendatang," beber dia.
Selain itu, Ganda mora menyebutkan sektor pertanian dan perkebunan juga tak luput terancam kekeringan dan hama.
Kerusakan lingkungan, paparnya, memicu sumber penyakit yang akan menyerang manusia terutama anak-anak dan balita.
"Oleh karenanya, momentum Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia diperingati tiap pada 21 Mei Tahun 2023 kemarin itu dapat dijadikan sebagai pemantik bagi setiap individu supaya lebih fokus menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati dan habitatnya," jelasnya. (*)
Tags : indonesia terpapar gelombang panas ekstrem, suhu panas meningkat, riau dilanda suhu panas, perubahan iklim, bencana alam, lingkungan, sorotan, riaupagi.com,