Artikel   19-04-2025 20:51 WIB

'Dans Cafe' Paling Ramah Lingkungan, KNPI Riau: 'yang Miliki Konsep Hijau, Lebih Sehat Juga Cocok Dijadikan Tempat Tongkrongan'

'Dans Cafe' Paling Ramah Lingkungan, KNPI Riau: 'yang Miliki Konsep Hijau, Lebih Sehat Juga Cocok Dijadikan Tempat Tongkrongan'
Dans Cafe yang ramah lingkungan memiliki konsep hijau.

DANS CAFE memiliki konsep hijau yang lebih sehat dan paling ramah lingkungan, cocok untuk nongkrong yang merupakan salah satu hal disukai banyak orang, terutama kaum muda. 

"Di era yang serba maju ini, remaja masa kini nongkrong dianggap sebagai ajang berkumpul, bermain, bahkan healing untuk melepas penat bersama teman atau orang-orang terdekat," kata Larshen Yunus, Ketua DPD I KNPI Riau yang mengaku baru saja mengunjungi cafe itu.  

Dans Cafe, kata Larshen, merupakan salah satu tempat yang cocok buat nongkrong, "saat ini, kafe tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk mengerjakan tugas bagi siswa/mahasiswa saja, tetapi juga bisa menjadi tempat rapat bagi para pekerja kantoran."

Tetapi Larshen juga melihat, pesatnya pertumbuhan kafe menyebabkan pendapatan di sektor usaha bidang kuliner, khususnya kafe, menjadi meningkat pesat.

"Tak heran jika pebisnis di bidang kuliner banyak yang memulai usahanya dengan mendirikan kafe," kata dia. 

Menurutnya, persaingan yang ketat ini membuat para owner kafe kian giat bersaing dalam mendirikan kafe.

Berbagai inovasi dan ide konsep harus pula dituangkan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan seunik mungkin sehingga menarik perhatian pengunjung.

Larshen  melihat, maraknya keberadaan kafe dengan berbagai konsep, banyak kafe yang mengangkat konsep alam dengan tanaman hijau sebagai elemen utamanya.

"Seperti Dans Cafe ini yang unik dan memerhatikan ramah lingkungan, hingga memberikan banyak dampak positif," sebutnya. 

Menurutnya, konsep arsitektur hijau (diterapkan di cafe) sangat tepat karena konsep ini memberi solusi terhadap permasalahan iklim lingkungan melalui pendekatan sains bangunan.

"Tidak hanya untuk mengurangi dampak negatif yang merugikan alam tetapi juga tetap memperhatikan kenyamanan sehingga bisa menarik atensi masyarakat."  

"Banyak aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang pembangunan kafe dengan penerapan arsitektur hijau, seperti posisi bangunan, ketinggian bangunan, fitur bangunan, dan lain sebagainya," kata dia. 

Penerapan arsitektur hijau pada bangunan kafe, kata dia, tentu tidak merugikan manusia dan lingkungan disekitarnya.

Hanya saja cara menerapkan konsep arsitektur hijau dengan baik tanpa melupakan pentingnya nilai seni atau estetika pada kafe itu sendiri tentu penting.

"Kafe-kafe baru yang ada di lingkungan kita pastinya unik-unik dan punya ciri khas masing-masing. Seperti milik teman saya ini (Dans Cafe) bisa dibuat berbau-bau 80-an, 90-an, bertema dunia sketsa, ataupun yang modern," kata dia.

"Tetapi yang jelas semuanya itu memberikan rasa nyaman dan vibe yang berbeda-beda, ada juga desain kafe dengan tema dan keunikan masing-masing tentunya desainnya menggunakan konsep arsitektur hijau," ujarnya. 

Jadi konsep arsitektur yang alami atau ramah lingkungan mulai marak dalam dekade ini.

Apa sebenarnya arsitektur hijau itu?

Larshen Yunus sedikit menerangkan, bahwa arsitektur hijau memiliki artian yang sangat luas karena juga memiliki banyak cabang atau faktor sebagai pendorongnya. 

Secara singkat, sebutnya lagi, arsitektur hijau adalah salah satu cara atau metode perancangan ulang struktur bangunan dengan tujuan bangunan tersebut memiliki dapat dan yang sangat minimal bagi lingkungan. 

"Nah, arsitektur hijau juga menjadi start awal para arsitek mengusahakan sustainability atau keberlanjutan. Isu tersebut sebenarnya sudah menjadi masalah yang cukup lama semenjak ketamakan manusia sehingga mengeksploitasi alam demi memenuhi kebutuhannya," jelasnya.

Jadi Larshen melihat, keberagaman kafe bisa dibentuk dengan luas ruangan, ruangan yang digunakan terbuka atau tertutup, dan lainnya.

"Bagi wilayah beriklim tropis, pasti tidak akan percaya atau sulit membayangkan bila di masa mendatang, berbagai bangunan tidak lagi memanfaatkan Air Conditioner (AC) sebagai pendingin ruangan."

"Sedangkan, banyak dari kita yang mengunjungi kafe cuma buat ngadem. Biasanya, kalau gerah sedikit, kegiatan seperti hangout, meeting, bahkan nugas nggak bakal bertahan lama. Maka dari itu, dengan konsep arsitektur hijau ini, kita diajak untuk move on dari AC," kata dia.

Tetapi Larshen  balik menjelaskan, kafe yang dirancang tidak harus outdoor, bisa saja indoor. Artinya, sirkulasi bisa saja dibuat mengalir secara alami.

Untuk itu, menurutnya penting memperhatikan peletakan jendela sebagai ventilasi, membuat pertukaran udara harus sering terjadi karena tanpa disadari, banyak "udara kotor" yang dihasilkan dari tubuh kita sendiri saat berada di dalam ruangan.

Jadi Larshen memperkirakan sirkulasi alami yang dihasilkan oleh peletakan ventilasi yang baik, menjadi salah satu tolak ukur bangunan dengan konsep arsitektur hijau pada sistemnya yaitu sistem Greenship.

"Mungkin begitu," tutupnya. (*)

Tags : dans cafe, cafe ramah lingkungan, pekanbaru, cafe berkonsep hijau, cafe lebih sehat, cafe tempat tongkrongan anak muda,